Rupiah Menguat dari Dolar AS Hari Ini, Pengamat Prediksi Bakal Loyo Lagi

Jakarta, disinfecting2u.com – Pada Kamis (25/10/2024), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat 43 poin atau 0,27 persen di Rp 15.584.

Sehari yang lalu, rupee berada di level Rupee 15.627 terhadap dolar AS.

“Rupee dan mata uang lainnya secara umum menguat terhadap dolar AS. Tidak ada sentimen khusus,” ujarnya.

Menurutnya, dolar AS yang terlihat sudah overbought sehingga terkoreksi dengan memanfaatkan faktor teknikal.

Imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun juga turun menjadi 4,192 persen, setelah sebelumnya mencapai rekor tertinggi di 4,192 persen.

Luqman sebenarnya memperkirakan rupee akan melemah terhadap penguatan dolar AS karena kekhawatiran investor menjelang pemilihan presiden (Pilpres) AS 2024.

Kekhawatiran ini terkait dengan jajak pendapat Donald Trump yang mendekati keunggulan Kamala Harris.

Jika Trump menang, inflasi di Amerika diperkirakan akan meningkat karena kebijakan pajak dan tarif, lanjutnya. “Ini akan mempersulit The Fed untuk menurunkan suku bunganya,” katanya.

Dengan pemilu yang dijadwalkan pada 5 November, Harris mendapat 48,2 persen dukungan, sementara Trump mendapat 46,4 persen, menurut jajak pendapat ABC News dan jajak pendapat Selasa (22/10/2024) dengan 538 suara.

Di sisi lain, perkiraan pelemahan rupee hari ini dipengaruhi oleh kemungkinan penurunan suku bunga The Federal Reserve yang semakin menurun.

Survei terbaru menunjukkan penurunan suku bunga tahun ini hanya mencapai 50 basis poin (bps) dan akan diturunkan sebesar 25 bps setiap bulannya. Dibandingkan sebelumnya, penurunan suku bunga mungkin mencapai 70 unit per detik.

Ariston Tjendra, pengamat pasar uang, mengatakan pendorong penguatan dolar adalah kemungkinan penurunan tajam suku bunga AS, meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, dan ekspektasi terhadap hasil pemilu presiden AS.

“Pasar mengantisipasi kemenangan Trump, dimana kebijakan Trump sebelumnya sebagai presiden yang berujung pada perang dagang mendorong penguatan dolar AS. Nampaknya jika Trump terpilih, hal ini (penguatan dolar AS) akan terus berlanjut. .” “Apalagi jika pada bulan Desember The Fed mengindikasikan bahwa tapering tidak lagi bersifat agresif,” kata Ariston.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top