disinfecting2u.com – Kementerian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mendukung layanan perbankan syariah untuk menjembatani kesenjangan pembiayaan bagi perusahaan asing dengan memberikan kemudahan akses pembiayaan dan pemasaran dari atas ke bawah.
Wakil Menteri (Wamen) UMKM Helvi Moraza saat menghadiri acara peluncuran Bank PT Syariah Indonesia (Persero) Tbk atau BSI Talenta Entrepreneur 2024 di Gedung Smesco, Jakarta, Selasa (10/12), mengatakan struktur kebutuhan finansial UMKM menunjukkan bahwa akses terhadap pembiayaan yang cukup rendah, merupakan faktor penting yang dapat menentukan keberhasilan dan keberlanjutan usaha mereka.
Berdasarkan hasil riset EY Parthenon, total kebutuhan pembiayaan UMKM pada tahun 2026 diperkirakan mencapai Rp 4.300 triliun dengan kapasitas pasokan saat ini sebesar Rp 1.900 triliun.
Artinya, terdapat selisih sebesar Rp2,4 triliun dari total kebutuhan keuangan sektor UMKM. – Potensi pembiayaan kewirausahaan di Indonesia masih sangat besar, khususnya pada perbankan syariah, ujarnya.
Helvi menegaskan, penting untuk menyadari bahwa UMKM menghadapi beberapa tantangan dalam memperoleh pembiayaan. Salah satu tantangan utama adalah kesenjangan pengetahuan mengenai produk pembiayaan yang tersedia.
Selain itu, kurangnya literasi pelaporan keuangan menjadi kendala utama bagi UMKM dalam mengajukan pendanaan.
“Tanpa laporan keuangan yang baik dan terstruktur, sangat sulit bagi UMKM untuk meyakinkan lembaga keuangan bahwa mereka layak mencari pembiayaan,” ujarnya.
Untuk itu, Wamen Helvi mengucapkan terima kasih kepada program Bakat Wirausaha BSI 2024 yang telah mengambil peran strategis. Menurutnya, program ini tidak hanya memberikan kesempatan berkompetisi, namun juga membimbing, melatih dan mendukung para wirausaha muda agar bisa naik peringkat dan berdaya saing global.
“Apa yang dilakukan BSI sejalan dengan apa yang dilakukan Kementerian UMKM. Kami juga telah meluncurkan program Entrepreneur Financial Fiesta (EFF),” ujarnya.
Program EFF dirancang sebagai platform pendanaan kewirausahaan dan ekosistem startup, yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan bisnis kewirausahaan dengan menghubungkan mereka yang telah menerima bantuan teknis dengan lembaga keuangan di tingkat nasional dan internasional.
Selain itu, kata Helvi, Kementerian UMKM juga siap membuat klaster UMKM atau sejenis Holding UMKM yang memiliki informasi bisnis dan keunggulan masing-masing UMKM.
“Program menggandeng UMKM ini akan menggandeng salah satu UMKM terbaik untuk bertanggung jawab terhadap UMKM lain yang berada di bawahnya, hingga mampu mengatasi permasalahan keamanan yang selama ini menghambat akses pembiayaan,” tuturnya.
Sebab hingga saat ini perbankan masih kesulitan memberikan pinjaman tanpa mempertimbangkan agunan. “Jadi kami terus mengevaluasi rencana ini,” ujarnya.
Bersama BSI, kata Helvi, pemerintah sangat mengapresiasi program ini. Semangat kolaboratif seperti inilah yang diperlukan untuk menciptakan ekosistem kewirausahaan yang kuat.
Ia pun mengajak seluruh peserta untuk memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya. “Jadilah inovator yang tidak hanya mengejar keuntungan, namun juga memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan,” kata Helvi.
Seiring dengan itu, kata Dirjen BSI Hery Gunardi, sejak didirikan pada tahun 2022, BSI Entrepreneurial Talent telah melibatkan ribuan wirausaha muda yang kini sedang mengembangkan diri.
“Tahun ini target peserta lebih dari 8.500 orang menunjukkan semangat dan peluang besar yang ingin diraih oleh generasi muda kita,” ujarnya.
Hery mengatakan, saat ini terdapat 65 juta UMKM. Jumlah tersebut, ditegaskannya, berpotensi meningkatkan hubungan dagang Indonesia. Indonesia menargetkan menjadi negara maju pada tahun 2045, salah satu syaratnya adalah memiliki tingkat kewirausahaan minimal 4 persen.
“Dibandingkan Singapura, Amerika Serikat, dan Jepang, tingkat kewirausahaan Indonesia hanya mencapai 3,7 persen. “Untuk mendukung hal tersebut, BSI mendukung pencapaian tujuan kewirausahaan melalui program pengembangan UMKM melalui Talenta Wirausaha BSI,” kata Hery (chm).