disinfecting2u.com – Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Lilik Sutirso mengapresiasi Menteri Pertanian (Menton) Andi Amran Sulaiman yang mempercepat pencapaian kemandirian melalui optimalisasi lahan (OPLA) dan pemanfaatan teknologi di berbagai bidang serta penanaman padi. mekanisasi
Menurut Lilik, keberhasilan teknologi pengolahan dan pencetakan sawah merupakan indikator pelaksanaan program transisi dari pertanian tradisional ke pertanian modern yang perlu dikoordinasikan dengan berbagai program untuk mengubah mentalitas para pelaku sistem pertanian Indonesia.
“Dan semuanya harus berpedoman pada kearifan lokal dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat sehingga pemanfaatan teknologi modern di bidang pertanian tidak bisa digeneralisasikan ke semua wilayah. Artinya, faktor spesifik lokal menjadi penentu keberhasilan. pembangunan pertanian,” kata Lilik, Minggu 13 Oktober 2024.
Meski begitu, kata Lilik, program pengedaran dan pencetakan sektor beras diperkirakan akan berdampak besar terhadap kesejahteraan petani dan pendapatan masyarakat. Sementara dari sisi produksi, peredaran dan pencetakan hasil sawah juga diharapkan mampu memperkuat pangan nasional.
“Pemanfaatan teknologi dalam program pengolahan dan pencetakan beras merupakan terobosan besar di bidang pertanian kita. Dan yang terpenting harus ada dukungan kolektif untuk melaksanakan apa yang direncanakan. Impian kita adalah meningkatkan kesejahteraan petani. Akan terganggu oleh sesuatu,” tambahnya.
Diketahui, kesejahteraan petani meningkat pesat dalam 10 tahun terakhir. Pasalnya, pemerintah terus berupaya memberikan bantuan dan dukungan terhadap berbagai kebutuhan petani, seperti pupuk, benih, mesin, serta sarana dan prasarana pertanian yang banyak digunakan di seluruh Indonesia.
“Pertumbuhan NTP masih fluktuatif, naik turun. Namun kami optimis ke depan akan ada tren positif dengan adanya sirkulasi sawah dan aktivitas percetakan,” jelasnya.
Pembukaan lahan persawahan di luar Pulau Jawa merupakan suatu kebutuhan seiring dengan semakin menyusutnya lahan pertanian produktif (dalam kurun waktu 2019 – 2024, luas lahan sawah yang ada saat ini menyusut menjadi 79.607 hektar) sementara kebutuhan pangan nasional terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk Indonesia , yang semakin meningkat. Kemajuan geometris.
Untuk menyukseskan program pencetakan sawah, Kementerian Pertanian menjadikan pengalaman pemerintah sebelumnya dalam pembangunan lumbung pangan sebagai pembelajaran dan masukan untuk menyempurnakan dan menyempurnakan konsep lumbung pangan terbaru.
Sebelum melakukan rice seal, pemerintah saat ini fokus pada adaptasi lahan basah di beberapa daerah seperti Meruke, Papua Selatan dan Kapuas, Kalimantan Tengah. Jajaran TNI, pelajar, dan petani juga dilibatkan dalam kegiatan tersebut. Keberhasilan adaptasi lahan basah diharapkan dapat menjadi awal yang baik bagi pengembangan sawah baru di masa depan (chm).