Jakarta, disinfecting2u.com– Surat An Nisa ayat 147 menjelaskan bagaimana umat Islam bisa menanggung api neraka atau siksa lainnya di akhirat, sangat sederhana.
Disebutkan dalam tafsir singkat Kementerian Agama (Kemenag), apakah bersyukur dan beriman kepada-Nya? Sama sekali tidak ada apa-apa.
“Dan Allah SWT, dari dahulu sampai sekarang dan yang akan datang, Maha Bersyukur kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh serta memberi pahala kepada mereka, mengetahui apa yang mereka kerjakan dan apa yang tersembunyi di dalam hati mereka,” jelas tafsir tersebut.
Berikut dikutip dari ayat 145 laman Alquran Kementerian Agama:
مَا يَفْعَلُ اللّٰهُ بِعَذَابِكُمْ اِنْ شَكَرْتُمْ وَاٰمَوَْتُ شَاكِرًا ع ya
Ma yafalullah bi’azabikum i syakarta wa amantum, wa kanallahu saikiran ‘alima(n).
Artinya: “Allah tidak akan menyakitimu jika kamu bersyukur dan beriman. Allah Maha Pemurah177) dan Maha Mengetahui.” 177) Syukur kepada Allah artinya memberi pahala terhadap amal hamba-Nya, mengampuni kesalahannya, menambah nikmat-Nya, dan sebagainya.
Tafsir Tahlili
Allah tidak menyiksa siapa pun sesuka hati. Allah SWT menghukum orang-orang munafik, hanya karena perbuatannya sendiri.
Mereka diberi akal, panca indera dan emosi, namun tidak dimanfaatkan dengan baik, sehingga tidak menerima petunjuk Allah, dan jiwa mereka menjadi kotor dan tumbuh penyakit kemunafikan dalam diri mereka.
Jika Allah SWT memberikan pahala kepada mereka, setelah mereka bertaubat, itu karena pemahaman dan keikhlasan yang muncul dari hati mereka sendiri, serta mereka beramal shaleh berdasarkan keimanan yang benar.
Allah SWT menekankan bahwa ibadah yang paling pahala adalah dengan memberikan pahala yang tidak terbatas kepada hamba-Nya yang mensyukuri setiap amal kebaikan yang dilakukannya dan ingin maha tahu. Allah berfirman:
Pada
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu bersabda: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (karunia) kepadamu, tetapi jika kamu menolak (nikmat-Ku), niscaya azab-Ku akan berat.” (Ibrahim/ 14:7 ).