Jakarta, tvoneevs.com – 225. Direktorat untuk kebiasaan Kementerian dan Penghasilan Sipil Cukai di Botaning (MBDK) adalah RP.8..8 triliun.
Direktur Pendapatan dan Perencanaan Strategis, DJC, Kementerian Keuangan, Muhammad Afalha Farahoja mengatakan bahwa angka ini kurang dari 224 Rp30 … 3, karena telah mengadaptasi pengembangan ekonomi negara.
“Mengapa kurang? Kemarin kita harus mempelajari rasa sakit cukai MBDK setelah kita berbicara tentang DPR kemarin,” AFLA terdaftar pada hari Jumat (27.9.2024) di Bantain’s Sergu.
Dia menemukan bahwa cukai MBDK belum diperbaiki dalam politik cukai, karena masih diperiksa ulang. Pemerintah juga mengeksplorasi jenis produk yang rentan terhadap produk MBD. Namun, proposal untuk menentukan cukai adalah 2,5 persen.
Selain itu, AFLA mengatakan bahwa peninjauan partainya meninjau perubahan dalam produksi cukai (CHT).
Dia mengatakan, “Mengenai produksi produk tembakau, HJE (ritel) juga mempelajari apakah penggunaannya dan terlepas dari terpengaruh oleh kontrol penerimaan,” katanya.
Menurutnya, DJBC CHT berpikir tentang empat hal sebelum memutuskan untuk mengubah tarif. Keadaan pertama industri dan petani tembakau adalah faktor kesehatan dan kontrol konsumsi kedua, komponen penerimaan ketiga dan konvergensi ilegal keempat dari rokok.
Dia berkata, “Untuk keempat hal ini, tentu saja, kami mencari di mana titik optimal berada, kami sedang belajar bersama dengan cara penerimaan dan kontrol pelanggan,” katanya.
Sebelumnya, pada pertemuan fungsional dengan Kementerian Keuangan Keuangan (BKN), parlemen Indonesia mendorong pemerintah untuk mengimplementasikan cukai MBDK untuk mengurangi dampak negatif dari tingginya penggunaan produk -produk ini.
Bacan menerima cukai cukai cukai cukai cukai cukai.
Selain MBDK cukai, pemerintah tembaga mendorong peningkatan 5 persen mesin selet putih (SPM) dan mesin SQM (SKM) setiap tahun dalam dua tahun ke depan.
Ini untuk meningkatkan pendapatan negara dari CHT dan membatasi peningkatan CRCH menjadi manual cretch (SCT) untuk mempromosikan tautan perekrutan.