disinfecting2u.com – Betrand Peto masih kerap dikaitkan dengan kehancuran rumah tangga orang tua angkatnya yakni Ruben Onsu dan Sarwendah. Hal ini disebabkan kebiasaannya yang sering memberikan pelukan dan ciuman kepada ibunya.
Seperti diketahui, Betrand Peto bukanlah anak kandung Ruben-Sarwendahl. Dia diadopsi oleh keluarganya pada tahun 2019, ketika dia berusia 13 tahun.
Karena usianya yang jauh lebih tua dibandingkan kedua putri kandung Ruben-Sarwendah, otomatis bocah lelaki yang kerap disapa Onyo itu menjadi anak tertua di keluarga Onsu.
Meski tidak memiliki hubungan darah dengan Ruben atau Sarwendah, Betrand Peto sangat dekat dengan kedua orang tua angkatnya serta dua saudara perempuan angkatnya, yakni Thalia dan Thania.
Kedekatan mereka kerap terekam kamera dan dibagikan di media sosial. Tak terkecuali pendekatannya terhadap Sarwendah yang akhirnya memunculkan isu miring di kalangan netizen.
Mereka menilai kedekatan ibu dan anak angkat itu tidak wajar. Pasalnya, Betrand yang sudah beranjak dewasa masih sering memberikan pelukan dan ciuman kepada Sarwendah yang dianggap berlebihan oleh netizen.
Hal ini kemudian memunculkan rumor bahwa Betrand dan Sarwendah memiliki hubungan spesial. Onyo pun dituding sebagai orang ketiga dalam rumah tangga Ruben-Sarwendah hingga berujung perceraian.
‘Kemesraan’ yang diungkapkan Sarwendah dan Onyo ke publik bahkan membuat psikolog bernama Lita Gading angkat bicara.
Melalui kanal YouTube-nya, ia meminta warganet untuk tidak memandang kedekatan ibu angkat dan anak tersebut dari sudut pandang Islam yang mayoritas ada di Indonesia.
“Jangan hanya fokus pada satu ajaran agama. Agama Islam tidak memperbolehkan kita dekat dengan non-Muslim. Tapi Sarwendah dan Onyo itu berbeda, bukan Muslim,” kata Lita Gading, dilansir saluran YouTube-nya, Kamis ( 24/10/2024).
Lita pun mengatakan, warganet sebaiknya mengambil sisi positifnya saja. Karena mungkin dalam agama yang dianut Sarwendah dan Betrand, tidak ada masalah dengan sentuhan fisik yang dilakukan keduanya.
“Saya minta maaf kalau salah. Mungkin agama lain, berbeda dengan agama kita (Islam), tidak memperbolehkan hal ini. Jadi menurut saya sebaiknya kalian (netizen) ambil sisi positifnya saja,” ujarnya.
Psikolog jebolan Langnan University, Hong Kong ini menilai kedekatan Betrand, khususnya dengan Sarwendah, karena bocah tersebut diadopsi saat masih kecil.
“Sarwendah sudah mengasuhnya sejak kecil, sehingga kedekatan mereka sangat dekat dan sudah saling mencintai. Jadi kasih sayang dan ikatan mereka seperti seorang ibu dan anak kandung,” jelasnya.
Lita dengan tegas meminta kepada Ruben Onsu dan Sarwendah, selaku orang tua angkat Betrand Peto, untuk memberi tahu mereka tentang tata krama atau nilai-nilai tertentu agar Onyo tidak terlalu menunjukkan kedekatannya dengan ibunya di ruang publik.
Pasalnya, apa yang dilakukan Onyo merupakan hal yang tidak lazim di masyarakat Indonesia yang mayoritas menganut agama Islam.
“Onyo harusnya diberi nilai atau label agar tidak lebih banyak mengungkapkan apa yang dianggap tidak normal, tidak biasa di mata masyarakat, yang notabene di Indonesia mayoritas beragama Islam. Jadi ini (kedekatannya) dianggap kurang etis di mata masyarakat,” jelas Lita Gading.
Psikolog pecinta warna ungu itu juga kembali menegaskan, Ruben dan Sarwendah harus lebih mendidik Betrand Peto tentang nilai dan etika di depan umum.
“PR-nya bapak dan ibu Ruben dan Sarwendah, berikan nilai-nilai etika, bagaimana berperilaku di depan umum, mungkin melalui surat menyurat, agar mendapat perhatian lebih. Agar tidak menimbulkan kontroversi, yaitu dalam tanda petik, penyimpangan perilaku,” jelasnya. (ism)