Sleman, disinfecting2u.com – Beredar video kejadian banjir di Kali Gendol, Cangkringan, Kabupaten Sleman, Kamis (5/12/2024).
Banjir dipicu hujan deras di puncak Gunung Merapi sejak siang tadi. Anda dapat melihat aliran sungai yang deras dari atas sungai. Alhasil, video tersebut menjadi viral setelah diunggah oleh akun Instagram @merapi_uncover.
Hujan di puncak Merapi tanggal 5 Desember 2024 sejak siang tadi menyebabkan banjir di Sungai Gendol, Kangkrigan, Salman (sungai yang berasal dari Merapi). Waspada bagi yang masih berada di bantaran sungai, tulis akun tersebut. .
Sontak, postingan video tersebut mendapat tanggapan dari warganet. Hingga pukul 17:13 WIB, postingan tersebut telah mendapat 13,7 ribu suka, 175 komentar, dan telah dibagikan sebanyak 265 kali. Warganet berkomentar, kejadian tersebut menjadi berkah bagi para penambang dan warga sekitar.
“Semoga sukses warga sekitar ya Masyaallah,” tulis akun @serafina_boutiqe.
Otomatis penambang pasir senang, pasirnya berkualitas tinggi, tulis akun @zaizai362.
Namun, ada juga warganet yang merasa prihatin dengan kejadian tersebut dan meminta sang videografer mundur.
“My…tolong suruh juru kamera menjauh dari tebing, takutnya ada daratan dan semoga yang di pinggir dan kita semua mendapat keselamatan dan keamanan, Amin,” tulis akun @ anik_najz_amansah_83.
Sementara itu, Direktur Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Makwan mengatakan hujan deras melanda puncak Gunung Merapi sekitar pukul 12.20 WIB. Intensitasnya sekitar 45 milimeter/jam. Namun kondisinya diklaim masih aman.
Sementara debit air di sana seharusnya mulai berkurang seiring dengan berkurangnya intensitas hujan.
“Jadi jangan dibayangkan kalau hujan seperti di Sukabumi, Siangjur lain. Itu di pegunungan dan kebetulan alur sungai Gendal sangat dalam. Kalau hujan hanya di daerah aman, yang penting pertambangan, baik Manual maupun dengan alat berat sudah hilang,” kata Makwan.
Dikatakannya, daya tampung Bendungan Sungai Gendol cukup besar. Sementara itu, arus air dengan pasir baru bergerak mengisi lubang-lubang bekas tambang. Dengan demikian, kemungkinan terjadinya luapan air di pemukiman warga sangat kecil.
Kapasitas Bendungan Sungai Gendol masih cukup besar, intinya tidak berbahaya. Memang ada alirannya, tapi tidak berbahaya karena masih kecil. Karena materialnya belum banyak, katanya.
Namun perlu diwaspadai, misalnya durasi hujan yang cukup lama. Lalu, jika intensitasnya tinggi, ada kemungkinan aliran air meluap hingga ke perlintasan bendungan yang berfungsi sebagai perlintasan komunal.
“Bendungan ini berfungsi ganda sebagai penahan banjir lahar sekaligus penyeberangan. Kalau ketinggian air mengalir di perlintasan itu, tunggu sampai surut. Namun, kawasan pemukiman masih sangat aman,” kata McEwan.
BPBD mencatat, terdapat 36 sistem peringatan dini (EWS) yang dipasang di kawasan Gunung Merapi untuk memberikan sinyal adanya aliran lahar dan awan panas.
“Semuanya aktif dan kami belum mendengarnya karena belum berbahaya,” ujarnya. (scp/buz)