Utang Segera Jatuh Tempo! Emiten Prajogo Pangestu Bakal Bayar Obligasi Rp750 Miliar?  Ini kata Pefindo

Jakarta, disinfecting2u.com – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) baru-baru ini mengumumkan bahwa PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) milik raja bisnis Prajogo Pangestu, berencana melunasi utang sebesar Rp 750 miliar yang akan meningkat dalam waktu dekat.

Pembayaran skala penuh ini menggunakan dana internal perusahaan, yang menunjukkan kekuatan TPIA dalam lingkungan ekonomi yang kuat.

“Kelanjutan Obligasi II Tahap III Tahun 2020 (Rp 750 miliar, peringkat idAA, jatuh tempo pada 12 Februari 2025),” tulis Pefindo dalam laporan resmi yang dikutip, Sabtu (9/11/2024).

Untuk mendukung komitmen tersebut, pada akhir kuartal ketiga tahun ini, TPIA memiliki arus kas sebesar $2,03 miliar, termasuk kas dan setara kas sebesar $1,2 miliar dan saham sebesar $830,8 juta.

TPIA merupakan perusahaan petrokimia dan infrastruktur terintegrasi yang memproduksi berbagai produk seperti olefin, poliolefin, styrene monomer, butadiene, methyl-tertiary-butyl-ether (MTBE) dan butene-1.

Perusahaan milik Prajogo Pangestu ini juga mengoperasikan pabrik naphtha cracker, styrene monomer, butadiene, MTBE dan butene-1 di Indonesia.

TPIA merupakan satu-satunya penghasil listrik di kawasan industri Siligan seluas 2.666 hektar dan memiliki infrastruktur berupa pembangkit listrik 120 MW, 5.000 liter per detik dan dua stasiun serta 72 tangki dengan kapasitas penyimpanan 130 juta liter.

Produksi TPIA tersebar di berbagai fasilitas seperti Naphtha Cracker (KTA) berkapasitas 2.138 KTA, Pabrik Polyethylene berkapasitas 736 KTA, Pabrik Styrene Monomer berkapasitas 340 KTA, Polypropylene berkapasitas 340 KTA. 590 KTA, Pabrik Butadiene berkapasitas 137 KTA, Pabrik MTBE berkapasitas 128 KTA dan Gedung Butene-1 Oil berkapasitas 43 KTA.

Perusahaan ini juga memiliki struktur kepemilikan saham yang berbeda. Per 30 September 2024, pemegang saham mayoritas TPIA adalah PT Barito Pacific Tbk sebesar 34,63% dan SCG Chemicals Co. Ltd (30,57%), PT Top Investment Indonesia (15%), Prazogo Pangestu (5,06%), Marigold Resources Pte. Ltd (3,92%), Erwin Ciputra (0,16%), dan Masyarakat (10,66%).

Upaya TPIA untuk menghidupkan kembali utang menunjukkan ketahanan finansial perusahaan dalam menghadapi tantangan dan memastikan keberlanjutan operasional.

Dengan struktur keuangan yang kuat, perusahaan memiliki ruang untuk melanjutkan pertumbuhan di sektor petrokimia dan infrastruktur dalam negeri. (rpi)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top