Ternyata Islam Bolehkan Laki-laki Muslim Meninggalkan Shalat Jumat? Buya Yahya Beri Penjelasan: Udzurnya Banyak

disinfecting2u.com – Buya Yahja dalam kajiannya melontarkan alasan bahwa laki-laki muslim tidak boleh salat Jumat.

Sholat Jum’at merupakan salat seluruh pria muslim yang telah baligh yang dilakukan setiap hari Jum’at sebagai pengganti salat Dzuhur. 

Sholat Jumat dilaksanakan berjamaah di masjid dan diawali dengan dua khotbah.

Di bawah ini dalil-dalil salat Jumat sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an.

Y

Terjemahannya: Wahai orang-orang yang beriman, ketika (panggilan) menunaikan shalat Jumat, segeralah menyebut Allah dan tinggalkan jual beli. Akan lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya. (KS. Al-Jumuah : 6).

Orang yang wajib salat Jumat bersama muslim yang merdeka, sudah mencapai, sehat dan merdeka, Buja Yahya mengingatkan, orang yang meninggalkan salat Jumat tanpa alasan, maka akan berbuat dosa besar.

“Shalatnya hanya dosa, jika tidak melaksanakan shalat Jumat, maka dosa yang besar akan menjadi penyebab hati,” kata Buya Yahya dalam video ceramahnya yang ditayangkan di saluran TV Al-Bahjah hari ini, Jumat (15/11). ) ). ) /2024).

Namun Buya Yahja mengingatkan, jika ada alasan atau alasan, laki-laki boleh melewatkan salat Jumat.

Banyak sekali alasan hari Jumat, jelas Buya Jahya.

“Apa yang memungkinkan orang pergi pada hari Jumat? Apa alasannya?”, lanjutnya.

Di bawah ini banyak alasan atau alasan mengapa laki-laki tidak wajib melaksanakan shalat Jumat yang telah dijelaskan secara rinci oleh Buya Jahya.Sakit

Alasan atau sebab yang pertama mengapa laki-laki tidak wajib melaksanakan shalat Jumat adalah karena sakit.

“Masyarakat bisa berangkat pada hari Jumat karena sakit,” jelas Buya Yahya.

Penyakit-penyakit yang disebutkan dalam kata-kata Buja Jahja tidak boleh diobati, tapi bisa juga penyakit di rumah seperti kebocoran air dll.

“Sungguh sakit sekali dia bisa duduk mendengarkan khutbah atau shalat di sana (masjid),” kata Buja Yahja.

“Rasa sakit yang menghalangi dia untuk berada di sana (Masjid) selalu menjadi contoh minum air secara langsung, karena dia pergi dan kembali ke kamar mandi,” lanjutnya.

Meski demikian, Buya Jahya mengingatkan, hal tersebut bukan hanya sekedar limbah air. Namun semua penyakit berbahaya bagi manusia.

“Dia sulit berada di dalam negeri, sehingga diperbolehkan berangkat pada hari Jumat,” jelas Buya Yahya.

“Jadi bukan sakitnya obatnya atau bukan penyakit yang parah yang penting kondisimu, tapi penyakit yang membuatmu berkurang dan juga menjadi alasan untuk tidak menerima shalat Jumat,” kata Buya Yahja wasiat Yang Mulia. adalah. membingungkan.

Lalu, alasan lain yang membolehkan laki-laki untuk tidak menunaikan shalat Jumat adalah karena takut mencoreng kehormatannya.

“Kamu boleh berangkat hari Jumat karena khawatir akan sesuatu yang terhormat, sesuatu yang terhormat bagi keluargamu, hati, jiwa dan ragamu akan khawatir,” kata Buya Jahja.

Buya Jahja, misalnya, mengatakan jika dia pergi maka akan terjadi kerusuhan di wilayahnya.

“Misalnya kita tidak salat Jumat karena khawatir terjadi sesuatu pada diri kita, tapi kita khawatir banget, misalnya ada perang atau apa dan sebagainya,” kata Buya Yahja.

Atau contoh lainnya, kata Buya Jahja, seorang gadis sendirian di rumah, di mana banyak terjadi perampokan dan pemerkosaan yang dapat membahayakan perempuan di rumah tersebut.

Atau di rumah kita yang tidak aman, kamu laki-laki satu-satunya, bapak di rumah, ada anak perempuan, ada perempuan, tapi kamu dengar kabar kota tidak aman, banyak perampokan, pemerkosaan. dll, jadi di hari Jumat tidak ada,” jelas Buya Jahja. 

“Dengan seseorang yang punya pekerjaan dan tidak bisa mewakili perempuan untuk menjaga kehormatan harta benda dan perlindungan harta benda, bisa berangkat pada hari Jumat,” lanjutnya.

Namun jika ada tempat berteduh bagi istri yang meninggalkannya, maka suami wajib salat Jumat.

“Misalnya ada uang atau kantor yang segala pelayanannya untuk kepentingan rakyat dan tidak ada yang bisa mengurusnya kecuali laki-laki, maka tidak perlu laki-laki yang mengurusnya,” kata Buya Jahja.

Untuk itu, Buya Jahya mengaku bisa menjadi satpam atau petugas keamanan.

Namun meski diperbolehkan, Buja Yahja mengingatkan, meski tidak wajib salat, bukan berarti seluruh petugas keamanan tidak menerima salat Jumat.

“Misalnya kalau butuh dua orang satpam, dua orang lainnya wajib salat Jumat. “Jangan hanya punya enam pekerja yang tidak punya cukup pekerjaan,” kata Buya Yahya.

Oleh karena itu, Buja Yahja menegaskan ajaran Islam sangat memudahkannya.

Tentu saja kita tidak perlu membebani masyarakat dengan ibadah, kata Buya Jahja

Alasan lain yang membolehkan laki-laki untuk tidak melaksanakan shalat Jum’at adalah cuaca yang buruk seperti cuaca yang sangat panas atau cuaca yang sangat dingin.

Namun teriknya musim panas dan dinginnya kata-kata Buya Jahya seringkali tidak ada di Indonesia.

“Di negara kita tidak ada itu, kita sedang musim panas, panas dan panas, tapi kalau kita di negara Arab panas, panas sekali, dingin, dingin sekali kalau panas, Masya Allah. kata Buya Yahja..

Misalnya saat cuaca harus memakai jaket tebal, tapi tidak ada jaket.

“Kalau keluar rumah sebaiknya digunakan asal tidak berbahaya bagi kesehatan,” jelasnya.

Jadi, jika hal ini terjadi, seorang laki-laki tidak boleh salat Jumat.

“Jadi terlalu panas atau terlalu dingin, jadi miris sekali dalam hal ini,” jelas Buya Yahya.

Hal lain yang bisa dilakukan adalah merawat orang sakit.

“Misalnya hendaknya merawat orang yang sakit, sanak saudara, ibu, sepupu, siapapun sanak saudaramu yang sakit, karena tidak ada yang merawat kalau kamu bukan laki-laki, maka tidak wajib shalat Jum’at.” .” Belilah Yahya.

Apalagi kalau yang sakit sudah nyaman dengan Anda, tidak perlu salat Jumat, lanjut Buya Jahja.

Namun, hal ini tidak boleh diasumsikan. Anda tidak akan pernah bisa meninggalkan pasien.

Misalnya kata ibuku tersayang, nak, jangan tinggalkan aku, aku takut, atau istri kakakku, jangan tinggalkan aku kakak, aku takut kakak, jadi kamu tidak perlu pergi. takut karena kalau senang tidak harus di hari Jumat,” kata Buya Jahya.

Udzur lainnya, kata Buya Yahya, tidak wajib salat Jumat jika tidak bisa menahan isi perut saat berangkat salat Jumat.

“Kalau sudah masuk salat Jumat, terburu-buru atau tidak diperbolehkan, silakan dikeluarkan,” nasehat Buja Yahja.

Jika Anda menghabiskan sampah dan memulai shalat Jumat dan melewatkannya, maka itu bukan salah Anda.

“Melewatkan hari Jumat bukanlah suatu kejahatan, tapi tidak boleh dilakukan,” kata Buya Jahya.

“Jumat saja selesai, tidak bagus,” lanjutnya

Alasan lain yang dapat menghalangi seseorang untuk melaksanakan shalat Jumat adalah jika tidurnya membuat orang tidak nyaman.

“Karena kita tidak boleh mengganggu orang lain”, saran Buya Jahja.

“Masyallah Subhanallah, dari sesuatu yang wajib dan tidak wajib lagi, Islam itu indah yaitu ketika kita berkumpul dengan orang-orang, kita tidak membiarkan orang mati dengan bau kita, kenapa dianjurkan”, lanjut Buya Yahja.

Maka Buya Yahja mengingatkan kita, kalau mau ke masjid, bawalah kitab dan pakailah parfum.

Namun jika dalam dirimu ada rasa sakit saat tidur yang menyebabkan seseorang menderita, maka tidak perlu shalat Jumat, kata Buya Jahya Tanpa Pakaian Layak.

Buja Yahya mengatakan, alasan lain yang menghalangi seorang muslim untuk shalat Jumat adalah jika ia tidak memiliki pakaian yang sesuai.

“Ada orang yang bajunya tidak sesuai, bajunya sobek, misalnya di hari Jumat hanya baju bagusnya saja yang basah atau kotor, sehingga tidak wajib salat Jumat,” jelas Buya Yahja.

Sebab, menurut Buya Yahja, sudah sepantasnya umat Islam menjaga kehormatannya saat keluar rumah.

Alasan lain yang membuat seseorang tidak salat Jumat adalah hujan deras.

“Hujan jadi masalah. Kalau ke sana terlalu besar dan terlalu dingin. Nanti Jumat,” jelasnya.

Namun jika Anda tetap pergi ke masjid dan menunaikan salat Jumat, maka salat Jumat Anda sah.

“Meski ada alasannya, tapi usahakan praktis,” kata Buya Jahya.

“Hujan memaksanya berangkat, tapi kami sampaikan alasannya agar dia bisa berangkat pada hari Jumat,” lanjutnya.

Termasuk misalnya jika ada angin kencang atau badai, angin panas yang berbahaya jika berjalan terlalu jauh dari masjid.

Alasan lainnya adalah letak masjid yang terlalu jauh, sebagai orang asing.

“Dengan yang kami sampaikan kemarin, masyarakat tidak wajib salat Jumat jika jarak masjid terlalu jauh,” ujarnya.

“Masjidnya jauh, itu gambaran bahwa di negeri orang kafir sudah jelas tidak boleh salat Jumat,” lanjutnya.

Jadi jika masyarakat Anda masih bisa mendengar azan, maka shalat Jumat adalah wajib.

“Jadi di desamu, kalau di desamu ada masjid, kalau mendengar azan, maka hendaknya kamu salat,” kata Buja Yahja.

Namun azan tidak menggunakan mikrofon alami azan, orang berdiri di tanah, bukan di menara, lanjutnya.

Namun misalnya di Jepang, meski letak masjidnya jauh, umat Islam tetap mau menunaikan salat Jumat, Buya Jahya menegaskan hal tersebut sah.

“Kalau ada, sah saja, seperti anak kita di Jepang yang belajar di sana bilang mau berangkat hari Jumat 1 jam, sah, bagus, tapi sebenarnya mereka tidak perlu,” kata Buya Yahya.

“Mungkin teman ketemu orang lain, tapi kalau bukan hari Jumat, tidak apa-apa,” lanjutnya.

Itulah beberapa alasan salat Jumat yang menurut Buya Tahya patut Anda ketahui.

“Udzur dilakukan hari Jumat agar kami tidak bersalah padahal dia tidak melakukan kesalahan apa pun,” kata Buya Jahya.

Karena kalau bersalah terus menjauh, akhirnya menjadi keras hati dan berakhir dalam dosa, lanjut Buya Jahja.

Sebenarnya karena alasannya, dia tidak perlu membayar pada hari Jumat, jadi pengetahuan ini harus kami sampaikan.

Demikian penjelasan Buja Yahya tentang alasan atau alasan yang membolehkan laki-laki tidak melaksanakan shalat Jumat. 

Wallahu’alam bishavab

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top