Yogyakarta, disinfecting2u.com – PT Kereta AP Indonesia (Persero) menyelenggarakan batik street show bersama KAI dengan tema “Meneliti Batik, Peduli Sejarah” selama 10 hari mulai tanggal 21 hingga 31 Desember 2024 di Aula Pintu Masuk Timur Daop 6 Yogyakarta. Stasiun Yogyakarta.
Kegiatan yang bekerja sama dengan Lawasan Batik ini diselenggarakan untuk melestarikan warisan budaya Indonesia sekaligus memperkenalkan kekayaan batik kepada masyarakat luas.
Bambang Respesano, wakil presiden eksekutif Daop 6 Yogyakarta, mengatakan pameran ini mempertemukan sejarah transportasi kereta api dengan kekayaan budaya nusantara melalui 30 koleksi batik Vorstenlanden yang sarat makna.
“Kami bangga bisa menjadi bagian dari pameran Menelisik Batik, Peduli Sejarah Sebagai pintu gerbang budaya, Stasiun Yogyakarta adalah tempat yang tepat untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya melestarikan batik sebagai warisan strategis dunia dalam sambutannya pada pembukaan resmi dalam Roadshow Batik pada Sabtu (21/12), Bambang Responso mengatakan, ruang publik tidak hanya sekedar berdesain estetis, namun juga “bersejarah”.
Ia juga mengatakan, sebagai salah satu stasiun tertua, Stasiun Yogyakarta menjadi saksi perjalanan budaya dan perekonomian Yogyakarta. Kereta api tidak hanya menjadi alat transportasi, namun juga menjadi penghubung berbagai tradisi, termasuk batik, yang kini diakui sebagai warisan tak benda oleh UNESCO.
“Dengan pameran ini, Daop 6 juga mengajak pelanggan untuk mengeksplorasi hubungan mendalam antara sejarah transportasi, kekayaan alam, dan seni kerajinan batik,” ujarnya.
Jalur kereta api pertama di Indonesia dibangun oleh Nederlandse-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) pada tahun 1867, menghubungkan Semarang dan Yogyakarta.
Jalur ini berperan penting dalam pengangkutan produk pertanian, termasuk nila (nila), pewarna alami, yang merupakan barang ekspor utama pada saat itu. Warna biru ini erat kaitannya dengan batik Vorstenlanden yang menonjolkan motif klasik dengan warna simbolis.
Lebih lanjut, Ketua Persatuan Pecinta Batik Indonesia (PPBI), Pratham Laretana T. Adisakti mengatakan, pameran ini menjadi pengingat bahwa batik bukan hanya seni tekstil, melainkan representasi sejarah, ekonomi, alam, dan budaya.
“Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam terselenggaranya pameran ini, semoga acara ini dapat menginspirasi generasi muda untuk terus menjaga dan mengembangkan warisan budaya kita, serta memberikan edukasi tentang transportasi, alam, budaya dan sejarah.
Roadshow Batik bersama KAI ini melibatkan beberapa kegiatan. Di antaranya pameran batik, peragaan busana batik, program nyanting dan penyembuhan serta wisata jalan kaki di Jogja. (Noor/Ard)