disinfecting2u.com – Meninggalnya Marissa Hack membawa kesedihan yang mendalam bagi keluarga, sahabat, dan penggemarnya.
Marissa, yang biasa disapa Icha, meninggal mendadak tanpa menunjukkan gejala sakit apa pun.
Kabar kematiannya mengejutkan banyak orang, apalagi ia tampak tetap aktif beraktivitas di hari-hari menjelang kematiannya.
Menurut keterangan pihak keluarga, khususnya adiknya Soraya Hack, Marissa tidak memiliki riwayat penyakit apa pun.
Kepergiannya yang tiba-tiba membuat semua orang putus asa, terutama suaminya Ikang Fauzi.
Soraya juga mengatakan tidak ada gejala yang menandakan Marissa sedang sekarat.
“Menurut keluarganya, khususnya Ikang, suaminya, tidak ada gejala. “Kepergiannya mendadak sekali,” kata Soraya di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan.
Lima hari menjelang kematiannya, Marissa Hack masih semangat menjalani aktivitasnya.
Ia pernah mengikuti acara akademik di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.
Pada acara “Identifikasi dan Pengembangan Talenta dalam Perencanaan Karir”, Marissa memberikan pidato inspiratif. Dalam sambutannya, Marissa Hack mengungkapkan keinginannya untuk selalu berbagi ilmu dan terus belajar di usia muda.
Bagi Marissa, belajar tidak mengenal batasan usia dan meyakini bahwa pendidikan merupakan salah satu bentuk jihad yang dapat bermanfaat bagi banyak orang.
“Ketika saya merasakannya sebagai pribadi, saya sangat ingin menjadi pribadi dan berbagi ilmu sambil belajar,” kata Marissa Hack dalam sambutannya.
“Kalau tiba-tiba Allah memanggil kita untuk kembali ke rumah abadi, katanya kita akan masuk surga karena gugurnya jihad,” ujarnya.
Baginya, belajar mengajar adalah salah satu bentuk ibadah, cara untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di dunia dan akhirat.
Kata-kata tersebut kini menjadi pesan terakhirnya yang menyentuh hati banyak orang.
Marissa Hack dikenal sebagai sosok yang sangat peduli dengan dunia pendidikan.
Selain berkarir sebagai politikus dan artis, ia juga seorang pendidik dan sangat aktif dalam berbagai kegiatan akademik.
Ia kerap mengingatkan generasi muda untuk terus belajar dan meningkatkan keterampilannya.
Di hadapan mahasiswa UII Yogyakarta, Marissa pun mengangkat topik kematian.
Ia menegaskan, kematian bisa datang kapan saja, tanpa menunggu usia tua atau sakit.
“Jika Anda meninggal, Anda tidak perlu menunggu menjadi tua, Anda tidak perlu menunggu untuk sakit. Kapan pun Tuhan mau memanggil ya, itu saja,” ujarnya.
Pesan tersebut kini tampak lebih dalam dan bermakna, terutama setelah meninggalnya Marissa Hack secara tiba-tiba.
Ucapannya seolah mengingatkan semua orang bahwa hidup adalah kesempatan untuk terus berkarya dan berbagi ilmu.
Meninggalnya Marissa Hack tentu meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga, khususnya pada Ikang Fauzi, Bella Fauzi, dan Chiki Fauzi.
Meski merasa sangat kehilangan, pihak keluarga berusaha menerima nasib tersebut dengan sepenuh hati.
Marissa Huck telah tiada, namun semangatnya terhadap pendidikan dan pesan-pesan inspiratif akan selalu dikenang.
Keinginannya untuk selalu memberikan manfaat kepada orang lain melalui pendidikan merupakan warisan yang sangat berharga.
Marissa memberikan contoh nyata bagaimana seseorang dapat terus berkontribusi pada usia berapa pun dan bagaimana pendidikan dapat menjadi salah satu bentuk jihad yang penuh keberkahan. (menambahkan)