OKU Selatan, disinfecting2u.com – Keindahan Danau Ranau, ikon wisata utama di Kabupaten OKU Selatan, dirusak oleh tumpukan sampah yang berserakan di sepanjang jalan menuju kawasan wisata. Sampah ini ditemukan di Desa Jepara, Buai Pematang Ribu. Kabupaten Ranau Tengah (BPRRT), dan sebagiannya terhanyut oleh sungai yang mengalir langsung ke Danau Ranau. Kondisi ini tidak hanya mencemari lingkungan, namun juga mengganggu kenyamanan warga dan wisatawan yang berkunjung.
Sampah yang dibuang sembarangan oleh oknum warga dan pihak yang tidak bertanggung jawab menumpuk di sepanjang jalan menuju beberapa tempat wisata populer seperti Pantai Pati Marga dan Pantai Batu Kebayan.
“Baunya sangat mengkhawatirkan, apalagi saat hujan. Sampah ini perlu dikelola, jangan dibuang begitu saja,” jelas Tony, salah satu warga yang sering melewati jalur tersebut.
Tak hanya warga, wisatawan yang datang menikmati keindahan Danau Ranau juga kecewa. Mereka menilai tumpukan sampah ini merusak pesona alam yang menjadi daya tarik tersendiri di kabupaten tersebut.
“Danau Ranau sebenarnya sangat indah, namun sayangnya masalah sampah ini merusak suasana. Jika dibiarkan, wisatawan tidak akan mau kembali lagi,” keluh Anita, wisatawan asal Palembang.
Ada pula keluhan dari para pengusaha di sekitar danau yang mengakui keberadaan sampah berdampak buruk terhadap pendapatan mereka.
“Sampah dari danau ini berasal dari sungai. Banyak warga yang membuang sampahnya di pinggir jalan dekat ngarai yang terdapat sungai yang mengalir langsung ke Danau Ranau,” kata Mélanie, salah satu pemilik usaha di kawasan itu, Minggu. (24/11/2024).
Menurut dia, permasalahan tersebut sudah ada sejak lama. Bahkan, ada warga dari luar desa yang sengaja datang membuang sampahnya di sana. “Tidak hanya warga sekitar saja, ada juga warga dari jauh yang sengaja membuang sampah di sini,” imbuhnya.
Permasalahan sampah di Danau Ranau mencerminkan kurangnya kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan, baik dari masyarakat sekitar maupun pengunjung. Jika pencemaran ini tidak dikendalikan, maka tidak hanya akan mengancam sektor pariwisata, namun juga kelestarian ekosistem. danau, sumber kehidupan bagi banyak penduduk.
Masyarakat mendesak kantor gubernur segera mengambil tindakan nyata. Upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan memasang rambu larangan membuang sampah sembarangan di kawasan rawan, menyediakan tempat pembuangan sampah yang memadai, dan memberikan sanksi tegas bagi pelanggar.
“Kami berharap pemerintah lebih serius menangani masalah ini, mulai dari edukasi masyarakat hingga penegakan hukum. Danau Ranau ini kebanggaan kita, jangan sampai rusak karena perbuatan kita sendiri,” kata tokoh masyarakat setempat, Dedi.
Selain tindakan langsung, solusi jangka panjang yang melibatkan kerja sama pemerintah, masyarakat, dan pelaku ekonomi juga penting. Pengelolaan sampah terpadu, termasuk pembentukan bank sampah dan mendorong konversi sampah menjadi produk yang bernilai ekonomi, dapat menjadi langkah yang efektif.
Kesadaran masyarakat juga penting melalui kampanye kebersihan dan gotong royong secara rutin. Jika semua pihak bersatu, keindahan Danau Ranau yang merupakan salah satu destinasi wisata terbaik di Sumsel ini bisa terus terjaga.
Danau Ranau merupakan kekayaan yang harus dilindungi tidak hanya untuk pariwisata tetapi juga untuk lingkungan dan masa depan generasi mendatang (asi/nof).