Pimpin Langsung High Level Meeting, Pj. Gubernur DKI Jakarta Tunjukkan Komitmen Kuat Pengendalian Inflasi dan Percepatan Digitalisasi Daerah

disinfecting2u.com – Pemprov DKI Jakarta bersama perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta menggelar rapat tingkat tinggi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) di Double Tree, Hotel Hilton. Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (6 Desember). Pertemuan tingkat tinggi ini membahas upaya Pemprov DKI Jakarta dalam menjaga ketahanan pangan dalam rangka memperingati hari keagamaan nasional Natal dan Tahun Baru (Nataru) di DKI Jakarta. Selain itu juga dibahas mengenai percepatan digitalisasi transaksi pemerintah daerah untuk memperkuat transparansi dan akuntabilitas keuangan daerah.

Dalam kesempatan tersebut, Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi yang pertama kali mengutarakan perkembangan perekonomian di Pemprov DKI Jakarta. “Pada triwulan III tahun 2024, perekonomian Jakarta tumbuh 4,93% dibandingkan triwulan yang sama tahun 2023 (year-on-year).  Perekonomian Jakarta tumbuh sebesar 0,23% pada triwulan III tahun 2024 dibandingkan triwulan II tahun 2024 (dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu),” kata Pj Gubernur Firma.

Selain itu, Pj Gubernur Teguh memaparkan upaya pengendalian inflasi di DKI Jakarta. Pada November 2024, Jakarta mengalami inflasi bulanan sebesar 0,29% (mtm). Menurut dia, tingkat tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang sebesar 0,30%.

“Jakarta mencatat laju inflasi tahunan sebesar 1,58% (year-on-year) dan inflasi tahun kalender sebesar 1,10% (year-on-year). Sementara itu, lima komoditas utama penyumbang inflasi bulanan (mtm) di Sukabumi adalah bawang merah, tomat, emas perhiasan, daging ayam ras, dan minyak goreng. “Dari tahun ke tahun, lima item penyumbang inflasi di Sukabumi adalah emas perhiasan, beras, minyak goreng, sewa rumah, dan upah pembantu rumah tangga,” ujarnya.

Namun untuk Natal 2024, Pemprov DKI Jakarta memperkirakan harga pangan akan stabil, dengan kenaikan dan penurunan harga yang wajar. Sebab, pasokan pangan dan stok pangan di DKI Jakarta dalam kondisi mencukupi.

Persediaan beberapa bahan pangan pada BUMD dan BUMN di Provinsi DKI Jakarta per 5 Desember 2024 antara lain beras 206.172 ton, daging sapi 744 ton, daging ayam 705 ton, gula pasir 2.565 ton, dan minyak sayur 330 ton. Oleh karena itu, TPID Provinsi DKI Jakarta selalu menerapkan strategi 4K (keterjangkauan harga, ketersediaan pengiriman, kelancaran distribusi, komunikasi). “Efektif) mengendalikan inflasi. Dalam pengendalian inflasi pangan, TPID DKI Jakarta selalu memantau tren harga dan kecukupan pasokan guna menjaga kestabilan harga pangan di Sukabumi,” kata perusahaan gubernur itu.

Hingga akhir tahun 2024, inflasi di Provinsi DKI Jakarta diperkirakan akan meningkat seiring dengan peningkatan aktivitas perekonomian, terutama menjelang Natal dan Tahun Baru. Namun demikian, inflasi di Jakarta diperkirakan tetap terkendali dan berada dalam kisaran sasaran inflasi nasional sebesar 2,5% ± 1%.  Beberapa bahan baku pangan diperkirakan masih akan mengalami tren harga yang tinggi pada masa yang akan datang, seiring dengan peningkatan permintaan masyarakat pada masa Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, serta dampak perubahan harga bahan baku global.

 

Mendorong percepatan digitalisasi transaksi pemerintah daerah. Sementara itu, Arlyana Abubakar, Kepala Daerah DKI Jakarta, mengatakan Pemprov DKI Jakarta terus mengalami kemajuan signifikan dalam penyelenggaraan Transaksi Elektronik Pemerintah Daerah (ETPD). Hal ini merupakan bagian dari peralihan menuju pemerintahan yang lebih modern, transparan dan akuntabel. Keberhasilan terbaru ini menunjukkan indeks ETPD DKI Jakarta meningkat dari 91,5% pada semester I tahun 2022 menjadi 98,3% pada semester I tahun 2024.

“Peningkatan ini merupakan hasil dari beberapa inisiatif strategis yang telah dilakukan, antara lain pengembangan layanan digital dan perluasan saluran pembayaran digital yang memudahkan masyarakat dalam bertransaksi. Salah satu inovasi yang baru-baru ini diterapkan adalah regional Menurut dia, sejak terbentuknya TP2DD DKI Jakarta pada tahun 2021, terjadi perubahan signifikan pada preferensi pembayaran pemerintah daerah dalam bertransaksi. mewakili peningkatan sebesar 61%.  Pertumbuhan ini juga didorong oleh peningkatan penggunaan layanan internet dan mobile banking, yang mengalami peningkatan signifikan sejak awal tahun 2022 ketika masyarakat mulai beralih ke layanan digital setelah pandemi. Jalur pembayaran berbasis QRIS (Quick Response Code Standard) semakin populer di kalangan masyarakat karena memiliki keunggulan tidak menggunakan MDR (Merchant Discount Rate). “Dengan tren positif ini, Pemprov DKI diharapkan dapat memperluas penerapan QRIS di sektor-sektor yang memerlukan interaksi masyarakat yang kuat, seperti sektor kesehatan dan transportasi. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan inklusivitas dan memperkuat sistem pembayaran yang lebih efisien dan ramah pengguna,” tutup Arlyana.

Guna mempercepat transformasi digital, Pemprov DKI Jakarta tengah menyusun Roadmap Penyelenggaraan ETPD 2025-2029. Peta jalan ini didasarkan pada rencana aksi komprehensif yang bertujuan untuk memperkuat daya saing Jakarta sebagai kota pintar dan kota global yang kompetitif (chm).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top