Ustaz Adi Hidayat: Usahakan Jangan Tinggalkan 12 Rakaat Shalat Rawatib, Ini Balasannya

Jakarta, disinfecting2u.com – Ustaz Adi Hidayat (UAH) mengingatkan agar seluruh umat Islam tidak boleh melewatkan salat 12 Rakat Ravativ.

“Sholat Ravativ ada 12 rakaat,” kata Ustaz Adi Hidiat (UAH).

“Jika mereka merawatnya terus-menerus sampai dia meninggal, biarlah dia membangun rumah di surga,” lanjutnya.

Oleh karena itu, Ustaz Adi Hidayat (UAH) betapa pentingnya shalat Rawatib (UAH) kemudian mengatakan bahwa shalat Rawatib ini merupakan amalan Sunnah yang dapat menyempurnakan shalat wajib.

“Sholat Rawat melekat pada sholat wajib dan menentukan peningkatan sholat wajib,” jelasnya.

“Mungkin wajib setelah shalat. Ada 12 hadis Nabi,” lanjut Ustaz Adi Hidiat (UAH).

Berikut rincian salat Ravativ 12 rakaat yang dimaksud Utez Adi Hidayat (UAH).

“Dua rakaat sebelum subuh, empat rakaat sebelum Zohar, dua rakaat setelah Zohar, dua rakaat setelah Maghrib, dua rakaat setelah Isya,” jelas UAH.

Namun khusus untuk Tzur, jika waktu tidak mencukupi, Ustaz Adi Hideat (UAH) mengatakan hanya boleh 2 rakaat saja.

“Jika tidak mempunyai cukup waktu, silakan lakukan Zohar dengan dua candi,” jelasnya.

Di bawah ini dalil-dalil yang menjelaskan shalat Sunah Ravativ sebelum Zohar boleh dua rakaat.

Hadits Ibnu Umar:

Saya simpan dari Nabi SAW, sepuluh rakaat sebelum dhatr dan rakaat. Perlindungan Lingkungan dan Perlindungan Lingkungan َاِ ِ فِيِهِ. Dan ada kesempatan untuk campur tangan terhadap Nabi, semoga Tuhan memberkati dia dan memberinya kedamaian. Dan fajar

Dari Nabi Muhammad SAW, menghafal sepuluh rakaat: dua rakaat sebelum Zohor, dua rakaat setelahnya, dua rakaat setelah Maghrib, dua rakaat setelah Asya dan dua rakaat. Rakaat sebelum Sholat Subuh. Dan ada saatnya saya tidak bisa bertemu dengan Nabi, Alhamdulillah. Pesha Radiyallahu Huma menceritakan kepada saya bahwa ketika muazin mengingat azan dan fajar, dia shalat dua rakaat.

Ustaz Adi Hidayat mengatakan, bagi yang rutin melaksanakan shalat Sunnah Ravativ, maka akan dibangun rumah di surga.

“Akan dibangun rumah di surga, setelah mendengar hal tersebut para wanita mengatakan hendaknya kita berusaha melaksanakan shalat sunah-revativ sebelum meninggal,” kata Ustaz Adi Hidiat (UAH).

Sholat ravativ merupakan salat sunah yang dilakukan sebelum atau sesudah salat wajib lima waktu. 

Doa Ravativ dianjurkan karena mempunyai banyak manfaat.

Salah satu keistimewaan shalat Ravativ adalah tidak ada shalat wajib dan pahalanya besar

Sholat Rawatib terbagi menjadi dua jenis atau dua kategori, yaitu Muakkadah (sangat dianjurkan) dan Ghairu Muakkadah (yang dianjurkan namun tidak begitu ditekankan).

Terkait salat Rawatib Muaqqada atau yang sangat dianjurkan, Ustaz Adi Hidaat (UAH) menjelaskannya.

2 rakaat sebelum Subuh

4 roket sebelum Tzur

2 Kamu mengejar Tzur

2 rakaat setelah Maghrib

2 Anda mengejar seorang wanita

Walaupun shalat rawatib ghairu muakkadah atau yang dianjurkan namun tidak begitu ditekankan adalah:

2 rakaat sebelum Tzur

4 kuil sebelum Asyer

2 rakaat sebelum Maghrib

2 roket sebelum shalat Yashdalil Ravativ

Ada beberapa dalil yang mendasari doa Ravativ.

Berikut beberapa Kumpulan Dalil Fiqih Mazhab Syafiyah tentang Sholat Sunnah yang dirangkum disinfecting2u.com dari website Majelis Ulama Indonesia (MUI), Bukti Sholat Rawatib Muaqada.

Dan dia berkata: وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا, وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا, وَرْكْتَيْنِ َ المْغْرِ في بيتهِ, dan وَرَكْعَتَيْنِ قبل الالصُبْحِ – disepakati.

Artinya: “Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu dan memberinya shalawat berkata: Aku hafal 10 rakaat dari Rasulullah SAW, yaitu: dua rakaat sebelum Tsur, dua rakaat setelahnya, dua rakaat setelah Maghrib di rumahnya, dua rakaat setelah Asya di rumahnya Dan dua rakaat sebelum fajar

دَلَهُ عَنْ عُقَبَةَ بْنِ عَامِرٍ: – Tiga jam adalah Rasulullah – صلى الله عليه وسلم – ينَانَا عَنْ ف ن ُسِّلی فیهنة. Matinya kita: ketika matahari terbit terang hingga terbitnya, dan ketika qa’im sore hari terbit hingga matahari terbenam hingga terbenamnya matahari.

Artinya: Dari riwayat Muslim dari Uqba Ibnu Amir: tiga kali Rasulullah melarang kita shalat dan menguburkan orang mati, yaitu: saat matahari terbit, hingga terbit, siang hingga terbenamnya matahari. di barat dan saat matahari akan terbenam.

Demikian penjelasan doa Ravati.

Semoga artikel ini bermanfaat dan disarankan untuk bertanya langsung kepada peneliti atau pendakwah agar selalu mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam.

Valhallalam Bishawab

 

(sistem)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top