Jakarta, Tivonens.com – Menteri Investasi dan Direktur BKPM Rosan Perkasa Reslani berbicara tentang investasi Apple di Indonesia.
Dia membukanya setelah konferensi pers tentang implementasi investasi pada tahun 2024 Barli berada di Kementerian Konstruksi, Investasi, dan Bawah Halim (BCPM, Jumat (31.1.20125).
“Investasi bukan Apple, tetapi seorang penjual apel. Karena mereka melakukannya di India, Vietnam, Malaysia, Indonesia. Tidak ada aplikasi,” kata Rosan.
Rosan mengatakan bahwa seorang penjual apel telah membeli negara itu di daerah Batam untuk membuat Airtag dan perangkat Apple lainnya. Dia mengatakan penjual Apple berperan dalam menyediakan komponen dan mengatur produk Apple.
“Misalnya, ini adalah ponsel Apple. Berapa harga penjual ini? Satu ponsel memiliki 320 vendor. Di Thailand, Malaysia, Vietnam memiliki lebih dari 35 vendor, hampir 40,” jelasnya.
Rosan menambahkan bahwa saat ini hanya ada satu penjual di Indonesia. Oleh karena itu, kedatangan penjual Apple diharapkan menjadi langkah pertama untuk menarik investasi di perusahaan lain.
“Amerika Serikat baru 1. Sekarang kami ingin menjadi bagian dari perubahan nilai -nilai ini. Jadi untuk meyakinkan mereka, sejauh ini kami mencoba meyakinkan Anda bahwa itu tidak mudah, Alhamdulillah sekarang mereka berinvestasi dan saya percaya itu akan terjadi diikuti oleh perusahaan Amerika lainnya, “kata Rosan.
“Saya percaya mengapa? Saya telah berbicara dengan beberapa dan saya yakin bahwa mungkin pada kuartal pertama, kontribusi perusahaan Amerika lainnya adalah signifikan. Jadi saya pikir itu positif, jadi investasi Apple akan terus berfungsi di Indonesia,” lanjutnya.
Selain itu, seiring Rosan berlanjut, kontribusi Apple ke Indonesia memiliki dampak positif pada penciptaan lapangan kerja dan ekspor.
“Karena penjual telah melakukan investasi ini. Jadi itu juga mengarah pada hal -hal positif daripada bekerja lebih atau kurang pekerjaan, mencapai 2000 orang. Yang lain menyebabkan hal -hal positif menggunakan 65 % untuk fokus pada ekspor,” jelas Rosan.
Perlu dicatat bahwa Kementerian Industri (Kemenperin) menyatakan bahwa nilai investasi pabrik Airetag Apple di Batama, yang sebelumnya dirancang untuk menjadi satu miliar dolar atau sekitar $ 16 triliun, tampaknya adalah $ 200 juta atau sekitar 3,4 triliun RP RP RP RP RP, ,.
Bab ini didasarkan pada hasil penilaian teknokratis dari Kementerian Industri untuk mempersiapkan peralatan produksi yang disediakan oleh aksesori Apple.
“Berdasarkan evaluasi teknokratis, nilai sebenarnya dari Apple Airtag Airtag Factory di BAT hanya $ 200 juta. Nilai ini jelas kurang dari satu miliar dalam proposal AS,” kata Apple Febri Hendri Antoni Arif Jakarta, Kamis (23,2. 20125).
FEBRI, berdasarkan perhitungan teknokratis, menjelaskan bahwa biaya membeli nilai ekspor dan bahan baku tidak dapat dimasukkan dalam investasi (CAPEX).
Menurutnya, nilai investasi hanya diukur oleh CAPEX, yang terdiri dari tanah, konstruksi, mesin atau pembelian teknologi.
Febri mengatakan bahwa dengan memasukkan perkiraan nilai ekspor dan pembelian bahan baku dalam investasi Apple, seolah -olah itu meningkatkan nilai investasi menjadi miliar dolar.
“If Apple’s investment value is a billion dollars for actually Capex, such as land, buildings and machines or technology, of course better. Imagine the number of employees that can absorb a billion dollars, of course, of course, of course, of course Ini sangat tinggi, “kata Febri.
Kementerian Industri Tim negosiasi sangat menyatakan bahwa pengukuran CAPEX menggunakan tiga variabel, yaitu perolehan tanah, bangunan dan mesin atau teknologi manufaktur.
Selain itu, investasi Apple 2020-2023 belum sepenuhnya mengikuti aturan yang berlaku. Apple terbukti dan diakui bahwa selama ini ia masih memiliki hutang investasi $ 10 juta yang dirancang pada Juni 2023.
Menurutnya, non -raising dapat menyebabkan investasi investasi tambahan Apple dengan membekukan sertifikat komponen lokal (TKDN) untuk membatalkan sertifikat. (ARS/NBA)