disinfecting2u.com – Buja Yahya menjelaskan hukum bagi wanita dalam shalat Jumat.
Sebagaimana diketahui, salat Jumat merupakan tanggung jawab seorang muslim yang matang, berkompeten dan tidak ada alasan syar’i.
Banyak dalil dari Al-Qur’an dan Hadits yang menunjukkan pentingnya seorang muslim menunaikan shalat Jumat.
Pesan Allah SWT yang terdapat pada perintah shalat Jumat adalah Surat Al Jumma ayat 9. Berikut bacaannya.
يٰاَيُّهَا الَّذِيْينَ ٰامَنُوْا اِذَاُوَةَ مِنْ يَّوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْا وْ الـى ذِكْرِ اللِّّ خيْرٌ لَّكُمْ ِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمْ
Artinya: Orang-orang yang beriman, apabila (panggilan) salat Jumat dikumandangkan, segeralah mengingat Allah dan berhentilah berjual beli. Lebih baik kamu mengetahuinya. (QS/ Al Jumma : 9)
Nah, ada beberapa hadis yang menjelaskan pentingnya shalat Jumat. Inilah beberapa di antaranya.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sholat Jumat wajib bagi setiap muslim yang berjamaah, kecuali empat golongan: budak, wanita, anak kecil dan orang sakit. (HR. Abu Dawud dan Al-Hakim)
Jika hadis di atas menjelaskan pentingnya salat Jumat, maka hadis berikut ini mengancam umat Islam untuk meninggalkan salat Jumat.
Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa meninggalkan shalat Jumat tiga waktu tanpa sebab, maka Allah akan menutup hatinya.” (HR.Abu Dawud dan Tirmidzi)
Sholat Jumat dilaksanakan secara berjamaah, pada siang hari, dan sebelum dua khutbah.
Buja Yahya mengatakan, dosa besar seorang muslim jika melewatkan salat Jumat.
“Sholat yang teratur itu dosa, apalagi salat Jumat, dosa besar (jika dihilangkan) akan menjadi penyebab tertutupnya hati,” jelas Buja Yahya dalam sambutannya.
Jadi, kecuali Anda mempunyai alasan penting, sebaiknya Anda tidak melewatkan shalat Jumat.
Lalu bagaimana dengan wanita?
Seperti yang lazim di Indonesia, hanya laki-laki yang melaksanakan shalat pada hari Jumat.
Namun ada juga wanita yang ikut salat Jumat, terutama di negara lain.
Lantas, bolehkah wanita shalat di hari Jumat?
Untuk itu, Buja Yahya mengatakan sebaiknya perempuan tidak melaksanakan salat Jumat.
“Kalian para wanita, janganlah salat, baik tua maupun muda,” jelas Buja Yahya.
“Hari Jumat tidak perlu khawatir,” lanjut Buja Yahya.
Namun, jika seorang wanita ingin menunaikan shalat Jumat, maka hal itu wajib.
Namun Buja Yahya mengingatkan, jika ingin meninggalkan salat Jumat, jagalah wanita tersebut.
“Karena hari Jumat berbeda.” “Kalau perempuan ke masjid di hari biasa, mungkin karena masjidnya sepi, dia aman,” jelas Buja Yahya.
Namun pada hari Jumat, suasana di dalam gereja berbeda karena sebagian besar hari tidak sama.
Buja Yahya menjelaskan, Nabi SAW melarang siapapun untuk melarang perempuan menghadiri masjid. Namun posisinya harus dilindungi dari kerusakan.
Jadi perempuan bisa ke masjid, istri Nabi SAW bisa ke masjid untuk Itikaf di masjid, jadi perempuan bisa ke masjid, kata Buja Yahya.
“Tapi yang pasti keselamatan, keselamatan dari bahasa yang tidak baik,” kata Buja Yahya.
Hujatan Buja Yahya adalah kalau perempuan ke gereja, tidak boleh dilecehkan dan dilecehkan.
“Kutukan tidak akan disalahgunakan dan tidak akan terpengaruh,” kata Buja Yahya.
“Dia mungkin tidak memikirkan pria yang baik, tapi dia menyiksanya dengan banyak pembersihan,” lanjut Buja Yahya.
Hal ini karena banyak laki-laki di masjid pada hari Jumat dan ini adalah sesuatu yang sebaiknya dihindari oleh wanita Muslim.
“Jumat ini sedikit berbeda karena lebih banyak masyarakat yang tidak ke gereja sehingga harus berdiam diri di rumah, perempuan harus melindungi diri pada Jumat ini,” kata Buja Yahya.
“Tetapi jika seorang wanita shalat di masjid, maka shalatnya sah.” Tapi apakah ada yang lebih dari itu? Ini yang menjadi masalah, lanjut Buja Yahya.
Maka, pada hari Jumat Buja Yahya mengingatkan bahwa seorang wanita lebih penting di rumah daripada shalat Jumat.
“Mungkin penting di rumah karena laki-lakinya banyak,” kata Buja Yahya.
“Laki-lakinya banyak sekali, kita tidak harus melakukan gerakan perempuan,” lanjutnya.
Buja Yahya juga menegaskan, jika ada jemaah wanita yang salat Jumat, sebaiknya tidak dilakukan.
“Bagus apa?” Jamaah ini hanya perempuan Jumat,” kata Buja Yahya.
“Perempuan berhak mendapatkan martabat di sini,” katanya.
Pasalnya, kata Buja Yahya, masjid-masjid di Indonesia dipenuhi umat beragama saat salat Jumat.
Oleh karena itu, sebaiknya wanita, menurut Buja Yahya, tidak melakukan salat Jumat.
“Sholat itu aman, tapi saat ini sebagian besar masjid tidak punya cukup waktu Jumat untuk laki-laki,” kata Buya Yahya.
Jadi bayangkan jika perempuan ikut salat Jumat di masjid.
Martabat seorang perempuan rusak ketika dia menghadiri gereja yang penuh dengan laki-laki.
“Bagaimana wanita bisa terlibat dalam hal ini?” Jadi ini soal agama, bukan soal hawa nafsu, dan ibu-ibu yang mau salat Jumat dan sebagainya, sebaiknya anaknya tetap di rumah, kata Buja Yahya.
“Karena di masjid pada hari Jum’at banyak orang. Oleh karena itu, bagi perempuan tidak diwajibkan, namun jika melaksanakan shalat Jumat maka shalatnya wajib dan tidak perlu lagi menggunakan shalat Ashar setelahnya,” Buja. lanjut Yahya.
Demikian tafsir Buja Yahya mengenai hukum wanita shalat Jumat.
Saya pikir ini berguna.
Wallahuallam Bishawab