Jakarta, disinfecting2u.com – Lembaga Penelitian Pemilu Indonesia (LKPI) telah merilis hasil survei terbarunya. Berkaitan dengan kajian elektabilitas dan popularitas dua pasangan calon atau pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur di Kalimantan Timur (Kaltim) menjelang Pilkada 2024.
Direktur Eksekutif LKPI Togu Lubis menjelaskan, hasil pendataan survei menunjukkan pasangan gubernur dan wakil gubernur nomor dua Kaltim, Rudy Masud-Seno Aji, memiliki persentase tertinggi pada aspek “kesadaran tertinggi” yaitu 53,1 persen.
“Ketika responden ditanya secara terbuka mengenai preferensi mereka jika pilkada digelar hari ini, Rudy Masud-Seno Aji sebagai pasangan pilihan untuk menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim,” kata Togu dalam keterangannya, Kamis. 11.07.2024).
Disusul pasangan keluar Isran Nur-Hadi Mulyadi dengan persentase 30,1 persen, dan sisanya 16,8 persen tidak merespons. Tingkat elektabilitas kedua pasangan calon kemudian diuji dalam simulasi pertanyaan tertutup.
Yaitu dengan menggunakan kuisioner dan bantuan dua pasang foto calon dan responden serta daftar nama yang memuat nomor urut dan huruf khayalan Zuara diminta memilih.
Hasilnya, pasangan Rudy Masood-Seno Aji mendapat persentase 62,1%. Sedangkan pasangan Isran Noor-Hadi Mulyadi memperoleh 33,2 persen suara dan 4,7 persen tidak memilih.
Survei LKPI ini juga menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kedua paslon tersebut. LKPI membagi tingkat kepercayaan pada dua pasangan calon menjadi tiga kelas, dengan skala 0–49 menunjukkan tidak percaya, 50–59 menunjukkan percaya, dan 60–100 menunjukkan sangat tinggi kepercayaan.
Hasilnya, pasangan Rudy Masud-Seno Aji yang berada pada level kepercayaan publik meraih rata-rata skor 89,7 poin, sedangkan pasangan Isran Noor-Hadi Mulyadi yang berada pada level kepercayaan publik meraih skor rata-rata 89,7 poin. skor rata-rata. 53,6 poin.
Alasan terbesar responden memilih pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Kaltim adalah karena mereka percaya dan menyukai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur dengan poin 37,7 persen. Selain itu, program kerja rata-rata sebesar 34,6 persen dan bebas korupsi rata-rata sebesar 19,4 persen, disusul partai dengan rata-rata sebesar 8,3 persen.
Hasil survei juga menunjukkan bahwa dari segi tingkat konsistensi atau kestabilan preferensi masyarakat Kaltim hingga hari pemungutan suara terkait pilihan pasangan Rudy Masud – Seno Aji, masih banyak pemilih yang mungkin akan berubah preferensinya. Adalah.
Dari mereka yang mengubah pilihan, 10,3 persen menjawab ‘tidak’, 83,6 persen menjawab ‘tidak’, dan 6,1 persen tidak tahu. Kemudian pada pasangan Isran Noor – Hadi Mulyadi sebanyak 32,7% mengubah pilihan, 57,1% tidak menjawab, dan 10,2% tidak tahu.
Dari hasil survei diketahui bahwa salah satu alasan yang dikemukakan responden untuk mempengaruhi pilihannya adalah jika diberikan uang atau barang kemungkinan akan berubah sebesar 18,2 persen dan tidak terpengaruh sebesar 81,8 persen, Togu Said.
Besaran nominal uang yang diperkirakan mempengaruhi perubahan preferensi berkisar antara 10,3 persen dari Rp50 ribu menjadi Rp100 ribu dan 15,9 persen dari Rp100 ribu menjadi Rp200 ribu. Selain itu, sebanyak 27,2 persen juga mengharapkan nominal sebesar Rp300 ribu dan Rp400 ribu serta sebanyak 46,6 persen sebesar Rp1 juta atau lebih.
“Hasil temuan ini menjadi catatan bagi masyarakat dan penyelenggara pemilu untuk memastikan pilkada bebas dari pendanaan politik yang pada akhirnya dapat merugikan masyarakat. Karena nanti kepala daerah terpilih pasti koruptor untuk mengembalikan modal kampanye,” kata Togu.
Hasil survei ini terungkap juga bahwa preferensi politik masyarakat Kaltim menginginkan kepemimpinan baru yang lebih percaya diri mampu menepati janji pemilu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kaltim untuk.
“Ilustrasi hasil survei kami menunjukkan adanya harapan perubahan terhadap kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Kalimantan Timur,” kata Togu.
Sementara itu, diberitakan Togu, LKPI melakukan survei pada 25 Oktober – 5 November 2024 dengan melibatkan 1.850 responden dari tujuh kabupaten dan tiga kota di Kalimantan Timur. Respondennya adalah warga berusia 17–75 tahun yang memegang KTP dan melakukan aktivitas sehari-hari di Kalimantan Timur.
“Tingkat kepercayaan survei LKPI terbaru adalah 95%. Dengan margin of error 2,28%,” ujarnya.
Hasil survei LKPI ini dijawab oleh pengamat politik dan ekonomi Dedi Rohman yang menjelaskan alasan rendahnya elektabilitas petahana Isran Nur-Hadi Mulyadi. Menurutnya, petahana gagal mempertahankan basis dukungan dan program bagi masyarakat Kalimantan Timur, sehingga petahana tidak memiliki basis elektoral yang stabil.
“Survei LKPI ini menegaskan persepsi masyarakat Kaltim bahwa presiden petahana tidak menjalankan pemerintahan dengan baik, sehingga menimbulkan persepsi elektabilitasnya jauh lebih rendah dibandingkan kandidat penantangnya,” ujarnya.
Secara teoritis, lanjutnya, selama petahana mempunyai komitmen konstitusional, komitmen programatik untuk mempertahankan basis akar rumput, maka petahana harus memiliki tingkat elektoral yang baik dibandingkan non petahana. Sebenarnya dalam menjalankan pemerintahan, penguasa harus melaksanakan semua program yang berkaitan dengan basis massa.
Namun tampaknya banyak program Isran Nur-Hadi Mulyadi yang tidak terlaksana saat mereka memimpin pemerintahan, sehingga tidak memenuhi harapan basisnya sehingga mengalihkan preferensi politiknya ke pasangan Rudy Maas.’ Ud – Seno aji.
Hasil survei menunjukkan rendahnya elektabilitas Isran Nur-Hadi Mulyadi menunjukkan masyarakat Kaltim terkesan realistis dan dinamis dalam menentukan pemimpin daerahnya. Yang pertama melihat bagaimana kinerja pasangan saat ini selama menjabat, dimana masyarakat mengawasi dan menilai apa yang dilakukan petahana selama menjabat, jika dinilai tidak berhasil maka tidak akan dipilih kembali.
Hasil survei LKPI ini juga menunjukkan persepsi masyarakat terhadap kinerja presiden saat ini dibentuk oleh angka-angka yang disebutkan, ujarnya.
Ia pun memperkirakan, salah satu ujian terberat pasangan calon Isran Nur-Hadi Mulyadi saat mencalonkan diri kembali adalah meyakinkan pemilih bahwa mereka telah berbuat banyak dan menjalankan tugasnya sebagai pemimpin daerah.
Ia menyimpulkan, “Itulah sebabnya ketika Anda berkampanye untuk presiden yang akan keluar, Anda benar-benar harus meyakinkan masyarakat agar pemilih tidak kecewa.” (EBS)