Tana Toraja, disinfecting2u.com – Di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, kelangkaan solar terus berlanjut sehingga terjadi antrian panjang kendaraan di banyak SPBU.
“Hampir sebulan ini terjadi kelangkaan solar pak, kami antre dari siang hingga malam, kadang tidak dapat sehingga harus bermalam di SPBU untuk mendapatkan bahan bakar,” jelas Haruna. . Rengga, supir truk.
Kelangkaan bahan bakar ini dimanfaatkan sejumlah pengepul dengan membawa puluhan ekskavator untuk membuang bahan bakar pertalite bersubsidi tersebut. Prosesnya tampak terorganisir karena pengisiannya dilakukan secara berbeda dan kemudian dimuat ke dalam minibus.
Selain Pertalit, solar yang juga disubsidi pemerintah diduga diambil oleh pengepul, selanjutnya mobil dengan tangki buatan sendiri dan minibus di jalan liar yang siap mengisi di depan SPBU Minanga. Kecamatan Mengkendek.
Sayangnya, pembelian BBM bersubsidi secara berlebihan yang diduga dilakukan oleh oknum pengepul di SPBU Minanga tidak terlihat baik oleh pihak Pertamina maupun penegak hukum, sehingga para pengepul bisa leluasa datang dan pergi menggunakan bahan bakar di SPBU tersebut.
“Kadang-kadang kita tidak dapat solar, karena sebagian besar pembelian BBM dilakukan dengan tangki dalam negeri. Tolong perhatikan hukum dan Pertamina, kasihan pengemudi truk,” kata Haruna Rengga.
Sementara itu, Pertamina Patra Niaga melalui humasnya yang mengonfirmasi melalui WhatsApp atas kasus yang dihimpun para pengepul di SPBU di Minanga, mengatakan, sanksi berat mulai dari teguran lisan dan tertulis hingga penghentian pengiriman BBM dan pemutusan hubungan bisnis akan terbukti.
“Tindakan tegas mulai dari teguran lisan dan tertulis, penghentian pengiriman bahan bakar hingga konfirmasi pemutusan hubungan bisnis. Bila membeli di tambang, harus menulis surat rekomendasi kepada instansi terkait.
(jbt/asm)