LEMBARAN Pengalaman Pahit Jadi Pelajaran, Maia Estianty Ingatkan Anak-anaknya untuk Lebih Siap Sebelum Menikah: Nggak Usah…

disinfecting2u.com – Kehidupan Maya Estianti selama ini sepertinya tak pernah luput dari perhatian.

Dikenal sebagai penyanyi dan produser musik terkenal, ia telah memiliki tiga orang putra yang sudah dewasa yaitu Al, El dan Dhul.

Sebagai seorang ibu yang pernah merasakan pahitnya pernikahan, Maya Estianti menilai sudah seharusnya ia menasihati anak-anaknya sebelum menikah.

Meski tampak siap secara fisik dan finansial, Maya tetap mengingatkan bahwa persiapan mental adalah hal utama yang harus diprioritaskan.

Maya Estianti tidak ingin anak-anaknya mengulangi kesalahan yang dialaminya.

Dalam beberapa kesempatan, mereka menekankan pentingnya mempersiapkan pernikahan, terutama dalam hal pengelolaan emosi, tanggung jawab, dan komitmen jangka panjang.

Jika sang suami kurang memiliki kematangan mental dan emosi, ia paham betul bahwa membangun rumah tangga bukanlah perkara mudah.

Sebelum ketiga putranya Al, El, dan Dul memutuskan menikah, Maya dengan tegas memperingatkan mereka agar tidak terburu-buru.

Ia mengingatkan agar mereka benar-benar mempersiapkan mental sebelum memutuskan menikah.

Jika masih ada keraguan di hati, lebih baik tunda pernikahan daripada memaksakan diri, tegas Maya Estianti.

“Kalau belum siap mental, jangan menikah dulu,” kata Maya Estianti seperti dikutip channel YouTube Starpro dalam salah satu wawancaranya.

“Kalian selesaikan hidupmu dulu. Maksudku, kalau kamu tidak percaya pada wanita ini, jangan menikah dulu, atau kamu akan menyakiti dirimu sendiri,” ujarnya. Dia pasti mengerti bahwa dia ingin menikah dan memulai babak baru dalam hidup.

Namun, ia ingin memastikan anak-anaknya benar-benar siap secara fisik dan emosional sebelum mengambil keputusan besar ini.

Menurutnya, kawin paksa tanpa persiapan mental justru berpotensi menimbulkan konflik dan melukai perasaan pasangan.

Sebagai seorang ibu, Maya Estianti menegaskan, anak-anaknya tidak boleh terburu-buru menjalin hubungan jika masalah pribadinya belum terselesaikan.

Ia tidak ingin Al, El, dan Dul mempermainkan perasaan orang lain tanpa komitmen yang kuat.

“Kalau belum selesai dengan diri sendiri, lebih baik tidak menikah dulu daripada menyakiti perasaan orang lain,” tegasnya.

Maya sangat menekankan pentingnya tanggung jawab dalam mengelola suatu hubungan.

Baginya, jika seseorang tidak bisa menyelesaikan masalah pribadinya atau masih ragu, lebih baik hubungan tidak dilanjutkan ke jenjang pernikahan.

“Kalau masih ragu, akhiri hidupmu dulu, bersenang-senang dulu, baru pacaran atau menikah,” kata Maya.

Selain persiapan mental, Maya Estanti juga memberikan nasehat penting tentang tanggung jawab menjaga nama baik keluarga.

Menurut Maya, anak-anaknya harus berhati-hati dalam setiap langkahnya karena membawa nama besar orang tuanya.

“Nama anak harusnya nama bapaknya, bukan nama ibunya. Tapi saya tetap bilang kedua orang tua anak-anak ini punya nama yang bagus,” kata Maya.

Maya berharap Al, L, dan Dul tidak melakukan tindakan yang merusak nama baik keluarga, terutama terkait pernikahan.

Ia ingin anak-anaknya tumbuh menjadi orang yang bertanggung jawab dan bijaksana dalam setiap keputusan yang diambilnya.

Sebagai seorang ibu, Maya siap menjalani peran baru sebagai ibu mertua jika suatu saat anak-anaknya menikah.

Ia berjanji akan menjadi ibu mertua yang bijaksana dan adil serta siap menasihati anak-anaknya agar menjadi suami yang baik bagi pasangannya.

“Saya punya anak, saya harus menjaga dan mendidik, mereka akan menjadi pemimpin rumah, jadi saya harus menafkahi mereka, menghibur mereka dan melindungi mereka,” kata Maya Estianti.

Maya Estianti menyadari peran seorang suami tidaklah mudah.

Sehingga mereka terus mendukung dan menasihati Al, El dan Dhul agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

Jika suatu saat terjadi konflik di rumah anak-anaknya, Maya tak segan-segan membela ibu mertuanya jika anak-anaknya berbuat salah.

Melalui nasehat dan nasehatnya, Maya Esteanti berharap Al, El, dan Dul bisa menjalani kehidupan keluarga yang harmonis tanpa mengulangi kesalahan yang sama. (tambahan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top