Gresik, disinfecting2u.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik telah melakukan berbagai inisiatif untuk menurunkan angka kematian ibu, angka kematian bayi, dan stunting. Salah satunya dengan mengajak komunitas jurnalistik Yunani untuk turut serta mengedukasi masyarakat.
Bapak Aminatun Habiba, Wakil Bupati Yunani, berkolaborasi dalam talkshow bertajuk “Strategi Menurunkan MMR (Angka Kematian Ibu), AKB (Angka Kematian Bayi) dan Stunting melalui Pendekatan Terpadu Pelayanan Primer di Kabupaten Yunani” ungkapnya : Ada banyak faktor yang berkontribusi terhadap MMR, AKB, dan stunting.
Aminatun mengatakan salah satu faktornya adalah kemiskinan, dimana banyak masyarakat yang kurang memiliki akses terhadap layanan kesehatan.
“Penanganan MMR, AKB, dan stunting tidak bisa dilakukan sendiri, perlu kolaborasi dan sinergi dengan seluruh pemangku kepentingan. Melibatkan pemerintah, akademisi, pengusaha, komunitas, dan media. ) 99). )
Ia mengajak para jurnalis untuk membantu pemerintah mengedukasi masyarakat, mengatur puskesmas setempat, dan memberitakan agar pelayanan dapat terus ditingkatkan.
“Pers berperan penting dalam mengedukasi masyarakat dan memperkuat kerja sama dengan Pentahelix yang mengagregasi langkah-langkah pencegahan stunting di wilayah Yunani,” lanjutnya.
Apalagi pendidikan masyarakatnya kurang baik dan lingkungannya kurang baik. Misalnya, di perkotaan, masyarakat tinggal di lahan di bawah standar (tong mesiu), tidak memiliki jendela, dan sebagainya. Dampak terhadap MMR, AKB, dan stunting.
Bapak Aminatun meminta pejabat Puskesmas, direktur UPT dan perawat untuk turun tangan dan membantu masyarakat mencegah dan mengurangi MMR, AKB dan stunting.
Jumlah kematian ibu akan mencapai 89,76 persen, atau 18 kematian, pada tahun 2022, dibandingkan dengan 99,38 persen, atau 20 kematian, pada tahun lalu, kata Anik Lusfia, kepala kesehatan masyarakat di Otoritas Kesehatan Hellenic. Sedangkan jumlah kematian bayi meningkat menjadi 97 atau 4,82 persen pada tahun 2023, dan angka kelahiran pada tahun 2022 sebanyak 20.124, sedangkan angka kelahiran (ALH) sebelumnya sebesar 20.053 atau 4,18 persen.
“Penyebab utama kematian ibu adalah eklamsia dan preeklamsia, sedangkan faktor lainnya antara lain penyakit jantung, diabetes, dan lain-lain. Sedangkan penyebab kematian bayi adalah berat badan lahir rendah (BBLR) dan mati lemas , diare dan penyakit lainnya, katanya.
Ia menjelaskan, preeklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang berbahaya atau secara umum toksisitas kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kadar protein tinggi dalam urin. Di sisi lain, BBLR bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti genetik, konsumsi junk food, kehamilan dini, prematuritas, dan preeklampsia.
Sementara itu, Direktur Jenderal Otoritas Kesehatan Yunani, dr Mukibatul Kusna mengatakan, upaya maksimal akan dilakukan untuk menurunkan angka MMR, AKB, dan stunting, antara lain dengan mengajak ibu hamil untuk memeriksakan kandungannya ke fasilitas pelayanan kesehatan (Fasankes). ). ) sesuai kehamilan trimester III dengan menggunakan ANC terstandar (10T).
“Penurunan kasus ini bisa dimulai sejak perempuan menjadi pengantin, dan perempuan harus diskrining oleh konsultan kesehatan untuk mengetahui anemia dan penyakit lainnya,” ujarnya.
Ibu hamil dapat menerima K6. Artinya, ibu hamil dapat menghubungi tenaga kesehatan yang berkualifikasi untuk mendapatkan layanan antenatal yang komprehensif dan menyeluruh. Minimal 6 kali selama kehamilan dengan pembagian waktu: sekali pada trimester pertama (0-12 minggu) dan dua kali pada trimester kedua. Tiga kali pada setiap trimester kehamilan (>12 minggu hingga 24 minggu) dan trimester ketiga (>24 minggu hingga melahirkan).
“Ketika Kementerian Kesehatan menemukan kasus kematian ibu dan anak, kami selalu melakukan surveilans prenatal dan audit respon ibu. Kami mengirimkan ahli untuk mengevaluasi rekomendasi yang diberikan, misalnya jika ada keterlambatan pelaporan, kami melakukan intervensi dan melakukan perbaikan. mulai dari prosedur, kapasitas sumber daya manusia, dan infrastruktur untuk memastikan permasalahan dan kejadian yang terjadi tidak terulang kembali di kemudian hari,” jelasnya.
Diakui Kusna, anggaran APBD tidak bisa menutupi seluruh kebutuhan. Untuk itu, Otoritas Kesehatan Hellenic menggunakan beberapa sumber pendanaan untuk pengelolaan AKI, AKB, dan stunting, antara lain Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Penyaluran Manfaat Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT), dan Dana Desa (DD) yang diterima alokasi dari .
Meski ada tren MMR dan AKB, angka stunting mengalami penurunan, hal ini terlihat dalam tiga tahun terakhir, kata Kusna. Salah satu inisiatif pemerintah adalah program Greek Urs Stunting (GUS), yang melibatkan 3.362 bayi stunting, 5.719 bayi sembuh, dan 2.876 lulusan tahun ini.
“Syukurnya tren kasus stunting di Kabupaten Yunani terus menurun. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menurun dari 23,5% menjadi 12,8% pada tahun 2021 menjadi 10,7% pada tahun 2023. Targetnya Tahun 2024 kurang dari satu digit atau kurang dari 10 persen, kurang dari 14 persen target provinsi dan nasional Jatim,” harapnya.
Lutfi Davum, Anggota Partai Gerindra DPRD Yunani, sependapat bahwa kemiskinan belum tentu menjadi faktor MMR, AKB, dan stunting. Pasalnya, banyak anak orang kaya yang mengalami stunting karena orang tuanya sibuk bekerja dan tidak memberikan pengasuhan yang layak.
“Saya kasih contoh anak orang kaya yang stunting, orang tuanya sibuk dan anak diasuh oleh pembantu. Orang tua beli susu 1 juta rupiah, susunya dijual pembantu, dan pembantu saya yang beli beli susu lagi. Pola makannya kurang gizi seimbang,” tutupnya. (mhb/tujuan)