Jakarta, disinfecting2u.com – Dana Moneter Internasional (IMF) telah menurunkan perkiraan pertumbuhan PDB Israel dari tahun 2025 menjadi 2,7 persen dari 5,4 persen yang diumumkan pada bulan April. Hal ini terjadi karena perang terbuka di negara tersebut dan pembantaian warga Palestina di Gaza. “IMF melihat pertumbuhan riil Israel pada tahun 2024 hanya sebesar 0,7 (persen), yang berarti terjadi pengurangan per kapita,” lapor harian Israel Globes.
Menurut The Cradle, jika Tel Aviv mengakhiri perangnya tahun ini, pertumbuhan ekonomi Israel akan melambat hingga tahun 2029, ketika pertumbuhan PDB diperkirakan mendekati 4%.
Analisis harian Ibrani Yedioth Ahronoth menyajikan angka dari sumber resmi yang menunjukkan bahwa perang Israel tahun lalu menimbulkan kerugian sebesar US$6,6 miliar atau Rp 102,9 triliun. Kemudian kerugian harian akibat serangan besar yang terjadi di Jalur Gaza dan Lebanon mencapai 133 juta dollar AS atau sekitar 2 triliun.
Laporan ini juga menunjuk pada pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah awal bulan ini, yang menyebabkan Israel menjatuhkan 100 bom penghancur bunker dan senjata uranium di Beirut, yang diketahui menelan biaya $6,6 juta dan sekitar Rp102,9 miliar.
Sumber di Kementerian Keuangan Israel juga menjelaskan, adanya penundaan paket bantuan sebesar US$4,8 miliar atau Rp 74,8 triliun dari AS hingga tahun depan akan semakin memperumit permasalahan di Tel Aviv.
Penundaan ini diyakini dilakukan agar Tel Aviv dapat melakukan reformasi anggarannya yang ketiga pada tahun 2024. Ketika perang genosida terus berlanjut, diperkirakan 60.000 bisnis akan tutup pada akhir tahun ini karena ekspansi ekonomi di negara tersebut. Israel. kondisi. Selain itu, pembatalan yang dilakukan oleh maskapai besar berdampak negatif pada industri pariwisata.
Awal bulan ini, lembaga kredit global S&P menurunkan peringkat kredit Israel dari A+ menjadi A dan memperkirakan pertumbuhan ekonomi nol di Tel Aviv tahun ini. (nsp)