Jakarta, disinfecting2u.com – Calon Gubernur DKI Jakarta Ridwan Kamil mengawali hari penting jelang pilakada serentak 2024 dengan menunaikan salat subuh di Masjid Jami Assalafia, Masjid Jami Assalafia, Jakarta Timur, Rabu (27/11/20). .
Masjid bersejarah ini dibangun oleh Pangeran Ahmad Jaketra, juga dikenal sebagai Pangeran Jayakarta, pendiri Jakarta.
Usai salat berjamaah, Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Assalafiya Raden Manaf Triadi memberi kesempatan kepada Ridwan Kamil untuk menyampaikan khutbah (Kultum) selama tujuh menit.
Dalam aliran sesatnya, Ridwan Kamil mengingatkan kita akan pentingnya melibatkan Tuhan dalam segala urusan manusia.
“Adalah kewajiban manusia untuk bekerja sampai akhir zaman. Setelah itu serahkan pada takdir Allah SWT. “Upaya kita lengkapi dengan doa,” kata mantan Gubernur Jawa Barat Ali Imran mengutip ayat 159 surat tersebut.
Ridwan Kamil mengajak masyarakat mendoakan agar apapun hasil pilkada itu, semoga Allah SWT yang terbaik.
“Ini adalah pengingat untuk diri Anda sendiri. Mohon doanya, apapun yang Allah berikan hari ini, baiklah jika dikabulkan, dan jika ditunda insya Allah akan diganti dengan yang lebih baik di sisi Allah SWT. “Mudah-mudahan Allah mengabulkan niat baik kita,” ujarnya.
Usai pemujaan, Ridwan Kamil berziarah ke makam Pangeran Jayakartha. Ridwan Kamil juga menaburkan bunga dan air mawar di makam pendiri Jakarta.
“Usaha sudah dilakukan. Kalau sudah berusaha, selebihnya doa dan pasrah. Jadi, inilah tahapan doa pasrah.” , untuk keluarga saya, untuk masyarakat Jakarta, untuk Indonesia,” kata Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil mengatakan, bertanding dalam pilakada merupakan salah satu bentuk puja dan mencari yang terbaik dari jabatan yang diembannya.
Ia pun merasa menyinggung sejarah Masjid Assalafiya yang lekat dengan perjuangan Pangeran Jayakarta.
Kebetulan masjid saat ini sangat istimewa karena bersejarah, dengan adanya makam Jayakarta, pangeran yang pertama kali menaklukkan Sunda Kelapa dengan semangat juang. Sehingga semangat itu dikuatkan secara spiritual, kata Ridwan Kamil. (agr/ tidak)