Jakarta, disinfecting2u.com– Ustaz Adi Hidayat menjelaskan keutamaan penggunaan salat ifititah dalam shalat. Namun selama ini cara membacanya dengan Inni Wajjahtu, benarkah?
Dalam penjelasannya, Ustaz Adi Hidayat mengatakan bahwa menggunakan atau membaca doa iftitah saat shalat disunnahkan.
Sholat iftitah sendiri mempunyai pahala yang besar jika dilakukan dalam sholat.
Umumnya masyarakat melaksanakan shalat iftitah saat shalat setiap hari. Berikut penjelasan cara membaca doa iftitah yang benar, dari YouTube Adi Hidayat Official, Selasa (10/12/2024).
Menurutnya, pembacaan doa iftitah bersama Inni Wajjahtu dalam doa tersebut tidak sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW.
“Kita membaca tanpa memahami maka kita akan diberi pahala dan dihilangkan tugas kita, namun jika kita membaca dan memahami maknanya maka pemahaman tersebut akan mempengaruhi jiwa kita”, kata Ustaz Adi Hidayat.
Meski dipahami secara umum, shalat iftitah merupakan amalan shalat sunnah setelah melakukan Takbiratul Ihram yang akrab disapa UAH, terungkap bahwa sebenarnya ada bacaan shalat sunnah Nabi Muhammad SAW.
Menurut Ustaz Adi, memang benar salat iftitah merupakan sunnah Nabi Muhammad SAW yang termasuk dalam salah satu hadits riwayatnya.
Caranya, dalam Hadits riwayat dijelaskan tentang kebiasaan shalat iftitah Nabi Muhammad SAW yang ada pada penjelasan Abu Hurairah.
Menurutnya, hal itu ada dalam Riwayat Hadits Bukhari Nomor 711.
Abu Hurairah berkata: “Aku pernah shalat di belakang Nabi SAW hingga beliau mengucapkan takbir, beliau terdiam beberapa saat. Lalu Rasulullah membacakan Al Fatihah,” jelasnya.
Terkait dengan salat ifti, nampaknya bacaan salat ifti berasal dari kalimat “Allahumma Baa’id baiynii wa baiyna” yang sering dilantunkan oleh Nabi Muhammad SAW.
“Usai salat dia bertanya, saat aku salat di belakangmu, setelah takbir kamu diam. Apa yang kamu lakukan?” Nabi bersabda, ‘Saya membaca Allahumma Baa’id baiynii wa baiyna’,” jelas UAH.
Berikut ini adalah doa Iftitah dalam Doa Matahari Nabi Muhammad SAW
Tuhan memberkatimu Di dalam Tuhan, di dalam Tuhan, di dalam Tuhan, dalam kehendak Tuhan
Bacaan latin: Allahumma Baa’id baiynii wa baiyna khothooyay kamaa baa’adta baiynal masiriqi wal maghribi, Allahumma naqqinii minal khothooya kamaa yunaqqots tsaubul abyadhu minad dannasi, Allahummaghsil khothoots bilmaa.
Artinya: “Ya Allah, berilah jarak antara aku dan kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau beri jarak antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkan kesalahan-kesalahanku seperti pakaian putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, basuhlah kesalahan-kesalahanku dengan air, salju dan air dingin.” (HR.Bukhari)
Namun tidak membedakan kedua kalimat tersebut dijadikan doa iftitah yang juga dibacakan oleh Nabi Muhammad SAW.
Yang jadi pertanyaan bukan siapa yang benar. Tapi kapan Nabi membaca Allahumma Baid, dan kapan Nabi membaca Inni Wajjahtu, ujarnya.
Lebih lanjut Ustaz Adi mengatakan, kata ini digunakan pada saat melempar batu dan saat menyembelih hewan kurban selalu dipraktikkan menggunakan kalimat “Inni Wajjahtu”.
“Saya melihat Rasulullah SAW saat menyembelih hewan kurbannya menghadap kiblat, lalu beliau mengucapkan Inni Wajjahtu,” kata UAH.
Jadi Inni Wajjahtu itu doa penyembelihan hewan kurban, tambahnya.
Ia menceritakan, ungkapan Inni Wajjahtu dijelaskan oleh Jabi bin Abdullah dari hadits nomor 3221 Ibnu Majah.
“Hadits yang menggunakan Inni Wajjahtu diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullahdi Ibnu Majah 3221”, tutupnya. (kl)
Waallahulam