disinfecting2u.com – Ustad Adi Hidayat, Ketua Quantum Akhyar Institute, mengatakan masyarakat kerap menyebarkan berita bohong.
Ustad Adi Hidayat menyoroti berita bohong yang disebarkan oleh berbagai kalangan baik tokoh, pakar, aktivis, hingga ulama.
Ustad Adi Hidayat dikutip disinfecting2u.com dari channel YouTube resmi Adi Hidayat, Kamis (3/10/2024), mengatakan, “Orang yang sering tertipu, seringkali dengan niat yang tidak baik.
Menurut Ustad Adi Hidayat, mereka hanya ingin menimbulkan konflik di berbagai kalangan masyarakat.
Sosok Ustad Adi Hedayat. (Tangkapan layar YouTube resmi Adi Hedayat)
Tak hanya itu, menurutnya mereka hanya mencari pusat perhatian yang dimuat dalam berita palsu.
Dia berkata: “Hanya untuk orang-orang, perhatian, kontroversi, dll.”
Khatib Pandigalang ini mengatakan, pihak yang menyebarkan berita bohong dijelaskan dalam Alquran.
Hal ini dijelaskan dalam surat Nisa ayat 83.
Ia mengatakan, informasi yang diberikan akan mengandung penghinaan dan menimbulkan kebingungan serta perpecahan di masyarakat.
Dia menjelaskan: “Al-Qur’an dengan tegas mendefinisikan ini sebagai perilaku menyimpang, yang tidak boleh dilakukan tanpa setan.”
Khatib berusia 39 tahun ini menganggap perbedaan sebagai bagian dari tujuannya.
Ia meyakini mereka nyaman dalam penistaan meski tidak sadar akan azab Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dia menjelaskan: “Orang-orang baik laki-laki maupun perempuan, sangat senang dengan hobinya, sehingga membuat nyaman dan membuat kenakalan tersebar di kalangan orang-orang yang beriman.”
Dia melanjutkan: “Maka Allah menjanjikan azab yang sangat pedih di dunia dan di akhirat.”
Ustad Adi Hidayat melanjutkan menjelaskan bahwa orang beriman pasti mempunyai tujuan hidup.
Dia menambahkan: “Poin penting di sini bagi orang percaya adalah bahwa mereka memiliki prinsip dalam hidup mereka, mereka memiliki dua hal.”
Beliau terlebih dahulu menjelaskan secara rinci bahwa orang beriman akan selalu melihat kebenaran informasi yang disampaikan oleh pengirim, penyampai, dan sebagainya.
Dia berkata: “Dia melihat keadaannya, dan melihat apakah itu benar atau salah.”
Kemudian beliau menjelaskan bahwa hal yang kedua mencakup prinsip kebenaran, yaitu selalu menaati petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dia berkata: “Soal hal-hal yang sudah dia ketahui, seperti orang yang hanya mencari konflik, kerumunan, jadi menurutnya berita itu tidak penting.”
(Pertama)