Punya Kebiasaan Shalat di Atas Kasur yang Empuk, Ustaz Adi Hidayat Ingatkan Ada Larangan dari Nabi Muhammad SAW

disinfecting2u.com – Ustaz Adi Hidayat kerap mendengar beberapa orang mukmin berdoa dengan caranya masing-masing. Ustaz Adi Hidayat mencermati, ada orang beriman yang memiliki kebiasaan salat di atas kasur empuk. Sebab, rata-rata mereka tidak memiliki sajadah sebagai alasnya.

Kelompok yang membiasakan shalat dan lebih memilih tidur di kasur empuk adalah laki-laki. Ustaz Adi Hidayat (UAH) akhirnya mengingatkan kita tentang tata cara dan syarat beribadah yang benar.

Sebelum membahas kasur empuk, UAH menjelaskan secara detail tentang rukun, tata cara dan syarat shalat yang berlaku.

 

“Jadi tidak boleh membawa oven dan tidak wajib salat,” kata UAH mengutip ucapan Taman Selamat di YouTube, Sabtu (11/9/2024).

Penggunaan oven menurut UAH melibatkan menghilangkan dan meluruskan rambut agar tidak menonjol melebihi dahi. Ini berfungsi ketika sujud tetap menempel pada alas atau sajadah.

“Kecuali yang ringan, jika ringan maka itu seperti muken bagi wanita. Atau misalnya beberapa kain seperti sajadah boleh saja,” jelasnya.

“Kecuali jika terlalu lunak. Hati-hati ingat, nanti saya ingatkan,” lanjutnya.

Pada dasarnya, pembicara karismatik asal Pandeglang ini berbicara tentang pelayanan dengan menggunakan medium yang sangat lembut. Ada larangan yang dikeluarkan Nabi Muhammad SAW ketika umatnya sedang tergeletak di tanah.

Kebanyakan orang menggunakan sajadah atau sajadah berbahan dasar bantal. Fungsinya untuk memberikan kenyamanan saat bersujud kepada Allah SWT.

“Nabi bersabda, bila jatuh ke tanah, pakulah dengan sempurna. sehingga terasa ada tusukan di antara dahi dan tempat sujud,” ujarnya.

Nabi Muhammad SAW berpesan kepada umatnya untuk memilih tanah yang cukup keras dan tidak terlalu lunak. UAH mengatakan hal itu berdampak besar bagi kesehatan tubuh.

Hal ini telah dikaji oleh beberapa pihak, termasuk tim medis, mengenai pentingnya shalat dalam meraih pahala yang besar.

“Enaknya, kalau kita bungkuk, mengalir ke atas, ke kepala, ke tengah,” imbuhnya.

Meski demikian, ada beberapa hadis sejarah yang menjelaskan bahwa shalat di atas kasur empuk tetap diperbolehkan.

Rasulullah SAW bersabda dari hadits Ibnu Abbas RA tentang shalat di atas kasur empuk:

Kata فِ Kata فِ Kata فِ الْقَدَمَي ْنِ

Artinya: “Aku disuruh jatuh ke tanah dengan tujuh bagian tubuhku: (1) dahi (termasuk hidung, ia tunjuk dengan tangannya), (2,3) tangan kanan dan kiri, (4,5 ) tangan kanan dan kiri. lutut kiri dan (6,7) jari kaki kanan dan kiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam Al Majm Nomor 221 Imam Nawawi menjelaskan kebolehan shalat di tempat tidur sebagai berikut:

“Syarat shalat Fardhu adalah menghadap kiblat. Jika menghadap kiblat dan menunaikan rukun salat, maka salatnya dilakukan di atas tandu atau tempat tidur (kasur) atau di belakang gunung yang dilakukan dengan berdiri, menurut pendapat yang paling tegas, salatnya adalah masih relevan.

Sholatnya tetap sah asalkan kondisi tempat tidur atau kasurnya bersih, tidak bergerak atau bergoyang seperti kapal di atas air, serta dahi dan hidung tetap menyatu saat sujud.

Wallahu A’lam Bishawab.

(udn/hap)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top