JAKARTA, TVOnews.com – Ketua Polis Soluk Selatan, AKBP Erif Mukti, kini dalam cahaya penglibatannya dalam amalan lombong haram di rantau ini.
Tuduhan ini pertama kali dipegang oleh lingkungan Wahhana (Wali) Somatra West (Guardian) dalam debat publik yang diselenggarakan oleh jurnalis Asosiasi Lingkungan Indonesia (SIJ) pada hari Rabu (4/12/2024), seperti dilaporkan oleh Surasomber. – Pada hari Jumaat (6/12/2024).
Menurut Wangki Proto, direktur eksekutif Somatarawala Barat, Kapillers diduga menerima Rp600 juta dana dari beberapa tambang ilegal dan beberapa tambang ilegal yang terkait dengan tambang tanah tradisional dari beberapa tambang darat dari tanah
“Kami menerima maklumat ini dari analisis kes polis menembak di selatan Soluk,” kata Wangky.
Wank juga mengungkapkan fakta yang mengejutkan bahwa situs penggalian, yang merupakan latar belakang insiden penembakan polisi, diduga dimiliki oleh seorang polisi yang bertugas di kantor polisi Soluk Selatan.
“Lombong ini dimiliki oleh polis dan telah disokong, dan dana itu didakwa datang kepada ketua polis,” katanya.
Ini terjadi setelah kematian AKP Elil, Kasat menyelamatkan polisi Soluk Selatan, yang ditembak oleh kepala temannya, Opsap Daduang Alexander.
Insiden itu diduga terkait dengan perselisihan penambangan ilegal.
Wank menegaskan bahwa itu harus menjadi momen penting untuk membersihkan agen polisi secara ilegal.
Dia berkata, “Kami mendesak Kepala Polisi untuk turun ke selatan Soluk, tidak hanya di Soluk Selatan, tetapi juga di daerah lain, seperti Sijanging, Dharma, dan di Pasmun, yang didakwa dengan ilegal, diduga ilegal.
Menanggapi tuduhan tersebut, Komisaris Senior Pohwi Selstian, kepala hubungan masyarakat distrik Somatra Barat, mengatakan partainya sedang menyelidiki kasus tersebut.
Pada hari Kamis (12/5/2024), DWI secara singkat mengatakan melalui pesan WhatsApp. (O G)