Jakarta, disinfecting2u.com – Buya H. Afrijon Ponggok, salah satu tokoh perantau Minang menyayangkan sikap Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera dan Payakumbuh yang blak-blakan menolak kedatangan Ustaz Abdul Somad (UAS) dalam Safari Dakwah . atau ceramah di kerajaan Minag.
Penolakan tersebut viral di media sosial, dengan alasan UAS dianggap mendukung salah satu calon kepala daerah di Pilkada.
Menurut Buya Afrijon, dilansir dari Mimbar, Sumbar, Kamis (24/10/2024), tindakan MUI terkesan tidak masuk akal dan berlebihan.
Ia mengatakan bahwa MIA sebaiknya hanya berkomunikasi dengan UAS dan menyarankan agar pembicaraan tersebut tidak mengandung unsur politik, namun ditolak mentah-mentah.
Tanpa komunikasi terlebih dahulu, MUI Payakumbuh langsung menetapkan UAS tetap melakukan kampanye meski bukan anggota MUI Sumbar atau Payakumbuh, kata Bua Afrijon seperti dikutip Mimbar Sumbar, Kamis (24/10). /2024).
Selain itu, Buya Afrijon juga membenarkan banyak ulama yang aktif berkampanye di Sumbar namun tidak dilarang.
Namun UAS yang mempunyai reputasi internasional ditolak. “Apa yang terjadi antara MUI Sumbar dengan Payakumbuh dan UAS? UAS tidak pernah menyebut MUI dalam ceramahnya. Hal ini menimbulkan kesan ada kepentingan politik praktis yang melatarbelakangi penolakan tersebut,” kata Bua Afrijon.
Ia juga menambahkan, UAS bukanlah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang harus bersikap netral, dan tidak ada peraturan Pilkada yang melarang ulama mendukung calon kepala daerah.
Bouya menyayangkan artis yang tampil dengan pakaian terbuka diabaikan, sedangkan ilmuwan besar seperti UAS dibubarkan.
“Mereka bilang untuk netralitas, tapi bagaimana mereka mendapat kesan ada perintah dari kelompok tertentu yang diberikan MUI,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua MUI Payakumbuh Erman Ali menegaskan penolakan UAS karena adanya dugaan keterlibatan UAS dalam politik praktis.
Namun, Fakhri Emil Habib, Ketua Panitia Acara Tabligh Akbar, menegaskan kegiatan tersebut hanya untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak ada unsur politik.
Fakhri menyayangkan MUI Payakumbuh tidak melakukan tabayun dan keputusan penolakan hanya berdasarkan spekulasi tanpa klarifikasi.
Fakhri juga menegaskan, UAS berhak mendukung siapapun secara pribadi jika mematuhi aturan yang berlaku, dan kegiatan Masjid Al-Mubaroq tidak berpotensi menjadi ajang kampanye terbuka. (ag)