Ustaz Adi Hidayat Tegur Orang yang Suka Foya-foya: Anda Terlambat, Qarun Sudah Duluan!

Jakarta, disinfecting2u.com – Ustad Adi Hidayat (UAH) menegur orang yang suka menipu dalam berceramah karena Alquran berasal dari keturunan Nabi Musa (SAW) di Alquran Israel dahulu kala. terkenal dengan kekayaannya yang luar biasa.

Dalam banyak ayat Alquran, nama Garu adalah Abadi, dimana terdapat contoh orang yang kaya raya, namun binasa karena kesombongan dan durhaka kepada Tuhan.

Ustad Adi Hidayat (UAH) mengatakan, ia memiliki Garun, ketika memiliki harta, ia menggunakannya hanya untuk kesenangan.

Kemudian Guru Adi berpesan, jika ada orang yang hanya ingin menikmati saat ini saja sudah ketinggalan karena sudah terlanjur dilakukan. 

“Orang-orang ingin ikut bersenang-senang sekarang. Sudah hilang. Sudah terlambat.” Kepemimpinan Garun,” kata perwakilan Adi Hidayat (UAH). 

Inilah firman Tuhan yang mengabadikan nama Garu, ayah Nabi Musa dari Bani Israel.

 Orang-orang itu berasal dari kaum Musa, lalu dia berkata kepada mereka, “Di manakah kunci harta karun itu?”

Artinya: Sesungguhnya Qarun berasal dari kaum Musa, namun ia menindas mereka. Kami memberinya harta, yang kuncinya berat, dan harus dibawa oleh banyak orang pemberani. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: “Jangan terlalu sombong.” Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong, Surat Qasas ayat 78

Dia berkata: “Aku tidak mengetahui bahwa Allah telah memberimu kekayaan dari Al-Qur’an sebelum diri-Nya.” Orang yang berdosa tidak akan ditanya tentang dosanya.

Terjemahan: (Qarun) berkata: “Sesungguhnya (harta) ini diberikan kepadaku hanya karena ilmuku.” Apakah dia tidak tahu bahwa Tuhan sebenarnya membinasakan generasi sebelumnya yang lebih kuat darinya dan mengumpulkan lebih banyak kekayaan? Tidak perlu bertanya kepada orang durhaka tentang dosanya, Surat Qasas ayat 79

Beliau mendatangi kaumnya dengan berdandan dan berkata: Mereka yang menginginkan kehidupan duniawi tidaklah seperti kami.

Yaitu: Kemudian (Al-Qur’an) keluar kepada umatnya dengan keagungannya. Orang-orang yang menghendaki kehidupan duniawi berkata: “Seandainya kita mempunyai harta yang diberikan kepada Garun.” Memang benar dia mempunyai kekayaan yang melimpah. Surat Qasas ayat 80

Pahala yang Allah berikan kepadamu adalah baik bagi orang yang mencari ilmu dan orang yang beriman serta beramal shaleh.

Artinya: Orang-orang yang diberi ilmu berkata: “Celakalah kamu! (Ketahuilah) Pahala Allah itu baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal shaleh. (Hanya orang-orang yang bertekunlah yang diberi pahala yang besar) Surah Al-Qasas ayat 81

Jadi kami menyebarkannya.

Artinya: Kemudian Kami kuburkan dia (Garunu) beserta rumahnya. Oleh karena itu, tidak ada penolong baginya kecuali Allah, dan dia tidak termasuk orang yang mempermasalahkan harta.

Ustad Adi Hidayat Tegur Yang Suka Bersenang-senang: Kamu Terlambat Garun Dulu! (Sumber: ANTARA)

Harta merupakan sarana ujian yang Allah Ta’ala berikan kepada hamba-hamba-Nya.

Oleh karena itu, jika mempunyai harta, jangan berbangga, karena itu adalah amanah dan ujian dari Allah.

Itu sesuai ketetapan Tuhan.

Ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu adalah ujian, 4 dan di sisi Allah ada pahala yang besar

Artinya: Ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu hanyalah ujian, dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar (Anfal, 28).

Untuk tafsir ibadah dalam Al-Qur’an surat Anfal ayat 28 merupakan peringatan Allah SWT kepada umat Islam agar mengetahui bahwa harta dan anak-anaknya adalah ujian atau ujian.

Maksudnya Allah memberikan harta dan anak kepada umat islam agar harta dan banyak anak itu bisa menjadi ujian bagi mereka apakah mereka menambah ketakwaannya kepada Allah atau tidak.

Selain itu, hendaknya Anda mensyukuri nikmat-Nya dan menunaikan hak dan kewajiban yang diberikan Tuhan.

Jika seorang muslim diberi harta oleh Allah, maka ia mensyukuri harta tersebut dan menafkahkannya sesuai dengan perintah Allah, yaitu menunaikan kewajiban yang diwajibkan Allah kepadanya.

Namun jika mereka rakus terhadap harta dan berusaha menambah hartanya dengan cara yang haram, namun tidak mau menafkahkan hartanya, berarti orang tersebut mengingkari nikmat Allah.

Dalam masyarakat, kekayaan materi dalam kehidupan manusia menjadi kebanggaan dalam kehidupan duniawi dan seringkali membuat manusia lupa bahwa itu hanyalah amanah dari Tuhan.

Banyak diantara mereka yang tertarik pada kekayaan dan melupakan kewajiban yang harus dilaksanakan.

Inilah kisah Garu, saudara Hazrat Musa yang diuji oleh Allah dengan harta yang banyak, namun ia menunjukkan kesombongan.

Tuhan melindungimu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top