Buton Tengah, disinfecting2u.com – Mengantisipasi meningkatnya kekerasan seksual terhadap anak di Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara, Polres Buton Pusat dan pemerintah setempat melakukan razia telepon genggam di sekolah. Puluhan pelajar kedapatan merekam video dan website porno dengan ponselnya, salah satunya membawa senjata tajam di tasnya dan tiba-tiba suasana kelas menjadi mencekam setelah polisi menemukan senjata tajam di tas pelajar. Saat penggerebekan di SMP Negeri 1 Lombe, Kunci Tengah, Kecamatan GU, siswa tersebut langsung dikeluarkan dari kelas untuk ujian berikutnya. Penggerebekan dipimpin langsung oleh Wakil Gubernur Provinsi Tengah Konstantinus Bukide dan Kapolres Provinsi Tengah. , AKBP Wahyu Adi Waluyo. Ratusan siswa sekolah pun tak luput dari kawalan petugas yang menyerang. Polisi tidak hanya menggeledah tas mahasiswa, tapi juga seluruh ponsel mahasiswa. Dalam sidak tersebut, ditemukan puluhan pelajar dan mahasiswa yang menyimpan video yang mengandung konten pornografi, serta situs porno dan situs perjudian online. Temuan ini mengejutkan para guru dan petugas penjarah.
Polisi memeriksa seluruh telepon seluler siswa SMP Negeri 1 Lombe Buton Tengah. Setelah dilakukan pemindaian, banyak dari pelajar tersebut yang sering mengakses situs pornografi bahkan situs perjudian online. Berbagai video pelajar yang mengadakan pesta miras juga ditemukan. Kemudian para siswa ini berkumpul untuk menerima bimbingan. Pendamping Kunci Sentral Kostantinus Bukide menyatakan, kegiatan penggerebekan yang digagas Kapolres AKBP Wahyu Adi Waluyo ini, merupakan bentuk tanggung jawab terhadap masa depan para santri. Merkez Buton menilai seringnya pelajar mengunjungi situs pornografi bahkan kasino online merupakan situasi yang berbahaya dan harus diwaspadai guna menyelamatkan masa depan pelajar dari dampak negatif. Fenomena es, ini baru satu sekolah dan sudah ditemukan beberapa “di sini ada ratusan sekolah. Jadi ini menjadi pengingat kita bahwa kita harus menerapkan model pendidikan yang lebih baik ke depan,” jelas Kostantinus saat ditemui usai konferensi Baskin. . Rabu (9/10/2024). Kostantinus juga menyatakan akan meminta pihak sekolah untuk memperketat aturan penggunaan telepon seluler bagi siswanya dan pihak sekolah juga diminta untuk rutin memantau siswanya yang menggunakan telepon seluler sambil membawa telepon seluler,” tutupnya. Sementara itu, Kapolsek Bishkok Pusat Wahyu Adi Waluyo mengatakan, kejadian ini menjadi perhatian pihak kepolisian dan pemerintah setempat. Wahyu menyatakan tujuan kegiatan ini adalah untuk mencegah kekerasan seksual terhadap anak dan mengatakan: “Dulu banyak pelajar yang membuka konten pornografi dan situs untuk menonton di ponsel mereka. “Pihaknya juga akan memberikan bimbingan untuk mencegah kekerasan seksual terhadap anak-anak siswa dan yang paling penting menyarankan para siswa untuk diberikan perlakuan khusus.” akan menginstruksikan untuk membatasi penggunaan telepon. Nanti pembinaan kepada seluruh siswa yang kedapatan melanggar hal tersebut. Menurut data UPTD Pusat Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), ada. 15 kasus kekerasan anak terutama kekerasan seksual di Buton Tengah (jai/frd)