Jakarta, disinfecting2u.com– Pasutri yang ingin salat Jumat diimbau tidak menggunakan sajadah berukuran besar. Buya Yahya menganjurkan penggunaan sajadah yang lebar atau besar.
Penggunaan sajadah digunakan oleh umat Islam untuk dijadikan tempat shalat. Buya Yahya mengatakan, jenisnya ada banyak, mulai dari ukuran maupun lebarnya.
Oleh karena itu, penggunaan penutup salat merupakan hal yang lumrah ketika ingin berdoa di gereja. Beliau juga mengingatkan kita untuk mempertimbangkan kembali penggunaan atau membawa sajadah yang berukuran besar dan luas. Terkait hal itu, Buya Yahya yakin bisa mengakhiri shaf. Ini harus dipahami.
Lantas, apa gunanya memakai sajadah yang besar atau lebar saat shalat?
Dilaporkan disinfecting2u.com dari YouTube Buya Yahya, dilansir Jumat (13/12/2024). Jadi, pada salat selanjutnya, Anda tidak akan salah dalam memilih tempat salat.
Buya Yahya mengatakan, penggunaan sajadah saat salat tidak dilarang. Namun, jangan melanggar tanggung jawab Anda, yang berarti tetap berpegang pada hal-hal mendasar.
Oleh karena itu, kata Buya Yahya, larangan memasuki tempat salat umum adalah dengan membuat antrean atau antrean salat. Tanpa disadari, ada jarak antar manusia ketika mereka shalat.
Kepala Pesantren Al Bahjah menegaskan, hal tersebut adalah perintah Islam.
“Iya kalau pakai sajadah tidak haram, tapi kalau memisahkan shaf tidak boleh.
“Jadi bisa pakai sajadahnya, ada beberapa jemaah yang tidak bisa menyentuh lantai, karena dingin, jadi bisa berbagi,” ujarnya.
Sebagaimana juga disabdakan Nabi Muhammad SAW:
أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ وَتَرَاصُّوا, فَإِنِّي أَرَاكُمْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْ رِي.
“Berdiri, bersatu, dan tempelkan tongkatmu, kebenaran yang kucari dari punggungku.” Shahih: HR. Al-Bukhari (No. 719).
Namun Buya Yahya mengatakan jangan menggunakan sajadah berukuran besar, melainkan tidak boleh berjalan di atasnya.
Buya (klw) menjelaskan “Membawa ke mesjid tidak masalah, tapi ingat, salat itu ada alasannya, sedangkan dalam salat harus menyusunnya dalam barisan yang benar.”
Waallahualaam