Ragnar Oratmangoen Akui Jadi Mualaf Efek Sering Diajak ke Masjid, Meski Lahir dari Keluarga Nasrani Tak Padamkan Semangat Belajar Islam

Jakarta, disinfecting2u.com– Pemain naturalisasi Ragnar Oratmangoen yang bergabung dengan timnas Indonesia tengah menjadi sorotan publik. Karena kehadiran Anda bisa memperkuat tim Garuda.

Pujian tersebut juga diberikan karena Ragnar Oratmangoen dinilai bijak oleh netizen di media sosial (Medsos). Usai perdebatan mengenai gol pertandingan tim Indonesia melawan Arab Saudi.

Sebelumnya, gol itu sempat menjadi perdebatan antara dirinya dan Sandy Walsh. Pada akhirnya, FIFA memastikan bahwa gol tersebut adalah milik Ragnar Oratmangoen dan mengembalikannya ke Sandy Walsh. 

Aksi Ragnar Oratmangoen untuk Timnas Indonesia berlangsung Jumat (06/09/2024) lalu di King Abdullah Sports City Stadium, Jeddah. 

Laga selanjutnya akan berlangsung pada 19 November 2024 pukul 19:00 WIB di Stadion Gelora Bung Karno (GBK). Apalagi nama Ragnar Oratmangoen semakin bersinar di Timnas Indonesia. Sebab dia merupakan salah satu pemain yang masuk Islam. 

Ragnar Oratmangoen yang berstatus mualaf ternyata lahir dari keluarga Kristen non-Muslim.  

Yang jarang dipahami, kata Ragnar Oratmangoen, adalah betapa ia mencintai Indonesia dan mencintainya karena suatu alasan. 

Pemain asal Belanda yang akrab disapa Wak Haji ini merasa lebih nyaman dan senang berada di Indonesia karena tingkat toleransinya yang tinggi. 

Dalam podcastnya bersama Komika Mamat di YouTube Soccer77, dikutip Rabu (6/11/2024). 

Ragnar Oratmangoen mengaku di Indonesia bebas menentukan pilihan tanpa terbebani struktur orang lain. 

“Indonesia mayoritas beragama Islam dan bagaimana pendapat Anda dibandingkan Eropa yang cukup bebas?” tanya Mamat selaku tuan rumah.

“Sebenarnya tidak terlalu sulit di Belanda. Tapi kamu tidak akan sebebas yang kamu inginkan,” jawab Ragnar Oratmangoen.

“Karena orang Belanda sangat mudah menilai orang lain, berbeda dengan orang Indonesia,” jelas Wak Haji.

Hal menarik lainnya, tidak mudah bagi Ragnar Oratmangoen untuk masuk Islam. Namun perasaan itu muncul ketika ia sering diundang oleh teman-temannya semasa kecil.

Teman-temannya sering mengajaknya ke masjid. Di sanalah ia memulai penjelajahannya dan berpikir untuk mengenal agama Islam dengan baik.

 

“Bagi saya, apa yang saya pikirkan adalah belajar tentang Tuhan. Tentu saja teman saya juga beberapa kali mengajak saya ke masjid,” jelas Wak Haji (Klw).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top