JAKARTA, disinfecting2u.com – Kekalahan Timnas Indonesia dari China di kualifikasi Piala Dunia 2026 membawa dampak yang cukup besar bagi nama STY. Berakhir dengan skor 2-1. Media sosial dibanjiri dengan tagar “STY OUT”.
Hal ini tidak lepas dari kekecewaan dan kritik masyarakat Indonesia. Pasalnya, Timnas Indonesia dinilai tampil buruk saat berkunjung ke China.
Dok.kolase disinfecting2u.com/Shin Tae-yong
Gol kemenangan tim Tiongkok tercipta di babak pertama lewat gol Baihelam Abdulwaili (21′) dan Zhang Yuning (44′).
Timnas Indonesia baru mencetak satu gol pada menit ke-86 lewat tendangan Thom Haye di kotak penalti. Setelah memanfaatkan kemelut akibat lemparan ke dalam Pratama Arhan. Tagar “STY Out” menghujani cuitan hingga menjadi trending di media sosial
Sedangkan pemain seperti Thom Haye dan Malik Risaldi tidak menjadi starter.
Alhasil, beberapa keputusan STY dinilai patut dipertanyakan hingga mengecewakan netizen Tanah Air hingga memunculkan tagar #STYOut di media sosial.
Bahkan nama Asnawi sempat disorot karena dianggap tampil buruk sebagai kapten timnas Indonesia saat mereka kalah 2-1 dari China di Qingdao Youth Football Stadium, China, Selasa (15/10/2024) 19:00 WIB Kemarin.
Pelatih kepala timnas Indonesia Shin Tae-yong (biasa disapa STY) sudah populer di Indonesia sejak awal, terutama di kalangan fans Indonesia.
Performa dan kualitas pemain Garuda semakin membaik sejak dilatih pelatih asal Korea.
Tanpa disadari, Shin Tae-yong sukses membawa banyak perubahan di timnas Indonesia sejak mulai melatih pada tahun 2019 lalu.
Dalam sebuah podcast, pelatih Shin Tae-yong menjelaskan di YouTube BAL bahwa tujuan utamanya adalah pergi ke Indonesia. Apakah Anda ingin menjadi pemenang atau juara?
Ternyata bukan itu yang utama. Sebaliknya, ia ingin menata struktur (sistem) dunia sepak bola Indonesia dengan lebih baik.
Ia mengatakan dengan manajemen yang baik, Timnas Indonesia tidak hanya bisa meraih kemenangan, tapi juga bisa lebih dari itu.
Sebenarnya saya ke Indonesia untuk mengubah sistem sepak bolanya. Daripada terlalu mementingkan prestasi, kata STY seperti dikutip, Sabtu (19 Oktober 2024).
“Saya kira akarnya harus kuat dan atasannya harus kuat. Anda tidak bisa meletakkan beban atasan langsung pada pelatih,” jelasnya.
Ini ada hubungannya dengan sistem sepakbola Indonesia yang ingin kita perbaiki. Ia meyakini perlunya pengembangan keterampilan generasi muda agar bisa mengasah kemampuan di ajang yang lebih besar.
“Saya sangat (ingin) merekrut generasi muda,” kata STY.
Namun, saya harus mengembangkan generasi pemain atau generasi muda (mulai saat ini) dan mengubah sistemnya, jelas Bapak Garuda itu.
STY juga mengakui bahwa agama dan budaya Indonesia menjadi salah satu tantangan dalam memilih Indonesia. Bukan hanya tantangan, tapi juga keajaiban.
“Ketika saya pertama kali tiba, saya mencoba memahami budaya Islam,” kata Shin Tae-yong yang dikutip Sportalkorea.
Bahkan ada seorang dokter muslim di Jakarta. Saya mengajaknya untuk mendengarkan tentang budaya Indonesia dan Islam selama kurang lebih tiga jam, lanjut Shin Tae-yong. (kilowat)