disinfecting2u.com – Teks khutbah Jumat memuat materi yang disampaikan khatib Sholat Jumat untuk menyampaikan beberapa pesan kepada jamaah. Teks khutbah Jumat berisi tentang pentingnya mengingatkan jamaah salat Jumat untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Selain itu, teks khutbah Jumat juga bersifat mengajak dan berisi nasehat melalui informasi yang disampaikan khatib selama pengajian.
Teks khutbah Jumat ini merupakan singkatan dari Sholat Jumat 4 Oktober 2024.
Teks khotbah singkat Jumat 4 Oktober 2024 berjudul Usura.
Ilustrasi jamaah salat Jumat mendengarkan teks khotbah singkat Jumat pada jam khatib. (ANTARA/Yulius Satria Wijaya)
Tentu saja riba merupakan sesuatu yang dibicarakan dan dilarang keras dalam Islam dan akan dibahas secara rinci dalam teks khutbah Jumat ini.
Teks khutbah singkat Jumat 4 Oktober 2024 dikutip disinfecting2u.com dari situs resmi khutbah Kamis (3 Oktober 2024) bertajuk “Mengapa Riba di Inti Islam?” di jantung Islam?
Penerbitan الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ وَفَّق َة , نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَل َ ى آلِهِ begitulah
Insya Allah وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ تُقَاتِهِ َ لاَ ت َمُوت ُنَ ِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Artikel sebelumnya ِيبًا
يXHIarch ا ل DAN لHI وXHI وXI وXI يُ طِعِ يُطِعِ يُطِعِ α α و DAN وXHIرXI سُو DAN فXI فXI فXI فXI فXI ف وْ ya
Tuhan
Sesi Sholat Jumat diridhoi dan diridhoi oleh Allah SWT
Pertama, khatib akan mengajak jamaah untuk selalu memuji Allah Yang Maha Tinggi, mensyukuri nikmat dan karunia yang datang dari-Nya, sehingga membuat kita merasakan nikmat yang tiada terhingga yang kini patut kita syukuri bersama.
Jangan sampai kita lupa, khatib mengajak kita semua untuk selalu melantunkan sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah berjuang menyebarkan kebenaran Allah SWT untuk membimbing umat manusia ke jalan yang benar dan menaatinya.
Umat Islam, semoga berkah Allah tercurah kepada mereka
Sebagai seorang khatib, izinkan saya menyampaikan materi ajar khutbah Jumat tentang riba kali ini, dimulai dari tafsir Al-Imam al-Qurthubi.
Al-Imam al-Qurthubi menceritakan sebuah kisah pada masa Imam Malik rahimahullah tentang seorang pemuda yang sedang menyeberang salah satu jalan pada malam hari.
Pemuda yang sedang berjalan di malam hari itu kebetulan melihat seorang pria mabuk sedang minum wine.
Pemuda itu melihat pemabuk itu melambaikan tangannya agar bisa menangkap bulan karena pemabuk itu merasa bulan sangat dekat dengannya.
Pemabuk itu berkata sambil meminum anggur:
Shalawat dan Ridho Allah ُّ مِنَ الخَمْرِ
Artinya: “Istriku akan berstatus janda jika sesuatu yang lebih buruk dari Khamr masuk ke dalam perut anak Adam.”
Namun, pemabuk itu belum bisa memastikan apakah istrinya sudah bercerai atau belum.
Hal ini menunjukkan bahwa si pemabuk tidak mengetahui semua hal buruk yang menyertai anggurnya.
Pemabuk itu pun bertemu dengan Imam Malik dan mengatakan bahwa segala permasalahannya akan segera dijawab oleh Imam Malik.
Semoga Allah memberkatinya dan memberinya kedamaian dan keberkahan
Artinya: “Kembalilah, saya akan selidiki dulu kasus yang sedang kamu alami.”
Imam Malik mengunjunginya lagi dan si pemabuk menemuinya keesokan harinya.
Imam Malik mengatakan, istri pemabuk itu diceraikan berdasarkan keterangan Kitab Allah dan Sunnah Nabi.
Imam Malik mengatakan tidak menemukan sesuatu yang lebih buruk dari riba karena Allah SWT berfirman bahwa riba adalah masalah yang serius.
Hal ini didasarkan pada penalaran Al-Qur’an mengenai hal tersebut, yang dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 279. Allah SWT berfirman:
فَاِنْ لَّمْ تَفْعَلُوْا فَأrab َا تَظْلِمُوْنَ وَلَا تُظْلَمُوْنَ
Artinya: “Jika kamu tidak melakukannya, ketahuilah bahwa akan terjadi perang (yang dahsyat) dari Allah dan Rasul-Nya. Namun, jika Anda bertobat, Anda berhak atas sebagian besar harta benda Anda. Mereka tidak melakukan kesalahan apa pun (membahayakan)) dan tidak ada ketidakadilan (membahayakan) yang akan dilakukan terhadap mereka. (QS. Al-Baqarah, 2:279)
Kemudian khatib menjelaskan bahwa mengkonsumsi riba lebih buruk dari mengkonsumsi daging babi, khamr, dan lain-lain.
Dari penjelasan ayat 275 Surat Al-Baqarah tentang sifat jahat dan haram riba, Allah SWT berfirman:
اHI يXI يXHIُوْن DAN Fightchiرِّبٰو layu لHI يXI ِHI ِ ِHIّ layuّshi كXI كXI يXI اHI اHI يXI يXI يXHI BORT ذٰ DAN بِ█ هُمْ قXI saksi Scoreinti مXI مXI سXHIANCIفPEفPEۗ وXI وXI ِ ِ ِHI ا ا ُ ا α ن ANDّ lelucon
Artinya: “Orang yang mengkonsumsi riba (berbisnis dengannya) tidak dapat menanggungnya, kecuali sebagai orang yang labil karena kerasukan setan. Sebab, mereka mengatakan jual beli itu sama saja dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barangsiapa mendapat teguran (mengenai riba) dari Tuhannya, maka ia berhenti sehingga apa yang diterimanya sebelumnya menjadi miliknya dan menjadi urusannya (terserah dia). Barangsiapa mengulangi (operasi riba), maka dialah penghuni neraka di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah, 2:275)
Karena Abdullah bin Abbas adalah sepupu Nabi Muhammad SAW, maka jika membahas tafsir ayat ini adalah sebagai berikut:
Tuhan memberkati
Artinya: “Orang-orang yang makan riba pada hari kiamat akan bangun dalam keadaan gila dan tercekik.”
يُقَالُ يَوْمَ القِيَامَةِ لِآكِلِ الرِّبَا: خُذْ سِلَاحَكَ لِلْ َرْبِ
Artinya: “Orang-orang yang memakan riba pada hari kiamat akan diberitahu, ‘Angkat senjatamu untuk berperang.’”
Umat Islam, semoga berkah Allah tercurah kepada mereka
Siksaan datang dari Allah SWT bagi orang yang melakukan riba di dunia dan akhirat. Dalam surat Al-Baqarah ayat 276 Allah SWT menjelaskan:
يَمْحَقُ اللّٰهُ الرِّبٰوا وَيُرْبِى الش يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ اَثِيْمٍ
Artinya: “Allah menghilangkan (berkah) riba dan memperkaya sedekah. Allah tidak menyukai orang-orang yang sangat bersyukur dan berkubang dalam dosa.” (QS. Al-Baqarah, 2:276)
Sesi Jumat diberkati oleh Allah SWT
Demikian pernyataan khatib dalam khutbah Jumat pertama itu, dengan harapan agar tidak menderita kerugian akibat penimbunan harta yang sangat melelahkan dan tidak berguna bagi dunia bila dihasilkan oleh riba.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ , وَنَ حَكِ يْمِ , بَّلَ Statistik
(Eh)