Bojonegoro, TVOnews.com – Bojonegoro Regency Creation, tidak dapat dipisahkan dari sejarah panjang pendahulu. 20 Oktober 1677, patung Skirtang, yang sebelumnya, beralih ke daerah dengan Bupati Wadena de Mancangarara, jika tumapel pada saat yang sama dengan pemerintahan pertama ia berdomisili di SKIRTANG.
Peringatan Kabupaten Bojonegoro harus memperingati generasi berikutnya, jangan lupa Kabupaten pendahulu Bojonegoro. Sacred -nya menunjukkan sebagai karakteristik dan nilai -nilai historis, kesulitan, perlawanan, dan kebebasan dari para pemimpin sebelum Bojonegoro.
Ini adalah masalah tradisi untuk pendahulu SEO Tuam Bojonegoro harus abadi sebagai penghormatan yang berharga.
Setiap kalender jatuh pada 18 Oktober 2024, tepatnya tahun ini pada hari Jumat, setelah mengadakan doa pada hari Jumat, dengan kepala OPD yang ditinggalkan di kediaman resmi makam senior.
Pangeran Raden Aryo Dalem atau Buyut Dalem (komunitas menyebutnya) adalah Jalan Dewi Sartika, daerah Bojonegoro, titik awal ziarah.
Bupati Adryano dan para pendukungnya bersama dengan beberapa tokoh dan doa Tahlil. Aroma wewangian di kuburan menunjukkan refleksi sakral pada gulat. Anak -anak dan cucu Bojonegoro yang berturut -turut sekarang menikmatinya.
Pada kesempatan ini, sejumlah hadiah diberikan kepada penjaga.
“Kami berharap untuk memperingati 347 tahun Bojonegoro, kami dapat membawa ulang tahun Bojonegoro ke tahun 2024 untuk menjadi komunitas Bojonegoro Makmur yang sukses, dan lebih baik,” kata PJ. Bupati Adriyano.
Buyuddalem Tuam Spiritual Journey berlanjut di daerah Kanjeng Santantri di desa Mojo Kampung. Kanjeng Soementri atau Raden Adipati Aryo Koseoemo Adinegoro adalah Bupati Bojonegoro ke-21 (1916-1936), yang terletak di desa Mojokampung, Bojonegoro.
Lanjutkan kelompok di wilayah selatan, bertindak. Bupati Adriyano melakukan ziarah ke Pesarean Adipati Aryo Matahun di desa Graseh, Dander District. Duke Aryo Matahun adalah ekstrak Pangeran Sagas atau Raden Songko di era Raden Wijaya kerajaan Majapahit dari Raden Patah Demak.
Akhirnya, ziarah sakral berlanjut di radius Pesarean ADIPATI DJOJONEGORO Area di daerah Pematang Sawah di desa Mojoranu. Duke DjoJonegoro menjabat sebagai Bupati di Bojonegoro pada tahun 1837-1844, dan meninggal pada 13 Juli 1852 (selimut/hen)