Jakarta, disinfecting2u.com – “New York Times” pernah menjadi Dr. Louis K. Raffetto mengatakan hingga 80 persen orang mempunyai masalah pada gigi bungsunya, yang seringkali menjadi sumber masalah, terutama jika tumbuh pada posisi yang tidak normal.
Situasi serupa juga dialami Aurel Hermansyan, penyanyi dan aktris ternama di Indonesia. Saat Aurel sedang melihat foto rontgen gigi lama, dr. Devya teringat akan kondisi Orel yang parah akibat kondisi gigi bungsunya yang “tidur”.
“Dia sudah mengejan, dan itu memberikan banyak tekanan pada gigi depannya. Harus posisinya lurus dengan gigi sebelahnya. Kalau begitu, kotoran bisa masuk ke gigi berlubang dan memperparah rasa sakitnya,” jelas Drg. Devya :
Avrel teringat saat dia sakit. “Itulah sebabnya Anda senang sakit, Dok?” Apakah kamu ingat?” tanyanya mengingat rasa sakit yang dirasakannya. Rasa sakit tersebut terutama disebabkan oleh tekanan pada gigi di depan gigi bungsu. Selain itu, makanan yang terjebak di sela-sela gigi dapat memperburuk kondisi dan meningkatkan risiko iritasi;
Gigi bungsu merupakan gigi terakhir di mulut dan biasanya tumbuh antara usia 17-25 tahun. Namun karena keterbatasan ruang, seringkali pertumbuhannya tidak sempurna. Akibatnya, gigi bungsu bisa erupsi miring atau tidak tumbuh sama sekali, yang disebut impaksi.
Menurut Drg. Langit-langit mulut sumbing seringkali disebabkan oleh faktor genetik, seperti kombinasi rahang kecil pada salah satu orang tua dan gigi besar pada orang tua lainnya. “Kondisi ini menyebabkan ketidakseimbangan dan menyulitkan tumbuhnya gigi bungsu,” jelasnya.
Meski tidak semua gigi bungsu yang erupsi memerlukan pembedahan, posisi yang bengkok atau impaksi sering kali menimbulkan risiko lebih besar. Dalam kasus seperti ini, pencabutan biasanya merupakan solusi terbaik untuk mencegah komplikasi.
“Kalau tumbuhnya bengkok, tidak baik untuk rongga mulut. “Permukaannya tidak rata sehingga tidak bisa digunakan untuk mengunyah,” tambah dokter. Devya: Selain itu, gigi bungsu yang bengkok memberikan tekanan pada gigi depannya sehingga menyebabkan gigi berlubang dan potensi masalah lainnya.
Orel sendiri telah dicabut gigi bungsunya beberapa tahun lalu, dan kini tidak ada keluhan lagi. Saat ini fokusnya lebih pada perawatan veneer yang baru direnovasi di Klinik Gigi Devya.
Menurut Drg. Devya, Orel merupakan salah satu pasien termuda yang pertama kali melakukan pemasangan implan pada usia 17 tahun. Saat itu, Orel telah menyelesaikan perawatan ortodontik sehingga giginya berada pada posisi yang sesuai untuk veneer.
Baru-baru ini, veneer lama Aurel diganti dengan bahan baru yang lebih tipis dan ringan sehingga membuatnya terlihat natural.
“Banyak orang mengatakan bahwa wajah saya telah berubah. “Sebenarnya tanpa kita sadari, veneer memang mengubah penampilan kita, dokter,” ujarnya. Dr. Devya menambahkan, perubahan warna dan bentuk gigi memang bisa mempengaruhi penampilan wajah secara keseluruhan serta membuat seseorang terlihat lebih muda dan segar.
Untuk membuat Aurel nyaman dengan veneer barunya, dr. Devya melakukan tes gigitan menggunakan pemindai 3D. Teknologi ini membantu mengidentifikasi area dengan tekanan berlebihan pada gigi yang menimbulkan rasa tidak nyaman, seperti nyeri rahang. Devya menjelaskan, pengujian ulang tersebut penting untuk memastikan veneer nyaman dan tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.
Saat membahas kebiasaan sehari-hari, Dr. Devya menjelaskan, pengguna veneer bisa menikmati kopi, teh, dan minuman dingin tanpa rasa khawatir. Namun, ia menekankan pentingnya menjaga veneer, dan memperingatkan bahwa makanan keras harus dihindari karena dapat merusaknya.
“Yang pantangan biasanya tidak makan makanan keras seperti cangkang kepiting, atau ada yang suka mengunyah tulang, itu tidak dianjurkan,” jelasnya. Dia menambahkan: “Sayang sekali pembuatannya mahal, dan kayu lapis memerlukan proses. Sebaiknya kita pastikan tidak pecah.”
Selain itu, pemeriksaan berkala setiap 3-6 bulan sekali tetap menjadi langkah penting baik bagi pengguna veneer maupun non-pengguna. Pengendalian ini tidak hanya bertujuan menghilangkan karang gigi, tetapi juga mendeteksi masalah gigi atau lapisan secara dini.
Dr. Devya mengingatkan, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Dengan perawatan dan kebersihan gigi yang tepat, Orel tidak hanya akan merasa lebih nyaman, tapi juga lebih percaya diri dengan senyum barunya.
Pengalaman Avrel menunjukkan bahwa di balik senyum indahnya terdapat upaya menjaga kesehatan gigi. Veneer yang ia gunakan sebelumnya sebenarnya dalam kondisi baik, namun ia memutuskan untuk menggantinya dengan bahan baru yang lebih tipis dan alami di Klinik Gigi Devya.
Menurut Drg. Devya, veneer bisa bertahan seumur hidup jika dirawat dengan baik. Namun, inovasi material baru yang digunakan Aurel memungkinkan pasien mendapatkan hasil yang tidak hanya cantik, tapi juga gigi sehat dan kuat (rpi).