disinfecting2u.com – Tak banyak yang tahu, Sarwendah, istri Ruben Onsu, mengalami situasi sulit yang ia simpan sendiri.
Ibunda Betrand Peto, Thalia dan Thania ini akhirnya memberanikan diri ke publik setelah sekian lama memilih bungkam.
Selama ini, sebagai seorang influencer dan konten kreator, Sarwendah kerap tampil ceria di depan kamera untuk menghibur para pengikutnya.
Sosoknya semakin menginspirasi banyak orang, karena di tengah kesibukannya sebagai publik figur, ia tetap berusaha menjadi ibu yang baik bagi ketiga anaknya.
Terlihat dari banyaknya video yang dibagikannya di media sosial, Sarwendah setiap hari menyiapkan makanan dan perbekalan untuk anak-anaknya.
Bahkan, dalam suatu kesempatan ia rela tidur beberapa jam saja agar bisa menyiapkan sarapan untuk anak-anaknya.
Di depan kamera, Sarwendah selalu tampil ceria dan semangat saat menjalankan berbagai aktivitasnya.
Namun di balik senyum dan tawanya, siapa sangka mantan member Cherrybelle ini mengalami kesakitan yang tak banyak diketahui orang. Tak lama setelah bercerai dengan Ruben Onsu, Sarwendah akhirnya berani angkat bicara tentang keadaan sulit yang dialaminya. .
Melalui siaran dari channel YouTube, Dr. Richard Lee, MARS, Sarwendah terus terang mengatakan kondisinya sedang tidak baik.
Sambil menceritakan kesehariannya sebagai seorang ibu yang selalu menyiapkan makanan untuk anak-anaknya, Sarwendah mengaku ada kalanya ia tidak bisa karena kesehatannya yang menurun.
“Karena kalau migrainnya sudah berlangsung berhari-hari dok,” kata Sarwendah kepada dr. Richard.
Ia pun mengaku sudah memeriksakan kondisinya ke dokter, mengingat migrain yang dialaminya sangat mengganggu aktivitasnya.
“Ternyata kemarin ditemukan kista di batang otak saya,” ujarnya.
Sebagai seorang yang ahli di bidang kesehatan, Dr. Richard tentu tahu betul kalau ini bukanlah penyakit biasa.
Ia bahkan menyebut jika operasinya gagal, bisa berisiko menyebabkan kelumpuhan.
Sarwendah sambil tersenyum mengaku tahu betul risiko tinggi tersebut. Itu sebabnya dia belum memutuskan untuk menjalani operasi hingga saat ini.
“Hanya karena itu (risiko kelumpuhan), kenapa tidak dioperasi dulu, karena kalau bisa hidup bersama dan aman, risikonya lebih besar, seperti risiko yang dikatakan dokter tadi,” kata Sarwendah.
Diakuinya, saat migrain mulai datang, Sarwendah biasa mengakalinya dengan mengatur posisi bantal untuk meredakan nyeri.
Meski tidak mudah baginya, Sarwendah tak menjadikan rasa sakit itu sebagai alasan untuk murung atau kehilangan semangat.
Sebaliknya, sebisa mungkin ia terus membahagiakan dirinya, berdamai dengan kepedihannya.
(TIDAK)