disinfecting2u.com – Ruben Onsu dan Sarwendah resmi berpisah pada September 2024.
Perceraian mereka kerap dikaitkan dengan putranya, Betrand Peto.
Padahal, sebelum mengadopsi Betrand Peto semasa kecil, keduanya melalui proses panjang dan sulit demi buah hati mereka.
Salah satu jenjang yang mereka lakukan adalah pemeriksaan kejiwaan.
Hal itu merupakan bagian dari proses hukum sebelum mereka diperbolehkan mengasuh Onyo, sapaan akrab Betrand Peto.
Betrand Peto, penyanyi muda berbakat asal Nusa Tenggara Timur, semakin terkenal setelah diadopsinya Ruben Onsu dan Sarwendah pada tahun 2019.
Kehadiran Onyo di keluarga mereka melengkapi kebahagiaan yang sebelumnya dikaruniai dua orang putri, Thalia dan Thania.
Banyak pihak yang menilai proses adopsi akan mudah mengingat popularitas Ruben dan Sarwendah, namun kenyataannya jauh dari apa yang dipikirkan publik.
Sebelum proses adopsi dimulai, Ruben dan Sarwendah harus menggelar upacara adat di Desa Betrand, Manggarai, NTT.
Upacara itu penting sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi dan budaya keluarga Betrand Peto dan juga sebagai bentuk simbolis kesepakatan keluarga besar untuk melepas sang anak, ayah kandung Betrand, Fredy Peto, datang langsung ke Jakarta sebagai bentuk penghormatan. . berkah keluarga untuk Ruben Onsu dan Sarwendah.
Bagi Ruben, hal tersebut bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah proses yang ia jalani dengan penuh kesadaran akan tugasnya sebagai orang tua asuh.
Keikutsertaan dalam upacara adat tersebut menunjukkan keinginan mereka, tidak hanya di hadapan keluarga Betrand, tetapi juga di hadapan masyarakat yang memperhatikan hubungan kekeluargaan tersebut.
Usai mendapat pemberkatan adat, Ruben dan Sarwendah harus menjalani proses lain yang tidak terlalu sulit, yakni pemeriksaan psikologis.
Dalam keterangannya, Ruben mengungkapkan, salah satu syarat hukum dalam proses adopsi Betrand adalah memastikan kondisi pikiran dirinya dan Sarwendah stabil.
“Saya dan Sarwendah salah satu syarat menerima Betrand karena (Onyo) masih remaja atau apalah, saya tidak mengerti, saya tidak pernah punya masalah itu kan? Kita ada tes psikologi,” kata Ruben Onsu yang dilansir YouTube Atiek Nur Wahyuni.
Proses ini tidak singkat dan tidak mudah. Ruben dan Sarwendah harus mengkaji sekitar 500 pertanyaan berbeda yang diajukan berbagai institusi terkait.
Wawancara dilakukan secara individual, untuk memastikan jawaban yang diberikan tidak saling mempengaruhi.
“Setelah 500 pertanyaan, Sarwendah beda, saya beda, beberapa institusi juga menyelidiki,” jelas Ruben.
Ia bahkan harus membatalkan beberapa jadwal kerja untuk memenuhi jadwal konsultasi dan wawancara yang ketat tersebut.
Proses pencariannya ketat dan memakan waktu.
Namun, baik Ruben maupun Sarwendah tidak mendapat informasi mengenai hasil tes mereka setelah selesai.
“Harus memakan waktu (waktu), harus saya batalkan, ada acara TV yang jam dokternya jam segini, jadi harus saya lewati,” kata Ruben.
Barulah saat sidang kebugaran orang tua digelar barulah hasil tes kejiwaan mereka diumumkan di hadapan hakim.
Kabar tersebut menjadi momen penting ketika Ruben dan Sarwendah akhirnya dinyatakan sehat mental dan layak menjadi orang tua asuh Onyo.
“Saya periksa kejiwaan, lalu di rumah dicek segala macam, saya tidak diberitahu hasilnya di sana, saya tahu dari keputusan hakim, kedua orang tuanya dinyatakan sehat dan layak untuk diadopsi,” kata Ruben.
Sarwendah juga mengatakan, pemeriksaan kejiwaan ini untuk memastikan rumah dan lingkungannya cocok untuk Betrand Peto.
Tampaknya keputusan tersebut diambil demi kepentingan Betrand yang saat itu masih remaja.
“Kemarilah dan cari tahu apakah lokasi di Betrand cocok atau tidak,” ujarnya.
Sarwendah juga menegaskan, proses ini merupakan pengalaman yang membuka mata mereka akan pentingnya kesiapan mental dan emosional dalam membesarkan anak.
Dengan mendapat kajian tersebut, Ruben dan Sarwendah merasa lebih siap dan bertanggung jawab untuk mengikuti kiprah Onyo di dunia hiburan yang menyita perhatian. (han/adk)