Satu Dekade Perjalanan UMKM Indonesia: Pemberdayaan Produk Lokal Menembus Pasar Global

Jakarta, disinfecting2u.com – UMKM berperan penting dalam membangun stabilitas perekonomian. Ketika pandemi Covid-19 mengguncang perekonomian global, UMKM yang bergerak di berbagai sektor lokal mampu bertahan dan berkembang. 

Produk lokal saat itu, seperti masker batik dan alat pelindung diri (APD), tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, namun juga sukses menembus pasar internasional. Pencapaian ini menunjukkan besarnya potensi UMKM Indonesia untuk berpartisipasi dalam rantai nilai global.

Selama satu dekade terakhir, pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam mendukung pengembangan UMKM, khususnya untuk memperluas akses pasar ke luar negeri. Sebagai bagian dari Paket Kebijakan Ekonomi 2015, pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 177/PMK.04/2016 untuk mendukung pertumbuhan dan perluasan pasar ekspor bagi usaha kecil dan menengah (UKM). ). 

Peraturan ini memberikan pembebasan bea masuk dan penghapusan PPN atau PPnBM atas pembelian barang, peralatan, dan mesin impor yang dikenal dengan Barang Ekspor (KITE) bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM). Kemudian, pada tanggal 30 Januari 2017, Presiden RI resmi meluncurkan rencana tersebut di Institut Tembaga Tumang, Kabupaten Boyolali.  

Bagi UKM, fasilitas ini berguna untuk menekan biaya produksi, meningkatkan arus kas yang dapat meningkatkan kapasitas produksi dan investasi, serta meningkatkan daya saing. Sementara bagi perekonomian nasional, KITE IKM dapat mendorong tumbuhnya produk IKM dengan brand nasional yang mampu mengisi pasar internasional, memperkuat daya saing Indonesia dalam penyelenggaraan Perekonomian Nasional ASEAN, dan memperkuat fondasi perekonomian negara pendukungnya. perkembangan. fokus IKM di luar negeri. 

Hasilnya, menurut Laporan Dampak Ekonomi 2023, terdapat 120 perusahaan yang berkontribusi terhadap ekspor mata uang asing sekitar 67,16 juta USD. Meski kontribusi asing hanya 0,03% dari total ekspor negara, namun rasio impor mencapai 4,01. Fasilitas yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan tersebut sebesar Rp 46,82 miliar dengan jumlah karyawan 18.043 orang. Kegiatan ekonomi ini menghasilkan nilai tambah sebesar Rp887,41 miliar dan investasi baru sebesar Rp180,22 miliar. 

Penggunaan peralatan KITE IKM juga menunjukkan tren positif selama 10 tahun terakhir. Hal ini ditunjukkan dengan bertambahnya perusahaan penerima peralatan yang diikuti dengan peningkatan nilai ekspor setiap tahunnya. Perusahaan penerima jasa KITE akan mencapai 125 perusahaan pada triwulan II 2024 dengan kontribusi asing sebesar 42,36 juta dolar.

Selain itu, pemerintah juga mendukung perluasan pasar produk UMKM di luar negeri melalui kerja sama kegiatan keuangan, diplomasi, dan perbankan, serta pengembangan keterampilan IKM melalui pemberdayaan UMKM secara sistematis dan efektif seperti Ekspor Program klinik. Dalam beberapa tahun terakhir, tindakan kerja sama pemerintah telah diambil untuk memberikan pelatihan dan kesempatan untuk mempelajari dan mengeksplorasi pasar luar negeri. 

Upaya bersama ini mendekatkan sumber informasi negara sasaran kepada pelaku UMKM melalui berbagai kegiatan seperti integrasi bisnis, pengembangan dan pelatihan bisnis internasional, penyelenggaraan pameran produk, dan jenis pemasaran produk UMKM internasional. 

Sementara itu, mulai tahun 2018, program Klinik Ekspor telah berjalan dan bertujuan untuk memberikan pendampingan dan pendampingan teknis kepada UMKM agar siap dan mampu memasuki pasar ekspor. Klinik Ekspor bertindak sebagai pusat konsultasi dan pelatihan ekspor, memberikan panduan praktis mengenai perizinan, komunikasi pemasaran, dan berbagai perangkat perpajakan yang tersedia untuk UMKM.

Beberapa kisah sukses menunjukkan dampak sebenarnya dari program ini. Misalnya dari industri pangan, pada tahun 2023 ada Kelompok Tani Wanoja yang berhasil mengekspor tujuh ton kopi arabika ke Arab Saudi dan PT Saricotama akan mengirimkan sari kelapa dan es kelapa sebanyak 54 ton ke China. 

Dari industri kerajinan, ada CV Bunga Melati yang berhasil mengekspor 9.897 item vas kelapa hias (kokedama) ke Jepang pada tahun 2023. Dari industri kecantikan, ada UMKM Henny Beauty yang terdiri dari produk bedda lotong, kelompok tradisional Bugis. . scrub yang memasuki pasar Asia dan Australia. 

Pemerintah Indonesia melalui berbagai inisiatif dan kolaborasi antar kementerian/lembaga bermaksud untuk terus mendukung UMKM untuk meningkatkan daya saingnya di pasar global. Program pendukung, seperti klinik rawat jalan; struktur insentif pajak, seperti KITE IKM; dan kerja sama internasional telah membuka jalan bagi UMKM untuk menjadi pelaku ekspor yang fokus. Keberhasilan UMKM memasuki pasar luar negeri tidak hanya akan meningkatkan pendapatan nasional, tetapi juga akan membangun citra baik Indonesia di dunia internasional. (misalnya.)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top