Ternyata Ini Alasan Orang Jepang dan China Tetap Sehat Padahal Sering Makan Mie, dr Zaidul Akbar Beri Penjelasan Begini …

disinfecting2u.com- Dalam penelitiannya tentang jamaah haji, Dr. Zaidul Akbar memberikan alasan mengapa orang Jepang, China, dan Korea Selatan tetap sehat meski makan sendok banyak.

Seperti yang Anda ketahui, masyarakat Indonesia percaya bahwa makanan cepat saji merupakan makanan yang dapat menimbulkan penyakit berbahaya bagi tubuh.

Di sini biasanya banyak orang tua yang tidak memperbolehkan anaknya makan fast food. Sayangnya, rumor yang tersebar luas mengenai pesatnya penggunaan kawat gigi tidak berbanding lurus di berbagai negara.

Mie dikenal sebagai makanan favorit di seluruh dunia, termasuk Jepang, China, dan Korea Selatan. 

Terutama misalnya Jepang, Korea Selatan, dan China. Ketiga negara Asia tersebut memiliki indikator kesehatan yang termasuk yang terbaik di dunia. Menurut Legatum Institute, ada beberapa negara dengan indeks kesehatan terbaik di dunia.

Jepang menduduki peringkat pertama tahun 2021 dengan 86,6 poin. Sedangkan Korea Selatan berada di peringkat ketiga dengan 84,6 poin. Indeks kesehatan Tiongkok sebesar 82,84 poin.

 

Jumlah ini sangat besar, dan ketiga negara ini gemar makan cepat saji. Hal ini dibuktikan dengan adanya berbagai olahan kantong yang berasal dari ketiga negara tersebut, seperti ramen dan udon dari Jepang, rice dumpling Liang Mian dan Guilin dari Tiongkok, serta ramyeon dan jayangmyeon dari Korea Selatan.

Melihat kebingungan ini, Dr. Zaidul Akbar membalasnya. Dr di saluran YouTube Bisikan.com. Zaidul Akbar berbagi informasi mengapa orang Jepang, China, dan Korea Selatan sehat.

Menurut dokter, orang China, Jepang, dan Korea Selatan tetap sehat meski makan. Zaidul Akbar tahu kalau orang Jepang, China, dan Korea Selatan gemar traveling.

“Apakah kualitas tepung yang ada di Indonesia berbeda dengan tepung yang ada di Indonesia? Saya tidak tahu demi Allah, tapi di Jepang, Jepang, Jepang, Hongkong, China kalau lihat orangnya suka jalan-jalan,” kata Dr. Zaidul Akbar.

Jalan pagi sangat bermanfaat untuk membakar lemak tubuh yang tidak sehat.

“Setiap hari terbakar, tidak sehat kan? Tetap menyala, kita tidak ada masalah dengan kebiasaan ini lho. Jarang jalan, jarang olah raga, jarang puasa, jarang minum air putih,” jelas dr. Zaidul Akbar.

Selain itu, menurut Dr. Zaidul Akbar Masyarakat China dan Hong Kong sering menggunakan bawang dalam masakannya.

“Iya, mirip sekali dengan bawang. Sayuran juga, jadi kebanyakan tidak dimasak seperti kita, jadi tidak ada toko kelontong. Jadi makanan apa pun yang kamu pesan, sudah matang, matang, dan matang.” Bagusnya bukan untuk pemanasan,” jelas dr Zaidul Akbar.

Karena apa pun yang dipanaskan akan teroksidasi, maka tidak baik bagi kesehatan. Perbedaan kebiasaan ini menyebabkan perbedaan indeks kesehatan antara Jepang, Tiongkok, Korea Selatan, dan Indonesia.

Selain itu, masyarakat Tiongkok dan Hong Kong memiliki gaya berjalan cepat. Orang-orang dari negara-negara tersebut diyakini lebih sehat.

“Yah, kita harusnya seperti itu, karena Nabi juga seperti itu. Jadi Rasulullah berjalan seperti orang gunung ya? Menatap masa depan juga MasyaAllah. Hanya teladan Nabi, jalan Nabi, olah raga Rasulullah. Kita harus sehat,” pungkas dr Zaidul Akbar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top