Paslon KriDa Adu Gagasan Soal Kekerasan dan Bullying di Debat Kedua Pilkada Batu

Batu, disinfecting2u.com – Pasangan calon (paslon) Walikota dan Wakil Walikota Batu Nomor Urut 3 Krisdayanti-Kresna Dewanata Prosakh (KriDa) bersaing dengan pasangan calon (paslon) Nomor Urut 1 Nurochman-Heli dan pasangan calon 2 Firhando Gumelar-H. Rudi dalam debat kedua Pilkada Kota Batu, Jumat (8/11) malam. Salah satu isu yang disorot ketiga paslon pada debat kedua adalah pendidikan. Paslon nomor urut 3 Krisdayanti dan Kresna Dewanata banyak menaruh perhatian pada isu anak, mulai dari pendidikan hingga kasus kekerasan.

Krisdayanti mengatakan, sebagai seorang istri dan ibu, ia mengaku bisa memahami permasalahan yang dihadapi masyarakat, khususnya para ibu. Mulai dari kesehatan ibu dan anak, akses terhadap pendidikan serta rasa aman terhadap kekerasan dan pelecehan seksual. Ia ingin Kota Batu tetap mempertahankan statusnya sebagai kota ramah anak dan penyandang disabilitas. kekerasan seperti perundungan “Sebagai istri, ibu, dan caleg asal Kota Batu, para pemimpin merasa bisa menyampaikan pesan terkait apa yang kita temukan di lapangan, baik itu stunting, kasus perundungan di sekolah, dan kekerasan terhadap anak,” ujarnya. Terkait kekerasan terhadap anak dan perempuan, KD mengaku banyak melihat kasus terkait di daerah. Untuk itu, ia bersedia memastikan seluruh anak dan perempuan Kota Batu aman dalam menjalankan aktivitasnya. Ia menyebutkan beberapa langkah dalam program penguatan lembaga bimbingan, seperti pendidikan bagi orang tua siswa, serta bimbingan dan konseling. “Dengan masih adanya kasus-kasus perundungan, tentunya menjadi insentif bagi kami untuk terus memberikan dukungan kepada guru dan orang tua siswa. melalui dukungan dan nasehat yang diberikan,” kata Krisdayanti. kesejahteraan dokter, perawat dan bidan. Seiring kemajuan teknologi kesehatan yang diterapkan di seluruh fasilitas kesehatan. “Kami berusaha meningkatkan pendapatan dokter dan mendapatkan kesempatan menjadi dokter spesialis melalui pendidikan dasar rumah sakit yang lebih mudah,” ujarnya menjadikan Kota Batu sebagai pusat pendidikan terkemuka. . kota “Semua anak di Batu mempunyai kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan, bahkan di luar negeri. Dengan wajib belajar 13 tahun,” tambah Krisdayanti. (gema/jauh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top