Jakarta, disinfecting2u.com – Menteri Agama (Menag) RI Prof. Nasaruddin Umar mengatakan keharmonisan Indonesia menjadi salah satu nilai jual utama, Nasaruddin Umar berbicara tentang tingginya penghargaan terhadap pluralisme sebagai wujud keharmonisan yang masih terus ditunjukkan Indonesia kepada dunia.
Dikatakannya, nilai jual Indonesia tidak serta merta terletak pada ekspor mineralnya, namun kerukunan antar umat beragama yang menyebabkan kehidupan damai dan tenteram menjadi bagian penting yang muncul di seluruh tanah air.
“Tidak ada negara dengan kemajemukan Indonesia yang mampu menciptakan keharmonisan indah di bawah langit kecuali Indonesia,” kata Menteri Agama Nasaruddin Omar dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Kamis (19/12/2024).
Kisah Imam Masjid Istiklal menyinggung perbandingan etnis yang dilakukan berbagai negara dengan Indonesia.
Ia menilai Indonesia sangat unggul karena memiliki keberagaman etnis dan mampu menjaga kerukunan dan perdamaian dengan baik melalui pluralisme.
“Mari kita lihat di Timur Tengah, etnisnya tidak lebih dari empat. Afganistan punya tujuh etnis. Kita punya lebih dari 1.500,” jelasnya.
Berbagai negara di kawasan Teluk, kata dia, masih mengalami konflik baik secara internal. Ia meyakini mereka masih menggunakan bahasa daerah masing-masing.
Tak hanya bahasa, peradaban yang sama juga tidak bisa dipertahankan dengan baik oleh negara-negara tersebut. Hal ini menjadi keuntungan positif bagi Indonesia untuk bisa menjaganya, meski ada ribuan kelompok di dalamnya.
“Kita ini besar sekali, seperti banyak pulau, apapun warna kulitnya, bahasanya apa, tapi bisa bersatu dalam Binneka Tunggal Ika. Ini lukisan Tuhan yang patut kita syukuri,” ujarnya.
Nasaruddin meyakini salah satu anugerah Allah swt terletak pada perbedaan.
Keistimewaan tersebut merupakan kewajiban untuk selalu menjaga bangsa Indonesia sebagai tanda menjaga karunia dan nikmat Tuhan.
“Indonesia adalah lukisan hidup, lukisan Tuhan. Jangan dirusak. Merusak itu dosa. Indonesia utuh sekali, jangan dirusak,” ujarnya.
Ia menutupi perbedaan dan juga menjadi warna untuk terus menunjukkan persatuan masyarakat Indonesia yang hidup di tengah perbedaan.
“Perbedaan harus dirayakan!”
(telah terjadi)