Ustaz Adi Hidayat Tegur Keras Anak-anak yang Rebutan Warisan Orang Tua: Seperti Ahli Neraka yang Jalan di Bumi

Jakarta, disinfecting2u.com – Dalam salah satu pidatonya, Ustaz Adi Hidayat (UAH) menegur keras anak-anak yang memperjuangkan warisan orang tuanya, anak-anak yang memperjuangkan warisan orang tuanya ibarat ulama neraka yang berjalan di bumi.

“Orang yang memperebutkan warisan dan melupakan persahabatan, ibarat ulama dari neraka yang berjalan di muka bumi,” kata Ustaz Adi Hidayat (UAH) dalam video perbincangan yang ditemukan tim disinfecting2u.com.

Sebab, menurut Ustaz Adi Hidayat (UAH), anak yang memperebutkan warisan berarti berdosa pada tiga hal.

Karena dia melakukan tiga hal sekaligus, jelas Ustaz Adi Hidayat (UAH).

Orang yang memperebutkan warisan tidak menaati Allah

“Orang yang memperjuangkan warisan terlebih dahulu berarti durhaka kepada Allah SWT,” kata Ustaz Adi Hidayat (UAH).

Seseorang yang durhaka kepada Allah SWT berarti melakukan segala bentuk atau perbuatan yang melanggar perintah dan larangan-Nya. 

Maksiat mencakup segala dosa yang dilakukan seseorang, baik kecil maupun besar, yang menjauhkannya dari rahmat Allah SWT dan mendekatkannya pada murka-Nya.

Jika seseorang durhaka kepada Allah SWT maka dapat menimbulkan berbagai akibat, baik di dunia maupun di akhirat.

Hal terburuk yang bisa terjadi akibat kemaksiatan kepada Allah SWT adalah menghindari rahmat Allah.

Orang yang berbuat dosa akan mendapat hukuman di kehidupan selanjutnya.

Selain itu, orang yang maksiat juga akan jauh dari berkah.

 

Oleh karena itu, perilaku asusila sangatlah berbahaya.

Anak yang memperebutkan harta warisan berarti durhaka kepada Allah SWT

Hal kedua yang dilakukan anak saat memperebutkan warisan, kata Ustaz Adi Hidayat (UAH), adalah durhaka kepada orang tua.

“Ini pembangkangan terhadap orang tua,” kata UAH.

Dalam sambutannya, UAH sangat marah terhadap anak-anak yang memperjuangkan harta warisan orang tuanya.

“Orang tuamu meninggalkan warisan untuk memudahkan hidupmu,” lanjut UAH.

“Kalau orang tuanya masih ada, kita bisa langsung minta maaf, tapi kalau sudah tidak ada lagi, bagaimana kita bisa meminta maaf?” lanjut UAH.

Salah satu anak menuturkan, UAH sudah menyusahkan orang tuanya sejak ia masih dalam kandungan. Jadi jangan sampai orang tua anda yang lanjut usia mempunyai masalah.

“Sulit dalam kandungan, sulit melahirkan, sulit memiliki orang tua yang sudah meninggal, mau apa?” Ustaz Adi Hidayat (UAH) menegaskan.

Dalam Islam, durhaka atau durhaka kepada orang tua disebut uquq al-walidain dan merupakan dosa berat.

Dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat yang menekankan pentingnya berbakti kepada orang tua dan melarang perilaku durhaka.

Berikut beberapa pasal yang menyoroti larangan durhaka atau berbuat asusila terhadap orang tua.

Surat Al Isra Ayat 23

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ يِيَّاُ َيْنِ ٰنًاۗ اِمَّا يَبْ لُغَنَّ عِنْدَكَ Semoga Tuhan memberkati Anda dan memberi Anda ketenangan pikiran, semoga Tuhan memberkati Anda

Artinya: Tuhanmu memerintahkan kamu untuk beribadah kepada-Nya saja dan berbuat baik kepada orang tuamu. Jika salah satu atau kalian berdua adalah orang lanjut usia yang berada dalam perawatan kalian, jangan berkata “ah” kepada mereka dan jangan membentak mereka, dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada mereka berdua. (QS.Al Isra : 23)

Surat Luqman Ayat 14

Hadiah Leo

Artinya : Kami menitipkan manusia kepada orang tuanya (untuk berbuat kebaikan). Ibunya mengandung dia dalam keadaan semakin lemah dan menyapihnya dalam dua tahun) (Perjanjian Kami,) “Bersyukurlah kepadaku dan orang tuamu.” Hanya untukku kamu kembali. (Surat Al Luqman: 14)

Surat Al Ankabut Ayat 8

Dan jika Tuhan berkehendak

Artinya: Kami mempercayakan (kepada) manusia untuk (berbuat) kebaikan kepada orang tuanya. Jika mereka memaksamu untuk bergabung denganku dalam sesuatu yang tidak kamu ketahui, jangan menuruti mereka. Anda akan kembali kepada saya dan saya akan memberi tahu Anda apa yang Anda lakukan. (QS. Al Ankabut : 8)

Anak-anak yang berebut warisan menghancurkan persahabatan

Dan yang terakhir, kata Ustaz Adi Hidayat, anak yang memperebutkan warisan berarti memutuskan tali silaturahmi.

“Memutus silaturahmi,” kata Ustaz Adi Hidayat.

Dalam Islam, memutuskan tali silaturahmi atau kekeluargaan merupakan tindakan yang sangat dilarang.

Menjalin dan memelihara hubungan persaudaraan (fraternity) dalam Islam menempati tempat yang penting.

Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW sangat menasihati umat Islam untuk menjaga dan mempererat hubungan dengan keluarga, kerabat, dan seagama.

Oleh karena itu, jika terjadi perang warisan berarti semakin buruknya ikatan darah dan putusnya ikatan persahabatan akibat konflik yang terjadi.

Bahkan dalam surat Muhammad ayat 22 dan 23, Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya bahwa orang yang memutuskan tali silaturahmi akan dilaknat.

فَهَلْ عَسَيْتُمْ اِنْ تَوَلَّيْتُمْ اَنْ تُفْسِدُوْا فِى الْاَر ْضْ

Artinya: Jika Anda berkuasa, apakah Anda akan menghancurkan bumi dan memutuskan ikatan keluarga Anda? (QS. Muhammad : 22)

 

Tuhan memberkatimu, Tuhan memberkatimu وَاَعْمٰى اَبْصَارَهُمْ

Artinya : Merekalah orang-orang yang dilaknat oleh Allah SWT. Kemudian dia menutup telinga (telinganya) dan membutakan matanya. (QS. Muhammad : 23)

Sedangkan dalam hadits Bukhari Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda, siapa yang memutuskan tali silaturahmi tidak akan masuk surga.

Rasulullah SAW bersabda:

“Tidak seorang pun akan masuk surga jika memutuskan tali silaturahmi.” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)

Inilah bahayanya memperebutkan harta warisan orang tua.

Wallahu’alam bishawab

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top