disinfecting2u.com – Novel Habib, Alaydrus, membandingkan antara amalan dan shalat Tahajud. Keduanya dapat memperoleh hasil yang besar. Bahkan sampai tidak lupa meletakkannya.
Namun Habib Novel Alaydrus menceritakan bahwa ada amalan yang bisa membuahkan pahala yang besar. Keutamaannya telah melampaui shalat Tahajjud.
Pesan mendiang ayahku kepadaku adalah menyenangkan hatimu dan membiasakan menyenangkan orang lain, kata Habib Novel Alaydrus, dikutip disinfecting2u.com dari kanal YouTube Ngaji Asyik, Rabu (6/11/2024).
Pesan ayahnya selalu tersimpan dalam ingatannya. Habib Novel Alaydrus pun mencoba menerapkan praktik tersebut.
Menurut Habib Novel, praktik berbagi kebahagiaan itu sangat sederhana. Banyak orang tidak menyadari dampak yang mereka dapatkan jika melakukan hal tersebut secara rutin.
Ayahnya selalu menitipkan pesan untuk Habib Novel Alaydrus. Sebarkan terus wasiat ini di kalangan jamaah dan umat Islam di Indonesia.
Amalan berbagi kebahagiaan bisa dilakukan secara rutin. Bahkan menjadi kebiasaan sehari-hari dalam hidup. Secara khusus, ini merupakan keuntungan bagi mereka yang menyukai tetangga.
Ketua Majelis Sains dan Dzikir Ar-Raudhoh, Surakarta, Jawa Tengah, mengatakan amalan membahagiakan orang lain diambil dari kisah para Wali.
Ia meyakini para Wali telah mendapat anugerah dari Allah SWT. Mereka bertugas menyebarkan agama Islam khususnya di Indonesia.
“Akan banyak cerita Wali yang hidupnya hanya menyenangkan orang, menyenangkan orang, hasilnya menyenangkan Allah SWT,” ujarnya.
Khatib keturunan Nabi Muhammad SAW itu menyarankan, berbagi kebahagiaan bisa dilakukan kapan pun dan di mana pun. Tidak ada batasan dalam melakukan amalan ini.
“Girls, kalau suka sama seseorang gampang, kalau jago masak, kirim masakan ke tetangga, asyik,” jelasnya.
“Jika seseorang mendambakan suatu hidangan, saya mencoba memasaknya agar mereka senang,” lanjutnya.
Tentu saja, sekedar berbagi kebahagiaan dan kegembiraan dengan orang lain telah memberikan kesempatan bagi mereka untuk memperoleh keberkahan.
“Itu amalan yang luar biasa, bahkan mungkin bisa melebihi pahala Tahajud,” ujarnya.
Ia membandingkan amalan berbagi kebahagiaan dengan rutinitas salat Tahajjud. Tentang kekhusyukan dalam menjalankan kedua ibadah tersebut.
“Mungkin Tahajudmu, Tahajudku tidak khusyuk, banyak riya, banyak ujub, banyak sum’ah, dan sebagainya,” ujarnya.
Sebaliknya, ia mengingatkan bahwa ada kelemahan dalam berbagi kebahagiaan dan kegembiraan orang lain. Harapannya, kekurangan tersebut tidak terjadi sehingga amalannya tuntas.
“Tapi kalau senang, Insya Allah senang berdoa memohon surga, meskipun kita bahagia, meskipun kita ujub, meskipun kita sum’ah,” ujarnya.
“Tetapi doa seorang mukmin untuk mukmin lainnya bermanfaat,” imbuhnya.
“Itulah amalan yang diajarkan aulia sholihin, yang diajarkan Nabi Muhammad SAW,” ujarnya.
(menggigit)