Batavia, disinfecting2u.com-Usulan Presiden Prabowo Subianto untuk mengevaluasi sistem pemilihan kepala daerah yang lebih efektif dan mencegah skema uang politik di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) oleh Fatwa Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI). , Asrorun Niam Sholeh. Bagi MUI, sistem pemilu lebih sederhana, efektif, dan realistis.
“Kesederhanaan sistem yang diketahui Presiden Prabowo patut dievaluasi dan dijawab dengan baik. Pertimbangan yang sangat empiris dan realistis,” kata Niam di Batavia, Sabtu.
Begitu pula dengan keputusan Ulam yang menjelaskan bahwa saat ini pemilihan kepala daerah secara langsung mempunyai dampak yang paling besar, misalnya munculnya disonansi hierarki pemimpin negara.
Mahalnya biaya demokrasi, ketika skala prioritas pembangunan masyarakat saat ini tertunda dalam kondisi perekonomian yang sulit, dapat menimbulkan ketegangan horizontal antar elemen masyarakat, bisa berupa SARA (suku, agama, dan antar golongan) dan moral. meningkatkan kerugian yang mempengaruhi perusahaan secara keseluruhan.
“Dari prinsip prioritas pencegahan kejahatan, pemilihan kepala daerah harus diselenggarakan melalui sistem perwakilan dengan tetap menghormati prinsip demokrasi, yang lebih bermanfaat,” ujarnya.
Komisi Fatwa Ijtima Ulama MUI Indonesia di Pondok Pesantren Cipasung Tasikmalaya, Jawa Barat pada tahun 2012 memutuskan sebelum pemilihan umum kepala daerah, termasuk pemilihan dan pengangkatan kepala daerah seperti Hirasah al-din dan Siyasah al. dunia yang dapat dicapai dengan beberapa cara agar manusia saling sepakat, sepanjang bermanfaat dan tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
Akibat wajar lainnya, kata dia, pemilu bisa mengarahkan dan menentukan kepemimpinan, asal dilakukan, jika disetujui rakyat, terjamin manfaatnya, dan aman dari kecurangan.
Pilkada merupakan sarana pembelajaran demokrasi bagi masyarakat daerah sekaligus menjalankan hak-hak esensial individu, seperti persamaan hak politik dan kesempatan memperoleh jabatan perseorangan dalam pemerintahan daerah.
Pemilihan kepala daerah secara langsung dirancang untuk melibatkan partisipasi masyarakat seluas-luasnya, sehingga secara teori akses dan kekuasaan masyarakat atas arena dan aktor yang terlibat dalam proses pemilihan kepala daerah menjadi yang paling kuat.
Oleh karena itu, dalam rangka konsolidasi dan penguatan demokrasi, pemilihan ibu kota daerah merupakan pilar yang memperkokoh terbentuknya demokrasi dalam suatu bangsa.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto memulai perbincangan dengan para pimpinan daerah, baik gubernur maupun gubernur, hingga gubernur DPRD dan walikota yang dipulangkan. Menurutnya, seperti di negara lain, sistem tersebut dinilai lebih efektif dan tidak memerlukan biaya besar.
Saya melihat negara tetangga kita, Malaysia, Singapura, India efektif memilih anggota DPRD, ketika memilih, kemudian DPRD memilih presiden, memilih wakil, kata Prabowo dalam pidatonya di Ibu Kota. kepresidenan Perayaan HUT ke-60 Partai Golkar, Sentul, Kamis (12/12).