Jakarta, disinfecting2u.com – Lelucon berlebihan Miftah Maulana Habib-ur-Rahman alias Gus Miftah tentang penjual es teh Sinhaji membuat marah masyarakat Indonesia.
Ketua Umum Pengurus Besar Mutala Al Anwar (PBMA) K.H. Mbey Molai Sharif menyayangkan kelakuan Gus Miftah yang mengolok-olok penjual es teh di media sosial.
K.H. Menurut Mbe, setelah kontroversi Gus Miftah memicu kemarahan masyarakat, agama menjadi bagian penting dalam dakwah.
“Ajaran Islam Mengatur Ucapan Baik dan Buruk,” K.H. KBRI Jakarta, Kamis (12/12/2024).
Ia belajar bahwa para pengkhotbah harus selalu memperhatikan bahasa dan ucapannya. Mereka berperan sebagai panutan dan panutan untuk mengangkat moral dan ilmu agama masyarakat.
Komunikasi verbal merupakan aspek terpenting dalam berkomunikasi dengan siapa pun, termasuk dalam berdakwah, menyebarkan nilai-nilai agama Islam kepada jamaah.
Dalam pidatonya tersebut, K.H. Ambe mengatakan, berbicara secara hati-hati agar tidak selalu menyakiti perasaan orang lain merupakan tantangan yang sulit.
Ia memahami, penyampaian ilmu agama tidak selalu bersifat sentimental dan diselingi humor agar jamaah tetap fokus.
Namun lelucon tersebut harus ada batasnya agar tidak menimbulkan kesalahan dalam pembinaan umat beragama karena kurang substansinya.
“Allah berfirman dalam Al-Qur’an, dalam al-Baqarah, wa khul linna hasna yang artinya mengucapkan kata-kata yang terbaik kepada manusia, kemudian wa aqim al-salamu wa azujaat yang artinya berdoa dan membayar zakat,” jelasnya. .
Ketua PBMA menjelaskan, firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah memuat penjelasan bahwa kewajiban shalat dan zakat akan terkabul dengan pahala amal shaleh.
Ia mengatakan, akan ada dampak buruk bagi mereka yang tidak berprestasi. Padahal hal ini juga berlaku pada perbuatan baik karena dapat berdampak pada orang disekitarnya.
“Mau tidak mau, tindakan memalukan yang dilakukan seorang khatib atau pendeta bukan hanya akan mendiskreditkan pribadinya, tapi juga merusak nama baik yang dibawanya,” jelasnya.
Ia menyayangkan banyaknya penceramah, khatib, khatib bahkan orang beragama.
Karena ketika menafsirkan materi dari para khatib, kesalahan dalam menyerap ilmu agama adalah kesalahan terbesar umat beragama.
Kesalahan ini mengacu pada kegagalan dalam menerapkan sifat-sifat baik budi pekerti dan keteladanan yang ditunjukkan oleh khatib.
Pesan ini tidak hanya ditujukan kepada para khatib saja namun juga kepada kaum muslimin yang mempunyai jamaahnya, agar penulis dilindungi dengan menyertakan perkataan dan perbuatannya.
Dikatakannya, pemahaman nilai-nilai agama tidak hanya sekedar ritual, spiritual, dan kebutuhan keagamaan saja, namun sebagai makhluk sosial adalah mencintai seutuhnya kehidupan dan ciptaannya.
“Agama harus dipahami secara utuh karena tidak hanya soal ritual, tapi juga aspek kemanusiaan. Siapa yang berbuat baik, maka keburukannya akan kembali,” ujarnya.
Sebelumnya, Gus Miftah mendadak jadi perbincangan publik karena video ceramahnya viral di media sosial.
Miftha menghadiri acara pelatihan di Kabupaten Meglang, Jawa Tengah pada Rabu (20/11/2024).
Namun baru-baru ini viral sebuah video yang memperlihatkan Miftah berpose sebagai penjual es teh bernama Sinhaji di sebuah aksi unjuk rasa.
Miftah yang menjabat sebagai Wakil Khusus Presiden untuk Kerukunan Umat Beragama dan Pembangunan Sarana Keagamaan melontarkan komentar yang terkesan tidak pantas itu.
Bahkan, Sinhaji Miftah biasa berjualan es teh untuk melepas dahaga jamaah yang mendengarkan khotbahnya.
Miftah juga diberi gelar “Hus” yang merujuk pada anak atau keturunan pemuka agama, meniadakan Sinhaji.
Dalam video tersebut, saat Muntah asyik mengkritik dirinya di depan jamaah, Sinhaji malah berpaling dan bungkam.
Masyarakat menilai gelar Gus yang disandang Miftah dan status Wakil Khusus Presiden Prabowo Sabianto tak patut menghina Sinhaji.
Beberapa temannya yang ikut bersamanya mulai menertawakan Sinhaji karena lelucon Miftah yang dianggap sangat lucu.
Sontak, video tersebut menuai protes dan seruan agar Miftah mundur dari jabatan Utusan Khusus Kerukunan Umat Beragama Presiden Prabowo Sabianto.
Mendengar hal tersebut Miftah langsung meminta maaf kepada kediaman Sinhaji di Dusun Gesari, Desa Banyusari, Kecamatan Grabag, Meglang, Jawa Tengah.
Namun kemarahan masyarakat tak kunjung reda karena kecewa karena perilaku dan sikap Miftah tidak mencerminkan dirinya sebagai seorang khatib.
Malu dengan kelakuannya, Miftah memutuskan mundur pada Jumat (6/12/2024) sebagai Wakil Khusus Presiden Prabowo Sabianto.
(kucing/tas)