Tak Kuasa Menahan Air Mata, Mantan Ajudan Kenang Masa-masa Bersama Prabowo Subianto: Saya Nggak Bisa Terima!

disinfecting2u.com – Prabo Sabianto resmi diumumkan sebagai Presiden Republik Indonesia pada Minggu (20/10/2024). 

Pembukaan yang digelar di Gedung MPR/DPR RI ini disambut gembira masyarakat Indonesia.

Banyak orang mengingat kebaikan Prabowo Subyanto. Salah satunya adalah mantan ajudan Prabowo, Kapten (Purn) Augustinus Susanto.

Bagaimana cerita Kapten (Purn) Agustinus Susanto mengenai hal ini? Periksa informasi di bawah ini.

Banyak pengalaman yang dimilikinya bersama Prabowo Subianto, bahkan Kapten Augustus Susanto pernah bersama Presiden Indonesia di Timor Timur sebelum Operasi Saroja.

Augustinus Susanto mengungkap kebersamaannya dengan Prabowo Subianto saat berbincang dengan Dedi Corbusier di acara YouTube Dedi Corbusier.

Suatu ketika, saat Prabow terjun payung bersamanya di Pedi, Aceh, Agus menukarkan parasut untuk komandannya. 

Ternyata saat melompat, Augus tidak sengaja mendapat masalah dengan payung yang digantinya.

Agus pertama kali menyadari ada masalah pada payungnya, ia kaget karena kakinya terangkat.

Kemudian pelompat berikutnya melewati kepalanya.

Dia sedang mencoba menyelesaikan masalahnya ketika tiba-tiba tali payungnya putus.

Ketika tali parasutnya putus, dia berputar hingga terjatuh, berharap kepalanya tetap diam saat mencoba membuka parasut cadangan.

Saat Agus membuka parasut cadangan sebelum sempat mengembang penuh, parasut tersebut sudah berada di tanah.

 

Augus terluka parah dan harus dibawa ke rumah sakit dengan ambulans.

Agus melihat wujud Prabowo dan melambaikan tangannya untuk menunjukkan bahwa ia masih hidup.

“Pak Prabowo melihatnya seperti itu, dia tidak mengerti maksudnya. Bagaimana saya masih hidup? Apakah saya tertembak atau ada yang tidak beres,” kata Kapten (Prajurit) Augustinus Susanto.

Ringkasan ceritanya, Prabowo bertemu Agus yang dirawat di rumah sakit dengan tangan dan kaki terikat. 

Melihat tangan dan kaki August terikat, Prabhu menanyakan alasannya kepada dokter. 

Pak Prabhu bertanya, dan dokter menjelaskan, ‘Apa perlunya ditutup?’ ucap Agus menirukan pembicaraan Prabu.

Kemudian komandan bertanya kepadanya bagaimana perasaannya?

“Bagaimana perasaanmu, Gus?” Prabo bertanya pada Agustinus.

“Saya bilang tidak masalah Pak,” jawab Agus.

Prabowo menyarankan agar ia berobat ke rumah sakit di luar negeri.

“Kalau RS Indonesia tidak bisa, saya akan rujuk ke luar negeri,” kata Prabowo.

“Tidak Pak, saya baik-baik saja” kata Agus. 

Tiba-tiba mantan asisten Prabowo itu menangis. Dia sangat terganggu ketika Prabhu memijat tubuhnya. 

Augustinus berkata, “Yang benar-benar membuatku kesal adalah dia yang memijatku. Padahal aku tahu akulah komandannya. Tidak mungkin kamu melakukan itu padaku.”

Mendengar banyaknya hal negatif terhadap Prabowo, Agus merasa hal itu tidak bisa diterima. 

Agus menangis, “Makanya kalau banyak yang bilang Yang Mulia jahat, Yang Mulia sombong, saya tidak bisa menerimanya.”

“Tetapi tidak semua orang percaya hal itu terjadi,” lanjutnya.

Ia mengaku enggan membicarakannya karena bisa membuatnya kesal. 

“Sebenarnya saya enggan mengatakannya karena membuat saya sedih. Saya berharap dia tetap sehat selamanya,” ujarnya.

“Saya tidak perlu menyebutkan identitasnya, tapi yang pasti setidaknya masyarakat Indonesia tahu betapa baiknya Pak Prabowo kepada semua orang, terutama kepada saya.” (km)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top