Terjebak Lama Karena Penutupan Bandara, Evakuasi Wisatawan Korban Erupsi Gunung Lewotobi Masih Pakai Kapal

Jakarta, tvOnenevs.com – Sebanyak 1.012 wisatawan yang terjebak di objek wisata Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) berhasil dievakuasi. Mereka dievakuasi karena menjadi korban letusan Gunung Levotobi Laki. Beberapa diantaranya merupakan wisatawan mancanegara.

Wisatawan ini tiba di Bali, lebih tepatnya di pelabuhan Benoa di Denpasar.

Jumlah ini jelas bukan keseluruhan jumlah wisatawan. Hal ini disebabkan keterbatasan kapasitas kapal evakuasi. Mereka tiba di sana setelah mengikuti kelompok evakuasi dengan kapal feri. Sebab, bandara terdekat Gunung Levotobi Laki sudah tidak beroperasi karena tertelan abu vulkanik akibat letusan.

Nantinya wisatawan akan menempuh jalur darat menuju bandara di kota setempat dan kembali ke tanah air.

Awalnya saya ingin ke Bali naik pesawat, namun bandara Komodo ditutup akibat dampak ledakan, kata seorang wisatawan yang terjebak di Labuan Bajo, Nana Roland, dilansir Antara, Jumat (15/11/2021). 2024). ).

Berdasarkan informasi yang diperoleh, kapal tersebut sandar di pelabuhan Benoa Denpasar pada Jumat sekitar pukul 04.30 VITA.

Kapal merapat setelah beberapa hari berlayar, usai meninggalkan Pelabuhan Marina, Labuan Bajo pada Rabu (13/11/2024) pukul 21.00 VITA.

Ia mengalihkan moda transportasinya ke laut di Bali karena Bandara Komodo buka tutup akibat dampak abu vulkanik sejak Sabtu (11/09/2024).

Mladic akhirnya mendapatkan tiket kapal motor (KM) Binaiia setelah gagal mendapatkan tiket KM Tilongkabil untuk pemberangkatan Senin (11/11/2024), karena kehabisan tiket.

“Untuk mendapatkan tiket harus mengantri selama satu setengah jam karena pada jam tersebut banyak orang asing dan penumpang lain yang meminta tiket kapal tersebut,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Cabang Pelni Denpasar Arfah Yusuf menjelaskan, KM Binaiia mengangkut 1.012 penumpang, 410 di antaranya merupakan penumpang asing.

Mereka berasal dari beberapa negara di Eropa dan Asia yang mengalihkan alat transportasinya ke laut, karena ditutupnya bandara Komodo akibat dampak abu vulkanik letusan gunung berapi di Kabupaten Flores Timur, NTT.

Arfah mengungkapkan, jumlah penumpang yang diangkut meningkat signifikan dibandingkan rata-rata normal sekitar 200 orang dengan kapasitas 1.000 orang.

Kapal Pelni menjadi alternatif saat bandara Komodo ditutup, khususnya bagi wisatawan asing yang melanjutkan perjalanan dari Bali.

Sejauh ini, banyak bandara di Nusa Tenggara Timur yang terdampak abu vulkanik Gunung Levotobi Laki. (vsf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top