Timnas Indonesia Kalah dari China, Media Vietnam Bingung Kok Shin Tae-yong Dapat Banyak Kritik, Padahal Anak Asuh STY…

disinfecting2u.com – Timnas Indonesia harus pulang dari Qingdao Youth Football Stadium, kandang timnas China, dengan tangan hampa usai kalah 2-1 pada laga babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Hasil tersebut membuat posisi Indonesia di Grup C tetap tidak berubah setelah hanya bermain imbang 2-2 dengan Bahrain.

Dari empat laga yang dijalani, tim Indonesia hanya mengoleksi 3 poin dari tiga kali imbang dan satu kali kalah.

Hal ini membuat tim besutan Shin Tae-yong kini berada di peringkat kelima Grup C.

Gara-gara penampilan Pasukan Garuda yang kurang maksimal di dua laga terakhir, segelintir warganet mengkritik tajam Shin Tae-yong.

Bahkan muncul tagar #STYout di media sosial yang menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen.

Munculnya kritik Shin Tae-yong terhadap buruknya performa timnas Indonesia justru menimbulkan pertanyaan dari media Vietnam.

Salah satu media Vietnam, SOHA.vn, menyoroti kritikan netizen yang menyebut STY gagal membawa tim Indonesia meraih kemenangan atas China.

“Pada hari-hari sebelumnya, pelatih Shin Tae-yong mendapat banyak pujian karena berhasil membawa Indonesia lolos ke babak ketiga kualifikasi Piala Dunia Asia untuk pertama kalinya. Tiga hasil imbang Indonesia selanjutnya menimbulkan ‘kejutan’ di sepakbola Asia. Seluruh Asia juga memuji tim Indonesia,” tulis SOHA.vn.

Namun, setelah hanya satu kali kalah dari tim Tiongkok, pelatih Shin Tae Yong langsung mendapat banyak kritik. Di Indonesia, banyak pendapat yang bahkan menyerukan pengunduran diri ahli strategi Korea tersebut. Mengapa begitu cepatnya perubahan dalam sepak bola Indonesia?” – dia melanjutkan.

SOHA juga mengangkat isu kontroversi yang santer dibicarakan di Indonesia terkait banyaknya pemain naturalisasi di skuad Garuda.

“Banyak pecinta sepak bola Indonesia yang menyerukan pemecatan pelatih Shin Tae-yong setelah hanya kalah satu kali dari China karena meski mampu memimpin tim Indonesia, hal itu sudah lama menjadi kontroversi,” tulisnya.

Salah satunya adalah Indonesia saat ini terlalu banyak menggunakan pemain ras campuran yang dinaturalisasi, lanjutnya.

Oleh karena itu, SOHA menyimpulkan, kehadiran pemain senior sejatinya turut membantu meningkatkan performa timnas Indonesia saat ini.

“Hasil imbang tim Indonesia melawan Arab Saudi, Australia, dan Bahrain diraih berkat kelompok pemain naturalisasi ini. Sedangkan pemain Timnas Indonesia, meski bertalenta, masih sulit lolos ke babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Asia, ”tulisnya.

“Ada juga pendapat yang mempertanyakan keberlanjutan kebijakan penggunaan pemain ras campuran untuk naturalisasi secara massal. Jadi wajar jika tim Indonesia mengalami kekalahan timbul kontroversi,” tutupnya.

Setelah melakoni dua laga tandang, tim Indonesia akan kembali menghadapi Jepang dan Arab Saudi pada November mendatang.

(acg)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top