Sri Mulyani Akui APBN Naik Luar Biasa Tinggi, Anggaran Program Ketahanan Pangan Bengkak 30 Persen: Untuk Apa Saja?

Jakarta, disinfecting2u.com – Menteri Keuangan (MENKU) Sri Mulyani Indrawati mengatakan anggaran pangan pemerintah akan mengalami peningkatan signifikan pada tahun 2024.

Hal tersebut disampaikan Pak Muliani saat berbicara tentang peran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam menjaga stabilitas pangan dan ketahanan pangan di tingkat nasional.

Menurut bendahara negara, anggaran yang dialokasikan untuk sektor pangan meningkat menjadi 159 triliun dolar pada tahun 2024. Angka tersebut meningkat hampir 30 persen dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp 115 triliun. “Tahun ini (2024), kami meningkatkan anggaran ketahanan pangan menjadi Rp 159 triliun, yang meningkat luar biasa, sebesar 30 persen saja. Tahun lalu (2023) hanya Rp 115 triliun,” kata Pak Muliani dalam video di Instagram @smindrawati pada Sabtu (4/1/2025).

Menurut Menteri Keuangan Sri Muliani, program ketahanan pangan menjadi prioritas Presiden Prabowo Subianto yang akan dilantik pada 20 Oktober 2024.

Prabowo telah menetapkan program pangan lima tahun pemerintah sebagai prioritas utama.

“Presiden Prabowo memberikan prioritas (pada pangan),” kata Muliani.

Shri Mulyani menambahkan, sektor pupuk bersubsidi merupakan salah satu sektor yang paling banyak menggunakan anggaran.

Peningkatan anggaran sebesar 159 triliun tersebut mencakup subsidi sebesar 7,2 juta ton, pupuk sebesar 47,7 triliun, dan penyaluran dana pembangunan pertanian senilai 63,1 miliar birr.

Yang paling besar adalah para petani yang umumnya sibuk padahal saat tanam tidak ada pupuk atau pupuk bersubsidi tidak tersedia. Makanya kita tingkatkan subsidi pupuknya, kata Pak Muliani.

“Selanjutnya, pemerintah sedang membangun infrastruktur pendukung pertanian, seperti bendungan irigasi, yang sangat penting untuk mendukung ketahanan pangan jangka panjang,” ujarnya.

Mulyani melanjutkan, saat ini Indonesia sedang menghadapi pandemi COVID-19 yang mengakibatkan krisis pangan karena terhentinya aktivitas perdagangan di seluruh dunia.

Negara-negara yang memiliki cadangan pangan cukup enggan menjual pangan ke negara lain karena tidak ada yang tahu kapan epidemi akan berakhir.

“Kami menjadi semakin khawatir untuk menegaskan bahwa pangan dan ketahanan pangan adalah hal yang sangat penting,” tegasnya.

Untuk itu, Bapak Muliani menghimbau kepada seluruh Kementerian dan Pemerintah Negara terkait untuk mengalokasikan anggaran sektor pangan secara efisien dan tepat sasaran.

“APBN sudah mengusulkan hal ini, mohon bantuannya kepada kementerian dan pemerintah agar pupuk tersebut dapat diberikan kepada pihak yang membutuhkan, yaitu para petani,” tutupnya. (RPI)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top