Jakarta, Tvontha Re Werearn Center Center berjudul “Pembaruan Akuntansi: Indonesia terkait dengan Indonesia dalam bencana bencana dan bencana asuransi.
Selain itu, seminar web juga mengungkapkan beberapa ahli di bidangnya.
Percakapan di web membahas bagaimana perubahan iklim mampu mengembangkan bencana, efek perubahan iklim dan meningkatkan risiko bencana alam dalam industri asuransi,
Diskusi kemudian membahas rencana operasi antara industri asuransi, pemerintah dan struktur terkait lainnya dalam mengurangi risiko bencana dan mempercepat bencana untuk mengatasi bencana tersebut.
Direktur Indonesia Indonesia, Delil Khairat mengatakan bahwa perubahan iklim memiliki dampak besar pada risiko yang rentan.
“Industri asuransi perlu bekerja sama untuk organisasi pendidikan dan organisasi penelitian untuk memahami dan mengembangkan solusi lingkungan yang paling besar dan berlaku untuk risiko perubahan iklim,” tunai pada hari Sabtu (1/3).
Kepala Perlindungan Pertanian untuk Universitas Regomguntulu (IPB), seorang profesor. Saharjo Hero mengatakan dampak perubahan iklim dan kebakaran terjadi di berbagai negara.
Hambatan kontrol kebakaran terjadi karena aktivitas ilegal, seperti pembersihan dan pembersihan ilegal.
“Inovasi tanah yang membara sulit karena kurangnya peraturan dan anggaran yang terbatas. Banyak hukum yang saling bertentangan;” Katanya.
Badan Penelitian & Inovasi Nasional (Brin), kata Wetolo Estingtas, terutama El Nino Nola Niño, akan mengancam keamanan pertanian di Indonesia.
Salah satu proposal penyebaran pertanian dari asuransi pertanian sebagai sarana pertanian untuk tanaman karena kegagalan cuaca terburuk.
“Asuransi investasi pertanian telah dimulai pada tahun 1982 dan telah ditetapkan hingga saat ini. Asuransi pertanian padi didanai oleh pemerintah oleh pemerintah di mana pemerintah telah dioperasikan oleh 20 % oleh petani,” kata proyek itu.
Ketika dihadapkan dengan risiko perubahan iklim, bidang asuransi perlu terus meningkatkan produk dan layanan baru.